Mohon tunggu...
Sarianto Togatorop
Sarianto Togatorop Mohon Tunggu... Guru - Pengajar yang menyukai kebebasan

Seseorang yang tak tahu kalau dia ada

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jebakan di Balik Beli Dua Gratis Satu

30 Juni 2020   04:49 Diperbarui: 30 Juni 2020   11:42 3872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Promosi beli dua gratis satu (sumber: singpromos.com)

Saat menjemput istri pulang kantor, istri saya meminta untuk singgah sebentar di mini market untuk sekedar membeli minyak goreng. Kebetulan minyak goreng di rumah habis. Agar tetap bisa memasak untuk makan malam, maka kami pun singgah di mini market di arah jalan pulang.

Seperti biasa, menghindari kontak dengan orang lain saya hanya menunggu di mobil. Hanya istri yang masuk untuk berbelanja. Setelah selesai berbelanja, istri saya kembali ke mobil. Namun yang saya lihat, belanjaan nya bukan lagi hanya minyak goreng namun 3 buah es krim sudah ikut.

Mengernyitkan dahi, saya berpikir kenapa istri saya membeli es krim, biasanya dia suka nya coklat. Bukan Cuma satu, tapi tiga sekaligus. Tak ingin lama-lama penasaran, saya akhirnya menanyakan kenapa es krim nya sampai tiga.

Sedang ada promosi "beli dua gratis satu". Rencananya mau beli satu saja, tapi mengingat kalau beli dua maka dapat satu gratisan jadinya dia beli dua. Lalu saya menanyakan harganya. Istri saya menyebutkan harga untuk dua es krim, sekian rupiah. Saya malah konsentrasi ke es krim yang jumlahnya sampai tiga. Siapa yang akan menghabiskannya.

Maka, sibuklah istri saya makan es krim sampai dua buah sepanjang perjalanan pulang. Dan untuk es krim ke tiga, tentu saja dia sudah tak sanggup lagi untuk memakannya. Walau ditawarkan kepada saya, namun saya menolak mengingat saya sedang menyetir.

Benarkah jika beli dua maka yang satunya gratisan?

Sambil mengendara dan istri saya sibuk dengan es krimnya saya coba ajak istri saya berpikir. Katakanlah harga dua buah es krim itu Rp14.000,00 dengan asumsi es krim ketiga gratis. Berarti satu buah es krim harganya Rp7.000,00.

Seingat saya harga es krim yang dibeli istri saya bekisar Rp5.000,00 per buah. Berarti jika istri saya beli 3 buah es krim di luar masa promo, harganya menjadi Rp15.000,00. Tampaknya istri saya beruntung Rp1.000,00 karena dapat membeli 3 buh eskrim dengan harga Rp14.000,00.

Mari sejenak kembali ke masa sebelum promo. Dengan menjual 1 buah es krim dengan harga Rp5.000,00 mereka sudah mendapat keuntungan. Katakanlah keuntungannya Rp1.000,00 tiap es krim dengan modal tiap es krim Rp.4.000,00. Berarti untuk 3 buah es krim, mereka mendapat keuntungan Rp3.000,00.

Mari kembali ke masa promo. Mini market menjual 1 es krim dengan harga Rp7.000,00 yang berarti dari setiap pembeli yang membeli es krim 1 buah, mereka mendapat keuntungan sebesar Rp3.000,00. Karena ada promo beli 2 gratis 1, maka untuk 3 buah es krim harganya Rp14.000,00 dengan modal Rp12.000,00. Artinya mereka masih medapatkan keuntungan Rp2.000,00.

Loh, bukannya mini market malah rugi? Coba, pikirkan. Saat belum promo keuntungan mereka dari 3 es krim sebesar Rp3.000,00 sementara saat promo keuntungan mereka malah hanya Rp2.000,00.

Rugi dari mana? Kita dikatakan rugi jika modal kita tidak kembali. Modal mereka masih kembali, hanya keuntungan mereka yang "tampak" berkurang. Sekali lagi, tampak berkurang. Tentu mereka sudah memperhitungkan bagaimana meraih lebih banyak keuntungan.

Memaksa kita membeli dengan jumlah banyak

Saat sebelum promo, kita akan membeli sesuai kebutuhan. Jika butuh 1 ya belinya 1. Jika butuh 2 ya belinya 2. Saat sudah promo, kalau kita beli 1 kita rugi besar, karena dari harga Rp5.000,00 sekarang sudah jadi Rp7.000,00. Kekurangan keuntungan promo ditimpakan kepada yang beli hanya 1 buah. Tentu kita akan merasa rugi membeli hanya satu. Maka tergodalah kita untuk membeli 2.

Kita merasa bangga membeli dua dan mendapat satu gratisan, padahal sebenarnya kita sudah masuk dalam jebakan. Membeli 2 sama artinya dengan membeli 3, sebab harga 3 es krim dikenakan ke harga 2 es krim.

Dengan cara seperti ini, penjualan es krim akan meningkat drastis, sebab orang yang beli 2 es krim sebenarnya membeli 3 es krim. Beli 4 es krim sebenarnya membeli 6 es krim dan seterusnya. Jadi keuntungan mereka tidak berkurang, malah semakin banyak.

Promo seperti ini biasanya berlaku untuk semua cabang mini market yang sama, prinsipnya adalah memaksa pembeli tanpa disadari. Sebab jika beda cabang beda harga, pembeli akan membeli di cabang lain. Dan karena di semua cabang harganya sama, maka pembeli akan merasa itu harga yang wajar.

Jangan mau dirugikan

Jika berhadapan dengan situasi ini kita harus bijak. Jika memungkinkan sebaiknya cari di toko lain. Kemungkinan masih menemukan barang yang sama dengan harga yang lebih murah.

Jangan memaksakan diri membeli melebihi jumlah yang diperlukan karena tergoda promo. Hati-hatilah, kita yang dirugikan. Jangan sampai terpaksa mengkonsumsi berlebihan hanya karena terjebak dalam promo.

Jika barang yang kita beli bukan barang yang teramat mendesak, sebaiknya tunggu sampai masa promosinya habis. Dan jika memang harus, carilah yang lebih murah dan belilah sejumlah yang diperlukan.

Akhirnya, sampailah kami di rumah. Saat mematikan mesin mobil dan menarik rem tangan, saya sadar masih ada satu es krim yang tersisa. Saya tak mau dirugikan, langsung saya makan. Hmmm, enakkkkkk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun