Pada akhir bulan Agustus 2021, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyelenggarakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) gelombang dua dengan tema KKN Tematik Literasi dan Rekognisi MBKM dengan jangka waktu pelaksanaan selama satu bulan.  Salah satu latar belakang UPI mengambil tema tersebut karena berdasarkan hasil survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019 menyebutkan bahwa tingkat literasi di Indonesia masih dalam tingkat yang rendah yaitu menempati rangking ke 62 dari 70 negara yang artinya Indonesia berada di posisi 10 negara terbawah dari total 70 negara tersebut (Kemendagri, 2021). Maka dari itu Indonesia berusaha untuk bisa meningkatkan tingkat literasi melalui program - program yang salah satunya yaitu Tantangan Membaca Bandung Barat atau yang biasa disingkat dengan TMBB.
     Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru dan sekaligus pembimbing dari program Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB) di SMPN 3 Ngamprah yaitu Ibu Citra Roska Awaliyah, M.Pd. mengatakan bahwa TMBB sampai tahun 2021, telah memasuki tahun ke-4 dan merupakan suatu program yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat dengan maksud untuk memberikan kesempatan dan memfasilitasi siswa - siswi di Bandung Barat yaitu pada jenjang pendidikan SD dan SMP untuk menggiatkan literasi dalam hal kemampuan untuk membaca, mereview agar kemampuan literasi di Bandung Barat bisa semakin merata.
     Adapun latar belakang diadakannya TMBB yaitu berawal dari adanya kegiatan  WJLRC (West Java Leader's Reading Challenge) yang berada pada tingkat provinsi tahun 2017. WJLRC merupakan sebuah kegiatan tantangan yang di berikan oleh Bapak Aher kepada seluruh SD, SMP, dan SMA untuk mengikuti Challenge membaca, mereview, lalu mempresentasikan sekian buku dalam setiap bulannya. WJLRC dikatakan telah berhasil karena selain memperoleh apresiasi dari Pemerintah Provinsi, juga memperoleh apresiasi dari luar negeri. Dari situ muncul beberapa guru perintis dari masing - masing kabupaten. Dari kegiatan WJLRC tersebut, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat memperoleh inspirasi untuk membuat program Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB) yang awalnya hanya ada tiga sekolah yang dapat mengikutinya yaitu SMPN 1 Padalarang, SMPN 3 Padalarang, dan SMPN 3 Ngamprah. Tak disangka, ternyata apresiasi tidak hanya di peroleh dari berbagai kabupaten tetapi mendapatkan penghargaan dari Australia. Bahkan satu dari tiga orang se-Jawa Barat merupakan siswa SMPN 3 Ngamprah yang mendapatkan medali Australia. Pada awalnya, pesertanya berasal dari mereka yang telah menjadi peserta WJLRC, mereka juga dinamakan sebagai pembimbing pionir.
     Seiring berjalannya waktu TMBB memasuki tahun ke-4 pada tahun 2021, TMBB memiliki periode masing-masing.. Misalnya di tahun 2018, selama tujuh bulan siswa ditantang untuk menyelesaikan TMBB. Beberapa kegiatan yang harus dilakukan diantaranya yaitu membaca dan mereview, hal tersebut dimaksudkan agar siswa tidak hanya sekedar membaca saja, namun setelah membaca siswa bisa memahami isinya seperti apa, menuliskan kembali apa yang sudah dibaca, dan siswa dapat mempresentasikan isi dari cerita yang ia baca. Dari tahun ke tahun terus berlangsung, termasuk di tahun 2020 pada saat pandemi, SMPN 3 Ngamprah justru menjadi salah satu dari 8 SMP se- Kabupaten Bandung Barat yang memperoleh predikat Sekolah Inspiratif karena telah lulus challenge dalam TMBB.
     Sejak munculnya TMBB di SMPN 3 Ngamprah, banyak sekali siswa yang antusias. Bahkan total siswa yang mendaftar pernah mencapai 200 orang. Namun karena jumlah peserta dibatasi, maka hanya ada 40 siswa dan 8 guru pembimbing sehingga dari 200 siswa tersebut diseleksi untuk melihat siapa yang rajin dan layak untuk mengikuti TMBB. Adapun proses seleksi pada saat pandemi adalah siswa dikumpulkan, diberi arahan, dan ditantang misalnya selama 2 minggu dapat membaca buku, mereview, dan mempresentasikan seberapa banyak.
     Setiap periodenya TMBB berlangsung selama 12 bulan, pembagiannya yaitu 2 bulan pertama merupakan masa perencanaan program, 1 bulan persiapan, 7 bulan tantangan, dan 2 bulan evaluasi sekaligus mengumumkan juara -- juara TMBB. Namun, pada tahun 2020 karena masa pandemi tantangan berlangsung selama kurang lebih 4 bulan saja. Selain itu sejak masa pandemi, bahan bacaan boleh diperoleh dari e-book, whatpad, dan lain sebagainya. Setiap bulannya guru pembimbing melakukan perekapan,contohnya pada saat ini dimulai pada pertengahan September hingga awal November, para siswa diharuskan mereview sebanyak minimal 3 buku sehingga jika lebih banyak maka lebih baik. Selain itu, pada setiap bulannya juga, guru pembimbing memiliki kewajiban untuk melaporkan ke dalam bentuk MS Word, MS Excel, dan foto. Lalu setelah 7 bulan program berjalan, dilakukan perekapan siswa, dimana jika semuanya lulus baik itu siswa dan guru, maka sekolah akan memperoleh predikat Sekolah Inspiratif.
     Dalam pelaksanaan program TMBB, khususnya pada masa pandemi terdapat beberapa kendala. Salah satunya yaitu faktor dukungan dari orang tua siswa. Misalnya ada yang karena faktor ekonomi sehingga sulit untuk mengkases internet. Namun kabar baiknya, para siswa terpilih yang mengikuti TMBB di SMPN 3 Ngamprah mendapatkan dukungan dan fasilitas dari orang tuanya.  Bahkan sampai saat ini, program TMBB di SMPN 3 Ngamprah telah memperoleh banyak prestasi diantaranya yaitu mendapatkan The Best Essay dari Australia Leadership, The Best Essay Indonesian Australia Leadership dimana penghargaan tersebut merupakan kerja sama antara Australia dengan Indonesia dan yang mendapatkan penghargaan tersebut hanya ada 3 se- Jawa Barat yaitu dari Subang, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Bandung.
     Kesimpulannya, dari tahun 2017 sampai dengan sekarang siswa -- siswa yang mengikuti program TMBB di SMPN 3 Ngamprah merupakan siswa "diatas rata-rata". Terbukti dengan sekitar 90% siswa yang mengikuti TMBB adalah siswa yang berperingkat atau siswa yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, berliterasi yang baik, dan memiliki etika yang baik. Serta bisa dikatakan sebesar 95% dari mereka adalah siswa -- siswi yang berprestasi. Selain itu, dengan dibiasakan membaca, siswa literat itu akan  dapat meningkatkan berbagai kemampuan terutama kemampuan dalam memahami materi pembelajaran, berkomunikasi, berpresentasi, dan percaya diri.
Referensi
Kemendagri, P. (2021, Maret 23). Tingkat Literasi Indonesia di Dunia Rendah, Ranking 62 Dari 70 Negara. Retrieved September 11, 2021, from https://perpustakaan.kemendagri.go.id/?p=4661
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI