Jakarta - Upaya memperkuat institusi Polri melalui teknologi digital kembali disuarakan oleh Jaringan Aktivis Nusantara.
Mereka menggelar Diskusi Panel Interaktif bertema "Transformasi Digital Institusi Polri: Menjawab Tantangan dan Kredibilitas" pada Jumat  (1/8/2025), di Warunk Upnormal, Tebet, Jakarta Selatan.
Sekitar 30 peserta hadir dalam acara yang menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang.
Dalam forum ini, hadir Ali Sodikin (penulis buku Polri di Pusaran Media Sosial), Deni Wahyudi (Direktur Redaksi Jakarta), dan Zaid Kilwo (aktivis asal Papua) sebagai pemantik diskusi.
Acara dimulai pukul 14.15 WIB dan dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya sebelum para narasumber menyampaikan pandangannya.
Ali Sodikin menekankan pentingnya reformasi struktural serta pemahaman teknologi sebagai bagian dari pendidikan dan pelatihan Polri.
Ia juga mengkritisi lemahnya kredibilitas institusi akibat keterlibatan dalam dinamika politik dan lambatnya penanganan kasus.
Deni Wahyudi mengapresiasi kemajuan Polri di sektor digital seperti E-Tilang dan penggunaan teknologi robotik. Namun ia mengingatkan pentingnya kesiapan sumber daya manusia serta transparansi anggaran agar digitalisasi tidak menjadi sekadar formalitas.
Menurutnya, diperlukan strategi jangka panjang untuk menciptakan sistem teknologi yang efisien dan berkelanjutan.
Zaid Kilwo mengangkat pentingnya pemerataan transformasi digital hingga ke wilayah-wilayah timur seperti Papua.
Ia menyoroti kendala jaringan internet dan pentingnya pendekatan preventif terhadap isu lokal seperti penebangan liar dan peredaran minuman keras ilegal.
Ia mendesak agar Polri tidak hanya hadir di kota besar, tetapi juga di daerah-daerah yang selama ini kurang tersentuh.
Menutup diskusi, Ketua Jaringan Aktivis Nusantara, Romadhon Jasn, menyampaikan dukungan penuh terhadap modernisasi Polri melalui teknologi digital.
"Transformasi digital adalah kunci menghadapi tantangan keamanan baik nasional maupun global. Kami siap bersinergi dengan Polri untuk mendorong peningkatan kualitas SDM dan pengembangan teknologi," ujarnya.
Romadhon menegaskan bahwa kolaborasi masyarakat sipil dan institusi kepolisian sangat dibutuhkan demi menciptakan sistem keamanan yang adaptif dan profesional di era digital ini.**
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI