Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Money

Biarkan Singa Terbang Bebas

21 November 2011   05:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:24 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Teringat jaman dulu saat tender simbol pesawat Garuda dimenangkan oleh perusahaan Amerika.  Sebagai orang awam di bidang seni, saya berpendapat memang bagus banget simbol dan komposisi warnanya.  Lambang dari maskapai Garuda Indonesia itu yang sampai sekarang kita lihat.  Waktu itu yang cukup ramai protes adalah para seniman dan designer asli Indonesia.  Cukup mahal harga royality, hampir semua yang dibuat menggunakan logo itu pasti harus membayar sejumlah uang ke perusahaan Amerika itu. Berita hangat dan pantas kita perhatikan adalah kontrak pembelian pesawat Boing dari maskapai Lion Air.  Jumlah pesawat yang dipesan tidak tanggung-tanggung yaitu sebanyak  408  pesawat.  Nilai transaksi ini merupakan jumlah terbesar dari sejarah Boing.  Oleh karena itu Presiden Obama sendiri menyempatkan menyaksikan tanda tangan kontrak ini di Nusa Dua Bali tanggal 18 November 2011. Sebelumnya Lion Air pernah memesan sejumlah total 178 Pesawat,  informasi ini diberitakan tanggal 19 Pebruari  2008 ( 3 tahun silam).  Saat itu nilai transaksi sebesar 4,4 milliar USD ( waktu itu pihak Lion yang tanda tangan adalah Rusi Kirana).  Tanda tangan kerjasama tahun 2008 di Singapore ini juga dihadiri Mentri Perhubungan waktu itu, Jusman Safeii Djamal. Di Bali kemarin, pihak Lion Air yang diwakili Edward mengatakan menambah 238 pesawat sehingga total semua yang dipesan 408 pesawat.  Nilai transaksi 230 pesawat ini sebesar 21.7 milira USD atau sekitar Rp 195 triliun, yang merupakan pesanan terbesar dalam produsen pesawat Boing. Tentunya banyak pro dan kontra terhadap keputusan Lion Air.  Mengapa bukan Garuda ?  Jawabnya cukup jelas yaitu Garuda Indonesia sebagai salah satu BUMN prosedurnya sangat berbelit-belit dan melibatkan birokrasi yang mungkin akan banyak memakan biaya dan waktu.  Yang kontra juga banyak berpendapat tentang kemungkinan ruginya Lion dan tidak bisa mengembalikan pinjaman dengan alasan pinjam dollar tetapi pemasukan rupiah. Kekawatiran boleh saja tetapi jangan berlebihan menurut saya, dan jangan berprangka buruk dulu terhadap Amerika.  Lion Air akan mendapat pinjaman dari Bangk milik Amerika yaitu Bank Export Import, untuk yang kawatir hendaknya jangan menyimpan tabungan di situ, pindahlah ke tempat lain jika kawatir. Saya sendiri berharap Lion Air akan bisa terbang ke semua daerah di Indonesia, dan juga penghubung antara Indonesia dan negara  tetangga.  Saya agak "sedih" juga ada penerbangan dari Singapore ke Bali/Denpasar,  penerbangan bukan dari Singapore AirLine atau Garuda, akan tetapi dari Air Asia. Route itu diambil negara ketiga, semoga nanti Lion Air bisa menggantikannya. Bulan juli 2011 kemarin saya sempat naik Air Asia dari Kuala Lumpur ke Bandung, cukup banyak orang malaysia langsung terbang dari KL ke Bandung.  Ada tiga penerbangan dari KL ke Bandung, akan tetapi tidak ada satupun maskapai dar Indonesia. Semoga Lion Air nanti bisa mengambil salah satu atau salah dua penerbangannya. Awal dari suatu usaha memang berat dan penuh resiko, tetapi lebih baik dari pada tidak mulai suatu langkah baru.  Langkah Lion Air cukup bagus,  sebuah antsipasi yang juga sesuai pendapat dari Sofyan Wanandi : " Saat ini pusat perhatian dunia tengah tertuju pada Asia. Diprediksi, dalam waktu tidak lama lagi, Asia bakal menjadi sentra kekuatan perekonomian, yang mengatur jalannya ekonomi di jagad raya ini.  Asia akan menjadi rasa masa depan. Kondisi ini harus dimanfaatkan secara maksimum oleh Indonesia. Otomatis, setelah China dan India, para pelaku bisnis dunia akan melirik ASEAN, dan kita harus lebih atraktif" ( disampaikan kepada Tribunnews.com, Jumat 18/11/2011 , di restoran Portraits, Hotel Westin, Nusa Dua, Bali. Biarkan Lion Air terbang di seluruh Indonesia untuk penghubung antar pulau. "Biarkan Singa itu Terbang Bebas", semoga Lion Air bisa mencapai tujuannya. Untuk 230 pesawat yang baru saja disepakati pemesanannya di Bali ini, rencananya akan dikirim mulai 2017 hingga 2025. Kita tunggu 6 tahun lagi, semoga saya masih diperkenankan hidup dan melihat "Singa Terbang"  bersama Burung Garuda. Salam menuju Indonesia maju [caption id="attachment_150547" align="aligncenter" width="400" caption="Lion Air "][/caption] Gambar dari http://tourworldinfo.blogspot.com/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun