Mohon tunggu...
Sans Economics
Sans Economics Mohon Tunggu... Penulis

Seputar ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Serius! Menko Airlangga Siapkan Enam Langkah Besar Energi Bersih Indonesia

26 Juli 2025   12:04 Diperbarui: 26 Juli 2025   12:04 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: ekon.go.id)

 Pemerintah kembali menegaskan keseriusannya dalam mempercepat transisi menuju energi hijau. Langkah ini jadi bagian penting dari misi Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada energi dan menjawab tantangan perubahan iklim yang nyata dan mendesak.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia termasuk negara paling rentan terhadap dampak krisis iklim. Mayoritas penduduk tinggal di wilayah pesisir yang rawan bencana. Jika dibiarkan, krisis ini bisa berdampak besar terhadap ekonomi nasional---bahkan bisa menggerus lebih dari 6% PDB pada 2060.

Karena itu, pemerintah mendorong transisi energi sebagai bagian dari strategi ekonomi berkelanjutan. Mengingat sektor energi menyumbang emisi terbesar, dan 75% konsumsi nasional masih bergantung pada energi fosil, maka beralih ke energi baru dan terbarukan (EBT) jadi keniscayaan.

Pemerintah sudah punya peta jalan menuju Net Zero Emission dengan enam fokus utama, mulai dari pengembangan EBT, elektrifikasi, efisiensi energi, hingga teknologi bersih dan reformasi kebijakan. Salah satu proyek ambisiusnya adalah pembangunan Green Super Grid sepanjang 70.000 km untuk menyalurkan listrik dari daerah penghasil energi hijau ke pusat-pusat konsumsi.

Selain itu, Menko Airlangga juga menyoroti pentingnya hilirisasi industri hijau sebagai penggerak ekonomi daerah. Ia menyebut capaian bauran energi bioenergi nasional sudah 14,1% pada 2024, mendekati target 23% pada 2025.

Namun, proyek sebesar ini tak bisa hanya mengandalkan APBN dan BUMN. Pemerintah membuka peluang kerja sama dengan sektor swasta dan internasional, lewat green bonds, blended finance, hingga skema global seperti JETP dan AZEC.

Yang tak kalah penting adalah kesiapan SDM. Pemerintah menargetkan 3% tenaga kerja berasal dari sektor hijau pada 2029. Untuk itu, pendidikan vokasi dan pelatihan khusus di bidang energi hijau akan diperkuat.

Transisi energi bukan sekadar soal teknis dan investasi, tapi soal masa depan. Masa depan di mana desa-desa bisa mandiri energi, industri lokal berkembang, dan Indonesia benar-benar berdiri di atas kaki sendiri---tangguh, hijau, dan adil.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun