Mohon tunggu...
Sandy Gunarso
Sandy Gunarso Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Komunikasi

Berhenti memuaskan orang karena kepuasan tiada batasnya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Chase the Throne: Episode 1

7 September 2022   15:14 Diperbarui: 7 September 2022   23:18 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Episode 1:

Rencana Awal Menggulingkan Raja

Sore itu, hujan deras mengguyur wilayah Kerajaan Yurica di pusat kota Dolin, Provinsi Naymur. Kerajaan Yurica menjadi salah satu cagar budaya dunia yang diakui secara luas karena keindahan dan kemegahan kotanya. Yurica menjadi salah satu kerajaan yang dikelilingi pegunungan dengan salju abadi. Hal inilah yang membuat Kota Dolin memiliki suhu dingin sepanjang tahun.

Di sela-sela suara derasnya hujan, terdengar suara teriakan keras di ruang keluarga sebuah rumah di puncak gunung. Seorang pria paruh baya dengan menggunakan syal berwarna biru tua bergaris putih dan celana panjang berwarna hitam tampak memarahi seorang pemuda. Perdebatan keduanya semakin memanas saat sang pemuda menolak rencana pria itu karena dianggapnya tidak masuk akal dan terlalu berlebihan.

"Diam, kamu!" pekik sang pria paruh baya.

"Tapi, Pa! Aku tidak mau melakukannya!" sanggah sang pemuda.

"Dengarkan Papa dulu!"

"Papa pikir, Papa bisa berhasil menarik simpatik orang dengan menciptakan sebuah cerita bohong tentang kematianku!"

"Bukan begitu, Red! Papa hanya ingin mengalahkan popularitas raja lalu menggantikannya!"

"Tidak mungkin, Pa! Masyarakat sekarang sudah cerdas. Mereka tidak akan semudah itu dibodohi dengan cerita bohong yang Papa buat!"

Pria paruh baya ini bernama Bemore Rich. Seorang politikus dari partai berkuasa di Kerajaan Yurica. Bemore Rich memang terkenal sebagai pribadi yang santun dan cerdas. Keterlibatannya sebagai seorang politikus di Kerajaan Yurica berawal dari keberhasilannya sebagai seorang dokter kandungan yang membantu kelahiran sungsang sang putra Raja Yurica bernama Sebastian Yuca.

Sejak saat itu, Raja Yurica bernama Immanuel Rodic III, memberikan gelar kebangsawanan dan menjadikan keluarga Bemore Rich sebagai anggota tetap keluarga Kerajaan Yurica. Posisi Bemore Rich semakin tidak tergoyahkan di kancah politik. Sejumlah kebijakan kenegaraan yang dibuat Raja Rodic berasal dari usulan Rich. Tidak ada satupun perkataan Rich yang berani ditentang oleh kabinet kerajaan.

Meskipun popularitas dan elektabilitas Bemore Rich masih sangat tinggi, tetapi ambisinya untuk menjadi raja menggantikan posisi Raja Immanuel Rodic III semakin tidak terbendung. Rich terus menerus berusaha menggalang kepercayaan dari masyarakat serta anggota dewan kerajaan. Bahkan tidak jarang, Rich membunuh dan menyingkirkan semua politikus yang berusaha menghalangi langkahnya serta menentang kebijakan sang raja yang berasal darinya.

Bemore Rich mempunyai seorang istri bernama Belove Rose dan dua orang anak yang bernama Bebrave Red dan Benice Bee. Sebagai kepala rumah tangga, Bemore Rich termasuk pria yang sangat bertanggung jawab dan mencintai keluarganya. Meskipun sesekali Rich memaksakan kehendaknya pada kedua anaknya, tetapi Rich tetaplah sosok ayah yang hebat di mata putra-putrinya.

Bebrave Red lahir setahun setelah Bemore Rich menikahi Belove Rose. Sejak hari kelahirannya, sang putra sulung sudah memiliki rambut berwarna merah dengan tanda lahir lidah api di lengan bagian kanan serta paha bagian kiri. Kedua lidah api ini bukannya berwarna abu-abu atau hitam seperti tanda lahir yang biasanya terlihat di tubuh bayi. Kedua tanda lahirnya ini juga berwarna merah cerah dan tidak pudar meskipun usianya bertambah dewasa. Keunikan inilah yang membuat sang putra sulung diberi nama Bebrave Red.

Sementara sang adik bungsu dinamai Benice Bee karena pada hari kelahirannya, Bee hampir saja meninggal dunia karena demam tinggi. Suhu tubuh Bee sempat mencapai 41 derajat selsius. Beruntung di dekat rumah Rich terdapat sarang lebah dengan madu di dalamnya. Bee beruntung karena saat Rich menyuruh pengawalnya untuk mengambil madu dari sarang lebah, para pengawal sama sekali tidak mendapatkan serangan dari para lebah.

Lebah-lebah itu membiarkan para pengawal Rich mengambil madu dari sarangnya untuk menyembuhkan sang putri bungsu. Akhirnya, putri bungsu Rich dapat diselamatkan dan hidup dalam keadaan sehat dan cantik. Rich lalu memberikan nama Benice Bee pada sang putri bungsu sebagai wujud terima kasih atas kebaikan dan kebijaksanaan ratu lebah dan pasukannya.

"Pokoknya aku tidak mau berpura-pura meninggal di danau!" teriak Bebrave Red.

"Papa akan menyiapkan segalanya sampai Papa berhasil menjadi Raja Yurica!" bentak Bemore Rich.

"Papa egois! Papa korbankan aku! Bukankah rencana ini mengharuskan aku mengganti nama dan melepaskan semua jati diriku yang sekarang? Iyakan, Pa?!"

"Iya! Papa sudah amankan semua untuk kehidupan barumu nanti!"

"Tidak, Pa! Aku tidak setuju! Aku bukan anak kecil lagi yang selalu Papa dikte!"

"Dengar, Red! Selamanya kamu adalah anak Papa! Kamu harus menuruti perkataan Papa dan kamu harus membantu mewujudkan impian Papa menjadi Raja Yurica!"

"Tapi bukan begitu caranya, Pa! Red sudah dewasa! Red punya hak untuk menentukan mana perbuatan yang benar dan salah!"

"Simpan saja prinsip bodohmu itu, Red!"

Bebrave Red memang terkenal sebagai pribadi dengan keteguhan prinsip yang luar biasa. Sejak kecil, Red sudah terbiasa memilih busana, makanan, serta alat bermainnya sendiri. Tidak ada seorangpun dari pelayan maupun anggota keluarga yang mampu mengubah keputusan Red.

Bahkan, suatu hari, Red pernah tidak menyentuh makanan hanya karena pelayan melakukan kesalahan saat memilih bahan makanan. Red hanya melihat, lalu tersenyum, dan meninggalkan makanan di atas meja makan untuk kembali masuk ke dalam kamarnya.

Selain mempunyai prinsip yang kuat, Bebrave Red memiliki parah yang sangat tampan dengan kulit yang putih tampak mulus tidak berjerawat atau bernoda. Ketampanan serta kemampuannya bermain bola basket dan piano, semakin membuat Red begitu menjadi primadona di seluruh kerajaan. Banyak putri bangsawan, termasuk sang putri raja yang bernama Gwyneth Rica, sangat memuja Red dan rela memberikan keperawanan mereka untuk memuaskan Red.

Sudah beberapa tahun ini, Rica sudah melakukan berbagai cara untuk mendekati Red. Rica selalu menggoda Red dengan busana minimalis saat dia mengundang Red pada sejumlah jamuan kerajaan. Makanan dan minuman keras berkualitas baik sengaja disiapkan untuk disajikan pada Red.

Rica sengaja melakukannya supaya dapat menaklukkan Red dan menikahinya. Namun usaha Rica selalu gagal karena Red selalu bersikap acuh tak acuh saat bertemu dengannya. Red selalu menolak jamuan yang dibuat oleh Rica. Red tidak bergeming dari prinsipnya yang menganggap Rica sebatas putri raja.

"Ma, tolonglah bicara. Bantu Kakak supaya tidak menuruti kata-kata Papa." sela Benice Bee sambil menangis.

"Bukankah ini baru rencanamu, Pa?" sahut Mama.

"Tetap saja, Ma. Rencana itu berbahaya untuk Kakak! Kalau sampai gagal, Kakak bisa meninggal sungguhan!"

"Diamlah kalian semua!" bentak Bemore Rich.

"Aku sudah putuskan untuk kebaikan kalian!"

Suasana di ruang keluarga semakin mencekam. Rich keluar ruangan dengan wajah tampak marah lalu dia membanting daun pintu di ruang keluarga. Rose, Red, dan Bee, hanya tampak diam dan menangis. Ketiganya berpelukan seolah tidak mempunyai banyak waktu untuk bersama-sama di hari berikutnya.

Malam semakin larut. Bumi seolah berhenti bernafas dan terdiam menunggu matahari menghiasi pagi. Suasana malam itu sangat hening. Jangkrik dan hewan malam lainnya menahan diri untuk bersuara. Mereka seolah menyadari kesedihan mendalam di sekitarnya. Hanya terdengar sayup-sayup suara angin yang terpaksa berhembus sebagai wujud helaan nafas dari berhentinya waktu dan sumber kehidupan di malam itu.

Keesokan harinya, Bebrave Red dan Benice Bee berangkat menuju Universitas Standuff Ursave di pusat Kerajaan Yurica. Perguruan tinggi ini memang didirikan khusus bagi para keturunan bangsawan dan tidak seorangpun dari kalangan menengah dan bawah yang diijinkan menempuh pendidikan di Universitas Standuff Ursave. Red dan Bee meneruskan jejak sang ayah sebagai dokter kerajaan. Red sedang menyelesaikan semester limanya dan Bee baru saja menyelesaikan masa orientasi dan pengenalan kampus di awal semester satu.

Universitas Standuff Ursave dibangun di lahan seluas 100 hektare dengan 75 lantai yang tersebar pada lima gedung utamanya. Satu lingkungan universitas terdapat 25 lantai di Fakultas Hukum dan Etika Kerajaan, 25 lantai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Kerajaan, 25 lantai di Fakultas Penyiaran dan Publikasi Kerajaan, 25 lantai di Fakultas Kedokteran Umum dan Gigi, serta 25 lantai di Fakultas Pendayagunaan Aparatur Sipil Kerajaan.

Selain gedung-gedung megah, Universitas Standuff Ursave juga terdapat lima patung raksasa setinggi 100 meter yang menyambut para mahasiswa di depan gedung sebagai simbol dari setiap fakultas. Patung-patung raksasa ini merupakan tokoh-tokoh pendiri universitas atau tokoh-tokoh yang dianggap berjasa bagi kerajaan. Bemore Rich menjadi salah satu tokoh yang dibuatkan patung raksasa untuk menghiasi halaman depan Fakultas Kedokteran Umum dan Gigi.

Kemudian, pada bagian luarnya, Universitas Standuff Ursave mempunyai halaman yang sangat luas yakni sekitar dua kali lapangan sepak bola ukuran internasional. Untuk itu, setiap mahasiswa yang ingin menuju parkiran mobil, mereka umumnya menggunakan bus transit listrik atau memakai skuter listrik pribadi. Mahasiswa akan kelelahan jika harus berjalan kaki dari halaman depan gedung fakultas menuju ke lokasi parkir.

"Kak, apakah benar rencana yang Papa bilang kemarin?" seru Bee di dalam mobil.

"Aku bingung, Bee. Kalau rencana itu dilakukan, aku khawatir aku akan meninggal sungguhan." jawab Red dengan wajah kebingungan.

"Coba kakak tanya Girly ya. Pacarmu itu biasanya memberikan nasihat yang bijaksana."

"Em, justru itu, aku tidak ingin membuatnya jadi risau, Bee."

"Apa aku saja yang coba bicara pada Girly?"

"Sudahlah, Bee. Kita urus masalah ini nanti ya. Aku harus ke perpustakaan mengerjakan tugas."

Meski menjadi primadona di kalangan putri bangsawan, Bebrave Red rupanya sudah memilih kekasih dari kalangan pengusaha kaya yang sederhana bernama Girly Sweetale. Keduanya saling mengenal sejak bertemu di aula universitas saat mengikuti masa orientasi kampus. Girly mengambil jurusan Hukum Tata Negara pada Fakultas Hukum dan Etika Kerajaan angkatan XII, sedangkan Red mengambil jurusan Dokter Spesialis Kandungan pada Fakultas Kedokteran Umum dan Gigi.

Girly berasal dari keluarga pengusaha tambang minyak bumi bernama Richard Oilman. Keluarga Oilman dianggap berjasa oleh Raja Immanuel Rodic III karena keterlibatan mereka sebagai donatur dalam perang selama 10 tahun melawan pemberontak di selatan kerajaan. Sama halnya dengan Bemore Rich, keluarga Richard Oilman juga menerima penghargaan sebagai bangsawan dan diangkat menjadi keluarga kerajaan.

Perbedaannya adalah Richard Oilman tidak dibuatkan patung yang menghiasi halaman depan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Kerajaan. Richard Oilman hanya mendapatkan banyak hak istimewa termasuk hak untuk menggali 23 dari 1080 ladang minyak bumi lepas pantai tanpa membayar pajak usaha.

Red memilih Girly Sweetale menjadi kekasihnya karena meskipun Girly seorang anak tunggal, tetapi Girly sangat mandiri, cerdas, dermawan, dan bijaksana. Kehidupan glamor sang gadis kaya raya ini sama sekali tidak membuatnya angkuh dan sombong pada lingkungan sekitarnya. Red sangat menyukai ucapan Girly yang dinilainya memiliki wawasan luas dan cerdas sehingga mampu memberikan pandangan lain untuk menyelesaikan beragam masalah yang sering dihadapinya saat Red menjalankan bisnis keluarga dan lain sebagainya.

"Sayang, tunggu aku" panggil Girly dari pintu gerbang fakultasnya.

"Hai, sayang. Kamu belum kuliah?" sahut Red sambil menoleh ke belakang.

"Iya, dosenku sepertinya terlambat lagi. Kamu kok buru-buru?"

"Iya, aku mau ke perpustakaan nih. Mau pinjam buku Anatomi Tubuh Manusia untuk menyelesaikan tugas bedah jenazah kemarin."

"Aku ikut dong. Bosan di kampus. Sekalian aku ingin melihat kehebatan fakultasmu."

"Ayo, kebetulan ada sesuatu yang ingin aku diskusikan sama kamu."

Girly lalu menyambar lengan Red dan berjalan bersama meninggalkan pintu gerbang fakultas menuju perpustakaan di lantai 20. Selama dalam perjalanan, Girly melihat keanehan pada wajah Red. Hari itu, Wajah Red tampak bingung dan murung. Seolah pikirannya sedang menahan beban berat kehidupan. Lesung pipi yang biasanya terukir di wajah Red tidak tampak. Justru kerutan di dahinya yang mendominasi wajah tampan Red.

"Sayang." sapa Girly sambil menatap tajam ke wajah Red.

"Hah, iya iya, kenapa sayang?" sahut Red terkejut

"Kamu yakin tidak apa-apa? Em, dari tadi aku merasakan ada sesuatu yang kamu pikirkan."

"Ah, tidak ada rahasia kok. Aku baik-baik saja. Please, I'm fine, Girly."

"Baiklah kalau begitu. Aku hanya mengkhawatirkan kamu aja kok, sayangku."

Sesaat kemudian, keduanya sudah tiba di lantai 20. Saat pintu elevator terbuka, Bemore Rich sudah berdiri di depannya. Red terkejut melihat ayahnya berada di perpustakaan. Keduanya langsung berpandangan dan mereka saling menegur.

"Papa, apa yang Papa lakukan di sini?" sapa Red di sebelah Girly.

"Loh, kamu sama siapa ini?" jawab Rich sambil menunjuk ke arah Girly.

"Oiya, maaf aku lupa kenalkan dia, Pa. Ini Girly, pacar aku."

"Halo, ternyata kamu yang sering Red ceritakan ke Om. Em, cantik juga."

"Salam kenal, Om. Saya Girly, mahasiswa Fakultas Hukum dan Etika Kerajaan semester 5." Sapa Girly dengan santun.

"Ada apa kalian berdua ke perpustakaan?"

"Red bilang mau mencari buku untuk selesaikan tugas mata kuliah anatomi, Om."

"Iya Pa, sekalian aku mau bertemu Girly."

"Baiklah. Nanti kamu pulang cepat ya, Red. Ada yang Papa harus diskusikan denganmu di rumah."

"Oke, Pa."

Bemore Rich lalu meninggalkan Red dan Girly di depan pintu perpustakaan. Rich bergegas masuk ke elevator dengan sikap membelakangi pintunya. Tidak tampak wajah Rich sampai pintu elevator tertutup dan elevator turun menuju lantai dasar.

Red dan Girly hanya terdiam dan bergegas masuk ke dalam perpustakaan. Kejadian tersebut membuat Girly merasakan ada kejanggalan di balik sikap Rich pada Red. Girly merasakan bahwa Ayah dan anak ini seolah menyimpan sebuah misteri yang besar. Sikap basa-basi mereka sangat jelas saat berbincang di depan Girly. Keduanya tampak kaku seperti dua orang aktor yang lupa berlatih sebelum pentas di atas panggung.

"Ada yang aneh dari anak dan bapak ini. Sebenarnya apa yang sedang terjadi ya?" gumam Girly dalam hati.

"Sayang! Kita duduk di sana ya." tegur Red

"Yo! Iya, Yang!"

"Kamu kok bengong sendiri sih?"

"Hahaha... Aku hanya speechless lihat perpustakaan fakultasmu yang sangat megah!"

"Em, aku tadi bilang kalau kita duduk di bangku baris ketiga dekat jendela sana ya."

"Oke oke, aku ke sana dulu ya."

Keduanya berpisah. Red bergegas berjalan mencari buku di sejumlah deretan buku berjudul Anatomi Tubuh Manusia, sedangkan Girly bergegas berjalan menuju tempat duduk seperti yang ditentukan Red. Tidak beberapa lama, keduanya tampak duduk bersama. Girly hanya memandangi wajah serius Red yang asyik mencari materi di dalam buku sambil mencatat jawaban pada bindernya.

Helaan nafas panjang Girly rupanya mengusik telinga Red. Memang tidak biasanya Girly menghela nafas panjang di hadapan Red. Sekalipun Girly menghadapi masalah berat, Girly selalu pandai menutupi dengan perilaku santai dan santunnya.

"Ada apa ya dengan Girlyku? Mengapa sedari tadi dia menghela nafas terus?" gumam Red di dalam hati.

Red kembali melanjutkan pencarian materi tugasnya tanpa menghiraukan sang kekasih yang berada tepat di depannya. Sementara itu, Girly juga menyibukkan diri dengan membuka telepon genggamnya untuk membaca artikel di media sosial. Keduanya tampak larut dalam kesibukan sendiri tanpa saling mengganggu.

Belum selesai Red dan Girly membaca buku di perpustakaan, tiba-tiba ...

"Boom!"

Suara ledakan keras terdengar dari arah tempat parkir mobil. Seketika itu, semua orang di dalam perpustakaan bergegas mendekati jendela untuk melihat peristiwa yang terjadi. Red dan Girly bangkit berdiri. Keduanya tertegun bingung dan saling menatap satu sama lain. Red segera menelepon sang ayah. Red khawatir jika ledakan di tempat parkir berasal dari mobil sang ayah.

"Ayolah, Pa! Angkat teleponnya!" gumam Red dengan perasaan panik.

"Tenang, Sayang. Papa tidak apa-apa." sahut Girly sambil menepuk-tepuk pundak Red.

Tidak lama kemudian, ...

"Halo, kenapa Red?" jawab Rich dari dalam mobil.

"Syukurlah, Papa selamat!" sambung Red dengan nada lega.

"Hah? Syukurlah? Ada apa, Red?"

"Pa, tempat parkir mobil meledak keras! Beberapa mobil meledak bersamaan. Suaranya sangat keras sampai ke gedung fakultasku!"

Tempat parkir mobil dan Gedung Fakultas Kedokteran Umum dan Gigi berjarak kurang lebih 800 meter. Gedung Fakultas Kedokteran Umum dan Gigi berada di sisi paling kanan bagian tengah area universitas, sedangkan tempat parkir mobil tepat di sebelah tenggaranya. Jadi, mahasiswa akan melintasi Gedung Fakultas Kedokteran Umum dan Gigi saat mereka menuju ke gedung fakultas lainnya.

"Kamu tidak apa-apa kan, Red?" sambung Papa dengan nada panik.

"Aku dan Girly baik-baik saja. Kami akan mencari tahu peristiwa yang terjadi, Pa." sahut Red.

"Sudah aku duga mereka akan melakukannya!"

"Apa, Pa? Suaramu tidak jelas terdengar. Di sini sangat berisik!"

"Ya sudah, segera kamu keluar dari kampus! Pakai transportasi umum saja!"

Secara bersamaan, terdengar suara samar-samar dari loudspeaker yang tergantung di lorong fakultas. Pihak universitas melarang semua mahasiswa mendekati area parkir untuk mencegah timbulnya korban jiwa dan luka jika terjadi ledakan susulan.

"Mahasiswa dilarang mendekati area parkir dan segera meninggalkan kampus dengan tertib melalui pintu depan. Mahasiswa dilarang menggunakan kendaraan pribadi yang terparkir di area parkir sampai pemberitahuan berikutnya. Pihak universitas sudah menyiapkan 100 bus di halaman depan untuk mengantarkan semua mahasiswa ke daerah masing-masing. Kami ulangi..."

Red langsung menarik tangan Girly untuk turun ke lantai dasar menggunakan tangga darurat. Pilihan itu dilakukan Red sebagai bentuk antisipasi jika gedung fakultas mereka juga menjadi sasaran ledakan bom berikutnya.

Benar saja!

"Boom! ... Boom! ... Boom!"

Tiga kali suara ledakan sangat keras terjadi bertubi-tubi di beberapa titik di sekitar area Gedung Fakultas Kedokteran Umum dan Gigi sesaat Red dan Girly masuk ke dalam tangga darurat. Orang-orang yang semula menunggu di depan elevator, langsung berlarian menuju tangga darurat. Tubuh Red dan Girly terdorong oleh puluhan orang yang berlari turun melalui tangga darurat.

Rupanya ledakan kedua terjadi di lantai 7, 8, dan 9 Gedung Fakultas Kedokteran Umum dan Gigi. Sejumlah kaca di ketiga lantai itu pecah berkeping-keping. Api menyala lalu berkobar semakin besar di ketiga lantai itu. Semua orang semakin panik dan berusaha menyelamatkan diri dengan berlari menggunakan tangga darurat.

Api tampak semakin membesar. Petugas keamanan kewalahan memadamkan api di lantai 7, 8, dan 9. Alat pemadam kebakaran seolah kelelahan saat mengeluarkan cairan dari dalam perutnya. Beberapa saat kemudian, sistem pemadam api otomatis di langit-langit gedung fakultas mulai bekerja. Air keluar dengan deras memadamkan api sebelum sempat melahap bagian gedung lainnya.

Red dan Girly beserta ratusan mahasiswa dan karyawan fakultas akhirnya berhasil keluar dari dalam gedung. Mereka melalui tangga darurat dengan baik tanpa ada korban darinya. Setiba di halaman universitas, mereka semua bergegas menaiki bus sesuai dengan daerah tujuan masing-masing. Girly memilih ikut dengan Red meskipun lokasi rumahnya berbeda arah dan lumayan jauh dari rumah Red.

"Sayang, kamu tidak apa-apakan?" tanya Red sambil mengamati sekujur tubuh Girly.

"Aku baik-baik kok. Kamu gimana, Yang?" balas Girly tampak panik.

"Aku baik kok. Syukurlah kamu baik."

"Iya, nanti aku menginap di rumahmu ya. Aku takut pulang ke rumah."

"Iya, gpp sayang. Nanti, aku telepon Om Oilman supaya dia tenang."

Satu per satu Bus mulai bergerak meninggalkan universitas menuju lokasi masing-masing. Di saat bersamaan, sejumlah truk pemadam kebakaran dari dinas pemadam kerajaan dan kepolisian mulai berdatangan ke lokasi.

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun