Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jangan Ngawur, Tidak Ada Istilah Lockdown!

30 Maret 2020   07:03 Diperbarui: 30 Maret 2020   07:06 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Karantina wilayah (Okezone)

Pertama-tama entah apa yang ada dibenak Anda-anda pikir yang kerap kali mengutarakan lockdown sebagai solusi ampuh untuk menekan wabah Coronavirus. Benar bahwasanya ada negara-negara yang telah menerapkannya dan berhasil, akan tetapi ada pula negara-negara yang ikut-ikutan mengaplikasikannya dan malah menimbulkan chaos di masyarakat.

Dengan kata lain, berhasil atau tidaknya "lockdown" itu perlu ditelaah lebih lanjut akan bagaimana situasi kondisi wilayah dimaksud, seperti apakah warganya siap dan disiplin bilamana pemerintah memutuskan untuk melakukan lockdown, apakah negara mampu mengakomodir segala kebutuhan masyarakat selama masa lockdown diberlakukan, apakah otoritas penujang yang ada seperti aparat berwajib dapat memastikan keamanan warganya, dan yang utama apakah langkah antisipasi penyebaran wabah Coronavirus antar wilayah memang berhasil.

Lockdown atau isolasi secara total suatu wilayah maka jelas akan berpengaruh kepada terbatasnya mobilitas warga di dalamnya.

Pertanyaannya adalah berapa lama sih Anda-anda akan betah di rumah? Sampai berapa lama sih penghasilan Anda-anda mampu menutupi kebutuhan andai lockdown diberlakukan? Dan faktor-faktor lain yang perlu Anda-anda kiranya dipikirkan.

Andai lockdown diberlakukan, kemudian disaat itu sebagian warga yang jumlah penghasilannya tidak seberapa dan tidak mampu menutupi segala kebutuhannya lalu di saat bersamaan menimbulkan chaos di masyarakat semisal penjarahan, tingginya tindak kejahatan, dan kemungkinan buruk lainnya. Maka apakah Anda-anda akan mau untuk bertanggungjawab terhadap hal itu semua?

Penulis tidak mengatakan bahwasanya hal tersebut pasti terjadi, akan tetapi memikirkan kemungkinan terburuk terjadi kedepan merupakan suatu proses antisipasi dalam membuat suatu keputusan. Seorang pemimpin harus memikirkan apa yang terbaik dan kemungkinan terburuk kelak apa yang akan dihadapi oleh warganya. Tidak serta merta seorang pemimpin memikirkan sesuatu kemudian diekspos ke media agar publik tahu dengan dalih pencitraan semata.

Lantas apa yang mungkin diterapkan oleh Indonesia untuk meminimalisir penyebaran wabah Coronavirus?

Kemungkinan jawabannya cuma satu, yaitu karantina wilayah. Karantina wilayah berbeda penerapannya dengan apa yang sering orang sebutkan mengenai lockdown.

Karantina wilayah tetap memprioritaskan mobilitas para warganya didalam area untuk dapat melakukan kegiatan atau aktivitas sehari-hari secara normal. Namun poin utama dari penerapan karantina wilayah yaitu tidak ada mobilisasi warga baik keluar maupun masuk zona merah (epidemi). Dengan begitu penyebaran sekiranya dapat ditekan agar tidak meluas, disamping itu akan tumbuh kesadaran masyarakat didalamnya untuk melindungi diri mereka.

Dalam penerapan karantina wilayah maka perlu lebih dahulu dilihat berapa jalur masuk dan keluar suatu wilayah. Dengan kata lain bilamana sebuah wilayah jalur keluar masuknya terlampau banyak maka wilayah karantina akan diperbesar luasannya sampai ada wilayah yang jalur keluar masuknya dapat terpantau sepenuhnya.

Di satu sisi, perlu Anda-anda ingat bahwa Indonesia adalah negara kepulauan, yang mana berarti Indonesia memiliki keuntungan secara geografis dimana karantina wilayah sangat mungkin diterapkan baik wilayah dalam skala batas kota hingga antar pulau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun