Mohon tunggu...
Healthy

Maraknya Dermatitis di Indonesia

11 Mei 2017   21:26 Diperbarui: 11 Mei 2017   21:51 4502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Assalamulaikum dan salam sehat Sahabat…

Ada yang tau Apa ituDERMATITIS?

Kalau belum dan kalaupun sudah, yuk simak artikel saya mengenai dermatitis yang insya allah akan bermanfaat tetapi sebelum saya membahas tentang Arti dari penyakit dermatitis itu sendiri saya akan menjabarkan prevalensinya di Indonesia,  di negara kita yang tercinta ini …

Selamat menyimak ya sahabat…

Penyakit infeksi dermatitis merupakan penyakit kulit yang umumnya dapat terjadi secara berulang ulang terhadap seseorang dalam bentuk peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogendan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik(eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal(Djuanda, 2007). Prevalensi dari semua bentuk dermatitis adalah 4,66%, termasuk dermatitis atopik 0,69%, ekzema numular 0,17%, dan dermatitis seboroik2,32% yang menyerang 2% hingga 5% dari penduduk.

Data gambaran sepuluh (10) penyakit terbanyak pada penderita rawat jalan di Rumah Sakit Umum di Indonesia yang diperoleh dari Ditjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan tahun 2004, ditemukan jumlah kasus penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya yakni sebesar 419.724 kasus atau dengan pevalensi sebesar 2,9%, 501,280 kasus pada tahun 2005 dengan prevalensi 3.16%, dan pada tahun 2006 ditemukan sebanyak 403.270 kasus dengan prevalensi 3,91% (Profil Kesehatan Indonesia 2004-2006)

Hasil Riset Kesehatan Dasar Sulawesi Tenggara tahun 2007 menunjukkan angka prevalensi penyakit dermatitis berada pada urutan tertinggi dari 8 penyakit kategori lainnya, dimana 4 Kabupaten berada diatas prevalensi nasional 6,8%, yaitu Kota Bau-bau, Wakatobi, Kota Kendari, dan Kolaka Utara dengan persentase masing-masing 13,2%, 11,2%, 7,4%, dan 6,8%. Sedangkan 6 Kabupaten lainnya yakni Kolaka, Buton, Muna, Bombana, Konawe dan konawe Selatan berada di bawah prevalensi nasional dengan prevalensi masing-masing sebesar 6,2%, 5,6%, 5,4%, 5,2%, 4,2%, dan 2,8%. Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa angka kejadian penyakit dermatitis di Kabupaten Bombana sebelum dibukanya areal pertambangan emas tergolong tinggi meskipun hanya berada di bawah prevalensi nasional.

Puskesmas Lombakasih merupakan salah satu Puskesmas yang terletak di Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana dekat areal pertambangan emas. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas ini dalam buku registrasi pasien menunjukkan peningkatan kasus penyakit dermatitis yang signifikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Pada tahun 2007, jumlah kasus penyakit dermatitis yang tercatat dalam buku registrasi pasien hanya terdapat 3 kasus dengan persentase 0,54%, kemudian meningkat 4 kasus dengan persentase sebesar 0,73% tahun 2008. Pada tahun 2009, jumlah kasus penyakit dermatitis meningkat hingga mencapai 76 kasus, dengan persentase sebesar 13,8%. Data ini menunjukkan penyakit dermatitis terus meningkat dari tahun ke tahun hingga mengalami peningkatan sebesar 13,07% pada tahun 2009.

Daerah pertambangan terkait erat dengan timbulnya penyakit kulit dermatitis. Berdasarkan perbandingan jumlah kasus yang dilakukan di Puskesmas Rarowatu yang juga merupakan daerah pertambangan emas menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit dermatitis di Puskesmas Lombakasih lebih tinggi yaitu sebesar 76 kasus. Sedangkan di Puskesmas Rarowatu sendiri hanya sebesar 31 kasus. Adapun angka kejadian penyakit dermatitis di 8 Puskesmas lainya yang juga dijadikan sebagai Puskesmas pembanding seperti Puskesmas Rumbia (39 kasus) Rumbia Tengah (47 kasus), Poleang Utara (48 kasus), Poleang Timur (67), dan Poleang Selatan (64 kasus), Poleang (15 kasus), Tontonunu (67 Kasus), Mata Usu (27 kasus), semuanya masih tergolong rendah dibandingkan dengan Puskesmas Lombakasih.

Banyak faktor penyebab timbulnya penyakit dermatitis, diantaranya ada yang berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh: detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (contoh: sinar, suhu), mikroorganisme (contoh: bakteri, jamur), dan ada pulayang berasal dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopic yang belum diketahui pasti etiologinya. Umur, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, sumber air, tempat tinggal, dan waktu kejadian merupakan bagian dari faktor resiko/penyebab yang dapat menjadi faktor pendukung seseorang mudah untuk terinfeksi penyakit kulit dermatitis.

Sejak dibukanya areal pertambangan emas di sekitar lokasi Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana akhir tahun 2008 banyak masyarakat yang beralih profesi menjadi penambang mulai dari petani, nelayan, wiraswasta, bahkan PNS. Ini menyebabkan populasi penambang bertambah yang kemudian berdampak pada rusaknya lingkungan akibat dibukanya areal baru, buruknya sanitasi dan timbulnya berbagai macam penyakit. Belum lagi penggunaan air raksa dan merkuri untuk pemurnian emas yang dipakai warga untuk menambang menjadi salah satu penyebab timbulnya penyakit kulit (dermatitis).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun