Mohon tunggu...
Sari Agustia
Sari Agustia Mohon Tunggu... Penulis - IRT, Penulis lepas

Tia, pangillan akrabnya, menekuni menulis sejak tahun 2013 sampai sekarang. Sebuah karyanya, novel Love Fate, terbit di Elex Media Komputindo pada tahun 2014. Saat ini aktif menulis bersama beberapa komunitas dan Indscript Creative

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tips Jalan-jalan #dimobilaja Tanggap Pandemi

24 Mei 2021   20:56 Diperbarui: 24 Mei 2021   21:39 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ada untungnya kami sekeluarga ini orang rumahan. Jadi sebenarnya tidak ada banyak paksaan  buat cari hiburan di luar rumah. Kalaupun mau keluar, kami sudah rutinkan untuk setidaknya olahraga di pagi hari sekeluarga. Meskipun ketika sudah sampai hampir setahun, akhirnya yang bungsu pun bertanya, "Kenapa kita enggak pernah nginep di hotel lagi?"

Ada masa meski pertanyaan si bungsu pun mengingatkan betapa ada keinginan bepergian jauh atau staycation, tapi kami belum percaya diri buat berada di lingkungan asing dan banyak didatangi orang. Jadilah kami pun putar otak gimana supaya bisa keluar rumah dengan minim resiko tapi sudah bahagia.

Pilihan akhirnya jatuh pada keliling #didalammobil saja sambil cari jajanan. Saya yang biasanya memilih makanan restoran berdapur olahan, lalu memilih jajanan drive thru restoran cepat saji ternama. Anak-anak kami suruh untuk melepas gadgetnya lalu melihat keluar jendela. Ini justru jadi momen mereka melihat hal lain selain biasa di rumah saja. Si bungsu lagi-lagi yang jadi pusat perhatian karena dengan khusyuk nempel di jendela melihat sekitar.

Suatu waktu, kami ajak juga eyangnya anak-anak buat jalan #didalammobilaja di akhir pekan. Kami sengaja pilihkan jajanan yang jauh dari rumah. Kami memilih jalan ke Jakarta, sebuah kedai gerobak dimsum terkenal di daerah Stasiun Gondangdia. Kalau tidak karena sengaja, pastinya sudah pesan lewat kurir. Namun, karena ini ada niatan memang keliling kota, jadilah disambangi sendiri ke sana.

Kami pergi seperti biasa, tapi jalanan memang lengang nyaris tak lama pun sudah sampai. Lengangnya jalan pun membuat lebih nikmat karena tak perlu lama dalam kemacetan. Kami kembali mampirkan drive thru restoran siap saji yang sama lalu diteruskan ke tempat dimsum. Seru juga makan di mobil, sambil mendengarkan radio dan ngobrol ngalor-ngidul. Satu yang tak kami harapkan adalah mampir turun ke toilet. Untungnya terkabul aman sampai rumah.

Sampai di tempat dimsum, kami juga tak bisa makan di tempat karena hanya berupa gerobak yang mangkal di bawah stasiun. Memang sudah kami prediksi jalanan sepi jadi memungkinkan mobil diam di samping trotoar. Konon, kalau hari kerja dagangan dimsumnya laris dan kami tak mungkin bisa leluasa diam di pinggir jalan. Belanja dimsum beku dan beberapa yang matang untuk dimakan di jalan, kemudian kami kehabisan tujuan lain. Akhirnya pun memilih dari sana pulang, setelah pun membeli beberapa jajanan di gerobak di samping dimsum.

Sejenak keluar rumah dan jalan #dimobilaja memang melegakan. Namun, ada yang perlu diperhatikan juga nih, beberapa hal berikut:

Pertama, harus tersedia tempat sampah. Selepas jajanan habis dimakan pasti meninggalkan sampah kemasannya yang lumayan banyak. Meski pilihan makanan cepat saji tadi relatif minim kotoran berserakan, nyatanya ada saja sampah yang sebaiknya segera diatur dan disiapkan plastiknya untuk dibuang sehingga tidak berceceran. Saat ini juga jadi momen edukasi kami pada anak-anak untuk bisa telaten dengan sampah, apalagi jangan sampai dibuang keluar jendela.

Kedua, air minum kemasan dari restoran adalah salah satu yang bisa jadi masalah jika diminum di mobil. Kalau tidak tumpah saat meminumnya, bisa juga tumpah karena salah menaruhnya. Untungnya di mobil kami banyak terdapat wadah tempat menaruh gelas di samping mobil. Namun, tetap saja ada tumpahan di beberapa tempat. Inilah mengapa saya lebih memilih minuman dengan kemasan tertutup dibandingkan gelas saji kertas. Kemasan minuman kaleng atau dus pun bisa disimpan lebih leluasa jika tidak diminum saat itu juga. Sebagai gantinya, saya bawakan banyak air mineral dengan botol minum anak dari rumah.

Terakhir, menyediakan tisu basah dan kering secukupnya untuk membersihkan tangan. Masih erat hubungannya dengan pemilihan jajanan. Tentunya saya tidak memilih jajanan basah atau bersaus supaya aman dari tumpahan. Dimsum yang kami beli pun tidak dibuka sausnya. Cukup nikmat juga kok, keringan saja.

Namanya juga jalan-jalan darurat, maka harus ada kompromi dan antisipasi. Kuncinya, kita buat santai saja. Kalau ada kotoran, bersihkan. Kalau ada tumpahan, lapisi dengan plastik. Kalau enggak mau sulit, diam saja kembali di rumah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun