Mohon tunggu...
Sans Economics
Sans Economics Mohon Tunggu... Penulis

Seputar ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menjaga Ekonomi Indonesia di Tengah Ketidakpastian Global

8 Mei 2025   14:01 Diperbarui: 8 Mei 2025   14:01 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menko Airlangga saat melakukan wawancara dengan salah satu stasiun televisi. (Foto: ekon.go.id)

Di tengah ketidakpastian ekonomi dunia, pemerintah terus menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu langkah penting adalah memperluas pasar ekspor, seperti melalui penyelesaian perundingan kerja sama dagang Indonesia-Uni Eropa (I-EU CEPA).

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, 87% perdagangan global berlangsung tanpa keterlibatan Amerika Serikat. Ini menunjukkan pentingnya Indonesia memperluas mitra dagang dan memperkuat kerja sama regional.

Meski begitu, Indonesia tetap perlu waspada terhadap dampak ketidakpastian global, termasuk perlambatan perdagangan akibat kebijakan AS dan perang dagang dengan China. Namun, situasi ini juga bisa jadi peluang untuk menarik investasi lewat forum kerja sama internasional.

Salah satu upaya konkret adalah negosiasi kebijakan dagang resiprokal dengan AS. Indonesia tak hanya menyatakan sikap, tapi juga mengajukan proposal kerja sama yang adil dan saling menguntungkan. Perundingan tarif dengan AS sudah dimulai, dan ditargetkan rampung dalam 60 hari.

Delegasi Indonesia yang dipimpin Menko Airlangga telah bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi AS dan perwakilan perusahaan besar seperti Amazon, Google, Microsoft, hingga Boeing.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di awal 2025, tumbuh 4,87% (yoy) pada triwulan I---lebih tinggi dibanding banyak negara ASEAN dan G20, kecuali Vietnam dan China.

Pertumbuhan ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga (4,89%) dan sektor industri seperti makanan dan minuman (6,04%), serta alas kaki (6,95%). Dari sisi produksi, pertanian tumbuh paling tinggi (10,52%), disusul jasa lainnya (9,84%) dan jasa perusahaan (9,27%).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun