Mohon tunggu...
Sari Musdar
Sari Musdar Mohon Tunggu... -

Penulis buku travel dan novel best seller 'Cinderella In Paris. Praktisi Manajemen SDM yang juga Trainer Google Certified untuk Digital Marketing. Saat ini Training Specialist di Market Place untuk pariwisata Motto : Melalui teknologi memberikan dampak bagi komunitas dengan pemberdayaan. about.me/sarimusdar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Asap & Film Julia Roberts "Erin Brockovich"

22 Oktober 2015   21:52 Diperbarui: 22 Oktober 2015   23:41 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa hari ini saya menyimak status di lini masa facebook yang berkaitan dengan asap. Ada yang mengeluh tentang anak-anak mereka yang tidak bisa sekolah, ada yang posting status marah dan frustasi serta menyalahkan Presiden karena bekerja lamban, ada yang mengajak memberikan sumbangan untuk membeli masker atau tabung oksigen, ada yang menyematkan link berita yang mencoba memberikan fakta yang ada dari BNPB.

Herannya tidak ada yang mengekspresikan kemarahan kepada bupati atau gubernur yang daerahnya mengalami pembakaran/ kebakaran lahan hutan, karena Bupati dan Gubernurlah yang memberikan ijin konsesi pembukaan lahan hutan untuk perkebunan kelapa sawit. Tidak ada pula yang memaki-maki anggota DPRD Riau misalnya, yang malah memilih pergi ke Jerman, London dan Madrid untuk studi banding di saat rakyat yang diwakili sedang menderita paru-parunya karena kabut asap. Adakah yang tahu Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 15 tahun 2010 memberikan wewenang dan hak kepada pemerintahan daerah hingga tingkat RT untuk melakukan pembakaran lahan?

Kabut asap tahun ini memang sangat terasa lebih parah dari tahun sebelumnya, karena musim kemarau yang panjang dan el nino dan menjadi lebih ramai karena ada media sosial. Menurut GreenPeace kabut asap sudah terjadi selama tujuh belas tahun. T U J U H B E L A S T A H UN! Mengapa masalah ini tidak terselesaikan? Bukankah harusnya kita, pemerintah, DPRD, polisi, jaksa, pengacara, LSM dan masyarakat saling bekerja sama untuk mendapatkan solusi yang terbaik? Mengapa tidak ada sanksi dan tindakan hukum yang tegas kepada orang dan Perusahaan yang terbukti membakar lahan tanah gambut? Justru pembakaran lahan hutan makin parah dan mengarah ke Sulawesi dan Papua.

Lalu saya teringat pada film bagus di tahun 2002 “Erin Brockovich” yang diperankan sangat bagus oleh Julia Roberts, hingga mbak Julia berhasil menggondol Piala Oscar. Film ini diberi judul tokoh utamanya Erin Brockovich, diambil dari kisah hidup seorang orangtua tunggal yang semula hanyalah ibu rumah tangga yang menganggur lalu berhasil memenangkan kasus lingkungan hidup terhadap perusahan besar di California.

Erin yang tidak punya pendidikan dan pengalaman di bidang hukum dengan selera berpakaian yang kurang profesional, sempat dipandang sebelah mata saat pertama bekerja di Kantor Pengacara . Tapi suatu hari tanpa sengaja dia menemukan berkas perkara yang akan mengubah hidupnya. Erin mau belajar dan bekerja keras mengumpulkan bukti dan melakukan penyelidikan.

Penyelidikan Erin terhadap kasus pencemaran yang dibantu pengacaranya akhirnya membawa firma hukumnya melakukan salah satu gugatan hukum class action terbesar dalam sejarah hukum Amerika Serikat yang ditujukan kepada perusahaan raksasa “Pacific Gas & Electric Company” yang bernilai miliyaran dollar.

Mungkin kita memerlukan seorang Ibu Indonesia cerdas, yang karena cintanya terlalu besar pada anak,  kemanusiaan dan membela kebenaran (amal ma'ruf nahi mungkar), menyalurkan kemarahannya secara positif dengan bekerja keras melawan perusahaan besar, bukan hanya mengomel apalagi menghujat seseorang di media sosial, seperti seorang seleb Facebook "J" yang sering memfitnah an memanfaatkan isu kabut asap ini dengan membuat film yang menyudutkan presiden.

Salah satu ibu yang berani dan kuat adalah Mama Yosepha di Papua.

 

Kalau memang tidak bisa melakukan solusi, lebih baik menyumbang untuk pengadaan tabung oksigen. Kalau pun tidak punya apa – apa untuk disumbangkan, masih bisa berdoa memohon Tuhan memberikan hujan.

 Apa kita mau begini terus setiap tahun?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun