Mohon tunggu...
Sarianto Togatorop
Sarianto Togatorop Mohon Tunggu... Guru - Pengajar yang menyukai kebebasan

Seseorang yang tak tahu kalau dia ada

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal "Toxic Parenting" dan Selusin Tandanya

1 Juli 2020   21:16 Diperbarui: 1 Juli 2020   21:20 4316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak yang menjadi korban toxic parenting (sumber: schoolofparenting.id)

Mindful parenting merupakan bentuk pola asuh anak di mana orangtua memberi perhatian penuh pada anak. Interaksi orangtua dan anak tidak hanya terjadi secara fisik, namun juga secara emosional.

Orangtua mendidik anak memberi perhatian sehingga menjadi teladan yang menanamkan perhatian dan akan ditiru oleh anaknya. Orangtua memberi teladan bahwa perlu untuk memperhatikan orang lain selain diri sendiri.

Orangtua yang menuntut perhatian akan menjadi contoh kurang baik, di mana anak akan meniru menuntut perhatian. Anak akan terbiasa mengutamakan kebutuhannya daripada mendahulukan kebutuhan orang lain. Anak akan berusaha untuk diperhatikan, lupa memperhatikan.

#4 Lelucon yang tidak baik

Bercanda tentu menyenangkan. Namun hati-hati menggunakan lelucon. Apalagi menggunakan anak atau orang lain sebagai bahan lelucon. Anak dapat menangkap pesan yang berbeda dari lelucon orangtua.

Anak yang dijadikan bahan lelucon akan merasa sakit hati dan tak jarang akan menolak diri sendiri karena dianggap lelucon oleh orangtuanya. Anak dapat merasa rendah diri dan menganggap dirinya sebagai citra yang buruk.

Menggunakan orang lain sebagai lelucon, anak dapat menganggapnya sebagai bentuk permisi dari dari orangtua untuk memperbolehkan anak mengolok-olok atau menjadikan orang lain sebagai objek lelucon. Hati-hati, anak dapat menjadi seseorang yang kurang empati terhadap orang lain.

#5 Memaksa membenarkan perilaku buruk

Jika anak melakukan kesalahan, terimalah dan ajak untuk melihat kesalahan serta efek yang tidak baik dari perbuatannya. Orangtua perlu menghargai kejujuran anak dalam mengungkapkan kesalahannya. Memuji sikap patriotik anak karena berani mengakui kesalahan dapat menjadi langkah awal membangun anak bersikap jujur.

Seandainya keberanian anak untuk mengakui kesalahan justru direspon orangtua dengan semakin menyalahkan, anak akan terdorong untuk belajar menyembunyikan sesuatu dari orangtua. Ini akan memupuk sikap tidak jujur dalam diri anak.

Saya yakin sebagai orangtua kita tidak membenarkan perilaku buruk anak, namun ada yang tanpa sadar telah memupuk prinsip lebih baik menyembunyikan kebenarana daripada berkata jujur, tanpa disadari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun