Tak sedikit orang melihat persaingan diantara keduanya nampak tidak sehat karena kedua brand ternama acapkali saling sindir prihal produknya masing-masing. Anda tentu ingat ketika Samsung menyindir iPhone 12 karena dijual tanpa disertai charger dan earphone dalam kotak pembelian.
Faktanya, apa yang sekarang terjadi? Ya, Samsung mengikuti jejak Apple yang pada akhirnya menjual produk smartphone flagship-nya tanpa charger dan earphones.
Lantas pertanyaannya sederhana, bagi Anda calon konsumen apakah terpengaruhi dengan intrik yang terjadi antara Samsung dan Apple?
Apakah seketika Anda tahu bahwa kedua brand tidak menyertakan charger dan earphone dalam kotak pembelian lalu Anda beralih ke merk lain?
Faktanya, Penulis persilahkan lihat laporan tahunan penjualan kedua brand tersebut. Kalau Anda penasaran, coba hampiri gerai-gerai resmi yang menjual brand tersebut apakah mengalami penurunan dikarenakannya.
Dan terakhir Penulis minta coba Anda renungkan baik-baik dan mendalam, mengapa Samsung menabuh genderang perang dengan Apple dan bukan kepada brand lain?
Jadi pada intinya apa kesimpulan yang kita dapati sekarang ini? Bahwasanya orang-orang marketing adalah individu yang smart dimana mereka mampu mengelabui calon konsumen. Hehehe. Bukan begitu, Penulis sekadar becanda saja.
Jadi kesimpulannya dalam ranah usaha bentuk apapun, pada hakikatnya kompetisi antar brand atau merk dalam situasi kondisi apapun itu memang sengaja diciptakan, dengan harapan agar tujuan tercapai. Semakin besar friksi yang berdampak kepada konsumen maka semakin besar peluang pasar yang dapat diraih.
Di lain pihak, kompetisi memang memiliki konsekuensi tetapi dibalik itu kompetisi juga dapat mendorong maupun menimbulkan bentuk positif yang lain baik itu motivasi, inovasi, meningkatkan produktivitas, dan sebagainya guna kebaikan brand.
Semoga apa yang Penulis utarakan dapat bermanfaat. Demikian artikel Penulis, Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.