Di Tengah Nyeri, Ada Kerinduan yang Lembut
Setiap perempuan pasti punya momen saat tubuh terasa sangat sensitif---emosi naik turun, perasaan jadi lembut luar biasa, dan pikiran pun melayang ke banyak hal. Salah satunya, keinginan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata ingin punya dede bayi dari orang yang paling kita sayang. Ini bukan tentang hawa nafsu semata. Ini tentang kerinduan untuk mencintai dan dicintai dalam bentuk yang paling suci. Tentang membayangkan ada makhluk kecil yang jadi bukti cinta. Tentang ingin memeluk, menyusui, menimang, dan membesarkan bayi yang lahir dari cinta yang tidak main-main.
Saat Hati Lelah, Keinginan Itu Datang Diam-Diam
Perempuan saat haid sering merasa lebih rapuh. Bukan lemah, tapi lebih peka. Hal-hal kecil jadi menyentuh. Ingatan tentang pasangan terasa lebih dalam. Dan dari situlah muncul kerinduan bukan hanya ingin dipeluk, tapi ingin punya kehidupan baru dari cinta itu. Mungkin kamu pernah duduk diam, memegang perut yang sakit sambil berpikir, "Andai sekarang aku sedang hamilm" atau "Kapan ya bisa punya dede bayi dari dia?" Pikiran itu muncul bukan karena kamu tergesa-gesa, tapi karena cinta yang kamu rasakan begitu dalam. Kamu ingin ada yang tumbuh dari hubungan itu yang bukan hanya bersandar pada rasa, tapi juga bukti.
Kamu ingin melihat wajah dia dalam versi mungil.
Kamu ingin memeluk sesuatu yang datang dari cinta kalian.
Kamu ingin memanggil dia bukan hanya sebagai pasangan, tapi sebagai ayah.
Cinta yang Matang, Ingin Mewujud dalam Kehidupan Baru
Perasaan ini wajar, dan sangat manusiawi. Perempuan memang diciptakan dengan naluri untuk merawat, mencintai, dan membesarkan. Dan ketika kamu mencintai seseorang dengan tulus, akan ada keinginan untuk membangun masa depan dengannya---bukan hanya tinggal bersama, tapi juga tumbuh bersama. Bukan semua orang akan paham. Kadang kamu menyimpannya sendiri, karena takut dikira terlalu cepat, terlalu halu, atau terlalu cengeng. Tapi hati tahu rasanya. Rindu yang datang diam-diam, hanya muncul ketika kamu sedang paling jujur pada dirimu sendiri.
Ketika haid datang dan kamu sadar tubuhmu bekerja, rahimmu aktif, hatimu sensitif---itulah saat-saat kamu merasa "Aku ingin jadi ibu dari anaknya."
Menjadi Ibu dari Cinta yang Tepat
Namun, keinginan ini tidak boleh diburu-buru. Kamu tahu, punya dede bayi bukan hanya soal rindu, tapi kesiapan. Bukan hanya tentang cinta, tapi tentang komitmen. Kamu ingin bayi itu lahir dari cinta yang sehat, dari ikatan yang halal, dan dari hati yang saling menjaga.
Maka biarkan rasa ini menjadi pengingat, bukan tekanan. Biarkan ia menjadi penguat dalam doa, bukan sumber air mata. Jadikan rasa ini sebagai alasan untuk terus menjadi perempuan yang lebih siap, lebih kuat, dan lebih baik. Karena kamu ingin menjadi ibu dari anak seseorang yang kamu cintai---kamu pun ingin dia menjadi ayah yang bertanggung jawab dan penuh kasih. Dan semua itu dimulai dari hubungan yang tumbuh dengan sabar, bukan terburu-buru.
Rasa Itu Tak Salah, Tapi Perlu Dijaga
Jangan merasa aneh jika saat haid kamu merasa ingin punya anak dari orang yang kamu cintai. Itu bukan salah. Itu bukan aib. Itu adalah bentuk paling lembut dari kerinduan untuk membangun kehidupan yang utuh. Tapi ingat  rasa itu butuh dijaga. Jangan sampai kerinduan membuatmu terburu-buru. Jangan sampai cinta membuatmu kehilangan akal. Justru karena kamu sangat ingin, kamu harus sangat hati-hati. Agar ketika waktunya tiba, semua itu terjadi dengan cara yang paling indah dan halal.
Percayalah, Allah menciptakan rasa ini bukan untuk disesali. Tapi untuk dijaga dan disalurkan dengan cara yang benar. Dan saat waktunya datang---ketika kamu mengandung, melahirkan, dan memeluk dede bayi yang kamu doakan---kamu akan tahu, semua rasa sabar itu sangat layak untuk dijalani.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI