Mohon tunggu...
Sarah Finka Simangunsong
Sarah Finka Simangunsong Mohon Tunggu... Mahasiswa - Political Science Student of UPN Veteran Jakarta

Most millionaires get a B or C on campus. They build wealth not of IQ alone, but creativity and common sense.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Esai Kritis Pro dan Kontra Elit Politik dalam Revisi UU No. 7 Tahun 2017

31 Mei 2021   11:55 Diperbarui: 31 Mei 2021   12:04 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Yang menjadi pertanyaan kita semua adalah mengapa suara elit politik di atas pecah. Sebenarnya apa kepentingan mereka sehingga mereka memperdebatkan revisi UU Pemilu, karena saya sebagai mahasiswa dan sekaligus masyarakat bisa menilai bahwa UU pemilu masih bermasalah. Namun, pada kenyataanya bahkan RUU Pemilu malah ditarik dari Prolegnas 2021. Untuk mengetahui hal tersebut, teori pilihan rasional (Rational Choice Theory) dapat menjadi salah satu pendekatan yang tepat untuk mengkaji perdebatan para elit politik dalam revisi UU Pemilu.

 

Teori pilihan rasional Anthony Downs menjelaskan bahwa si pemilih rasional hanya menuruti kepentingannya saja atau  lebih mendahulukan kepentingan pribadi diatas kepentingan orang lain. [4]Asumsi dasar dalam teori ini adalah perilaku sosial disebabkan oleh perilaku seseorang yang membuat keputusannya sendiri sehingga teori ini difokuskan pada penentu pilihan individu. Pelaku pilihan rasional seperti birokrat, politisi, dan masyarakat pemilih, pada dasarnya egois dan melakukan berbagai cara dan mencari cara yang efisien untuk mencapai tujuannya masing-masing. Jadi optimalisasi dan efisiensi adalah inti dari teori pilihan rasional.

 

(Buchanan dan Tullock , 1962) juga menjelaskan dua asumsi kunci dari teori pilihan rasional yaitu sebagai berikut :

 

  • Individu pada umumnya lebih tertarik untuk memaksimalkan kegunaan atau utilitas, artinya adalah prefrensi individu mengarah kepada pilihan yang dapat meminimalisasi biaya (cost) dan memaksimalkan keuntungan (profit).
  • Hanya individu itu yang membuat keputusan, jadi bukan hasil keputusan kolektif. Hal ini biasa disebut dengan metodologis individualisme dan individu menganggap bahwa keputusan kolektif merupakan kumpulan dari pilihan individu.

 

Setelah memahami konsep dari Teori Pilihan Rasional yang intinya adalah setiap individu membuat keputusannya sendiri dan cenderung egois dengan berusaha agar kepentingannya bisa tercapai serta mengutamakan keuntungan. Teori ini bisa disangkutpautkan dengan perdebatan dalam revisi UU No. 7 Tahun 2017 dimana tiap elit politik dalam suatu partai mempunyai kepentingannya masing-masing dan berusaha melalukan segala hal demi mencapai tujuannya. Oleh karena itu, saya akan menelaah kepentingan-kepentingan dari para elit politik.

 

Pro Terhadap Revisi UU Pemilu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun