Mohon tunggu...
Santi Titik Lestari
Santi Titik Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Mari menulis!!

Menulis untuk mengawetkan ide dan berbagi ....

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Inisiatif Membuat Hidupmu Berguna

14 Desember 2019   11:25 Diperbarui: 15 Desember 2019   02:00 1896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tingkatkan inisiatif! (www.freepik.com)

Di dunia ini, banyak sekali orang pintar dan punya banyak keterampilan. Namun, belum tentu mereka berdampak atau membawa pengaruh bagi lingkungan. Mengapa bisa demikian? Kepandaian dan keterampilan tidaklah mutlak membuat seseorang menjadi berguna dan berdampak bagi sesama atau lingkungan. Kecuali jika kepandaian dan keterampilan itu diimbangi dengan adanya inisiatif untuk merealisasikan dan mengembangkannya.

Apa itu inisiatif?
Inisiatif sudah menjadi bahasan umum dalam kehidupan kita sehari-hari, baik di rumah, lingkungan masyarakat, maupun tempat kerja. Meski begitu, sudahkah kita benar-benar menganggap penting inisiatif ada dalam diri kita? Apakah kita hanya puas dengan intelektual yang tinggi dan keterampilan yang beranekaragam yang sudah kita dapatkan?

Sekali lagi ingat, bahwa intelektual dan keterampilan kita bisa saja akan menjadi sia-sia belaka jika kita tidak memiliki inisiatif untuk memanfaatkannya. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "inisiatif" berarti prakarsa. Yang dalam arti luas berdasar keluarga katanya bisa mencakup memelopori, mengusahakan, dan mengikhtiarkan.

Apa pentingnya inisiatif?
Dalam segala aspek kehidupan ini, setiap orang pasti menginginkan semuanya terpenuhi dengan baik. Jika kita ingin semua terpenuhi dengan baik, meski belum tentu semuanya akan ideal seperti itu, kita harus mau mengusahakannya. Nah, dalam mengusahakan inilah, kita memerlukan inisiatif. Kalau tidak ada inisiatif, apa yang mau dilakukan?

Sekalipun melakukan sesuatu, itu pasti tidak ada perkembangan yang signifikan. Hanya sekadar melakukan sebatas apa yang selama ini sudah sering dilakukan, dengan cara yang sama -- tanpa ada pengembangan, terobosan, cara kerja dan berpikir yang baru, apalagi evaluasi. 

Inisiatif sangat penting bagi kita dalam kaitannya dengan kehidupan keluarga, pekerjaan, relasi dengan orang lain, karier, kerohanian, hiburan, dan sebagainya.

Sebagai contoh dalam kaitannya dengan pekerjaan. Jika dalam suatu perusahaan ada banyak karyawan yang sulit untuk berinisiatif, tentu perusahaan tidak akan berkembang. 

Perusahaan yang diisi dengan karyawan yang sulit berinisiatif, pasti akan terasa monoton, tidak ada inovasi, dan karyawan pun bekerja serasa robot ... melakukan hal yang sama, dengan cara yang sama, dan tentunya hasilnya sama.

Sekalipun inisiatif tidak melulu dikaitkan dengan pekerjaan secara langsung, tetapi jika karyawan memiliki banyak inisiatif, tetap akan ada bedanya. 

Dengan inisiatif, karyawan bisa membangun relasi antar karyawan dengan lebih akrab, "segar", dan kreatif dalam memunculkan ide-ide untuk meningkatkan kebersamaan di antara mereka.

Jika relasi antar karyawan ini terbangun dan terbina dengan baik dan solid, tentunya akan berdampak kepada produktivitas mereka dalam bekerja. Jika bekerja dengan hati yang senang dan selalu segar, pasti pekerjaan pun hasilnya juga akan baik, bahkan mengalami peningkatan.

Bagaimana memulai untuk berinisiatif?

1. Mengenali bagian kita dan ambil prioritas
Mulailah dengan hal-hal yang kecil terlebih dahulu. Jangan langsung muluk-muluk dan berharap hasil yang langsung besar. Biasanya, hal ini malah membuat kita cenderung tidak jadi melakukannya karena tidak langsung melihat hasilnya. Dalam pekerjaan misalnya, kita bisa memulainya dengan melihat daftar pekerjaan kita.

Bagilah jenis-jenis pekerjaan itu menjadi dua bagian, misal: tugas besar dan tugas kecil. Lalu, kerjakanlah tugas-tugas kecil itu dengan sungguh-sungguh. Mengapa memilih tugas yang kecil? Biasanya, tugas yang kecil membutuhkan waktu tidak terlalu lama untuk bisa menyelesaikannya.

Jika dalam bagian ini, kita bisa menuntaskan dan melihat hasilnya, itu akan membuat kita menjadi lebih bergairah untuk melanjutkan tugas-tugas berikutnya.

Inisiatif dalam cara kita melihat pekerjaan dan memutuskan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu bisa menjadi langkah awal yang baik untuk membudayakan berinisiatif dalam melihat setiap permasalahan. Namun ingat ya, bukan berarti semua tugas besar akan kita kerjakan belakangan. Kita tetap harus bijaksana dalam melihat konteksnya.

2. Percayalah pada kemampuan Anda dan berpikir positif
Mengembangkan diri memang sulit, apalagi musuh utama kita adalah diri sendiri. Setiap orang yang ingin memulai belajar berinisiatif selalu memiliki tantangan, terutama muncul dari pikiran diri sendiri yang mendiskreditkan "apa kamu bisa?", "biasanya kamu begini-begini saja dan semua tetap baik", "ngapain repot-repot dan berpikir susah-susah, lakukan seperti biasanya, toh tidak apa-apa", "apa pandangan orang lain coba melihat kamu begini?" dan banyak lagi suara yang muncul dari dalam diri sendiri yang membuat seseorang biasanya menjadi ragu untuk maju.

Percayalah bahwa Anda punya kemampuan! Niat untuk berubah ke arah yang lebih baik memang tidak mudah, ada tantangan, bahkan kita mesti berkorban. Namun, lakukan dengan kesungguhan hati. Belajarlah percaya bahwa Anda bisa melatih kepedulian Anda terhadap hal-hal di sekitar dan mengambil inisiatif untuk melakukan sesuatu di sana.

Yakinlah bahwa apa yang Anda kerjakan dengan sungguh-sungguh dan memikirkannya dengan mendalam, pasti akan memunculkan ide-ide baru untuk pengembangannya. 

Yakinlah ketika relasi dalam keluarga Anda tidak berjalan baik dan jarang ada komunikasi yang akrab, tetapi jika Anda memulainya untuk menyapa, mengajak ngobrol, membantu mereka, pasti perubahan baik akan ada di sana. Yang terpenting sekarang adalah ambillah tindakan sekarang juga.

3. Jangan menyerah pada kesulitan
Tidak ada orang di dunia ini yang tidak pernah mengalami kesulitan. Karena itu, jangan takut pada kesulitan. Jika Anda menemui kesulitan, belajarlah untuk mengatasinya. Semakin kita tidak takut pada kesulitan dan mau belajar mengatasinya, kita akan menjadi terbiasa dengan kesulitan itu sendiri. 

Kesulitan yang mampu diatasi, biasanya akan memunculkan ide-ide, pengalaman baru, dan pencapaian yang bisa membuat kita makin antusias, kreatif, berinisiatif, dan yang lebih penting menjadikan hidup kita berguna.

4. Milikilah waktu untuk mengevaluasi
Berinisiatif tidak melulu berurusan dengan penyelesaian masalah atau pengajuan ide. Berinisiatif dalam melihat dan mengevaluasi semua hasil kerja kita juga menjadi hal yang sangat baik. Namun, sering kali, kita sulit untuk bisa mengevaluasi karena tidak menyediakan waktu khusus untuknya. Nah, mulai sekarang, luangkan waktu untuk melakukannya.

Kita bisa mengevaluasi hidup kita, pekerjaan, pencapaian, dan hal-hal lain. Dengan mengevaluasi, kita tidak hanya akan menemukan sesuatu yang sudah baik atau belum baik, melainkan pikiran dan kemampuan berinisiatif kita akan dilatih untuk berkembang -- memikirkan sesuatu dalam gambaran yang lebih besar.

Inisiatif tidak bisa ditunggu, tetapi harus kita ciptakan dalam berbagai kesempatan. Inisiatif yang baik dan dilakukan pada waktu dan konteks yang tepat, pasti akan berdampak dan berpengaruh besar. 

Mari kita budayakan berinisiatif yang baik untuk memberi nilai-nilai, pengaruh, dan teladan yang baik bagi generasi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun