Rabu malam mungkin saja tidak ada bedanya bagi sebagian orang, sama seperti malam-malam lainnya. Atau mungkin saja, bagi sebagian orang Rabu malam memang berbeda, tapi tidak tercatat sebagai malam yang punya keseruan atau pembeda dalam seminggu yang mereka lalui.
Bagi saya dan beberapa rekan, Rabu malam jadi momen yang mungkin sedikit spesial. Agustus 2025 ini, meski saya lupa tanggal pastinya, menandai setahun pertama rutinitas kami berjalan. Badminton yang diisi oleh orang-orang yang mau berusaha dan berkomitmen memberikan tiga jam setiap Rabu malamnya di lapangan. Lebih dari sekadar meluangkan, sebagian besar dari kami memilih untuk memberikan waktunya.
Tentang Waktu
"The key is in not spending time, but in investing it."
-Stephen R. Covey
"Kuncinya bukan pada menghabiskan waktu, tetapi pada bagaimana menginvestasikannya."
Saya sengaja menulis "memberikan" waktu, bukan "meluangkan" waktu. Meluangkan berarti menyisihkan di sela-sela kesibukan, sedangkan memberikan berarti memilih, mengatur, dan mempersiapkan agar Rabu malam tetap aman di antara agenda lainnya sepertinya pekerjaan, keluarga, bahkan jadwal kencan. Ya, meskipun ada juga yang tidak berurusan dengan jadwal kencan... anggap saja tulisan ini sebagai bentuk doa.
Tim inti yang rutin hadir setiap Rabu malam mungkin hanya tujuh sampai sembilan orang. Dengan rata-rata usia di kisaran 30 tahun, bisa konsisten sampai hari ini adalah hal luar biasa dan menjadi pencapaian yang layak dirayakan.
Kalau dalam setahun ada 52 minggu, dan seingat saya libur bersama hanya dua kali--saat Idulfitri dan saat libur akhir tahun 2024, berarti setidaknya ada 50 pertemuan yang sudah kami jalani. Rata-rata absen masing-masing di angka 2-3 kali setahun. Dengan tingkat kehadiran 94%, jelas menunjukkan Rabu malam punya tempat yang spesial.
Secara filosofis, "spesial" adalah sesuatu yang punya keunikan, nilai intrinsik, atau makna mendalam yang membedakannya dari yang lain. Bukan sekadar perbedaan kuantitas atau kualitas, tapi juga tentang hakikat keberadaannya dan bagaimana ia terhubung dengan keseluruhan.
Kalau dalam setahun ada 365 hari, berarti rekan-rekan ini sudah mendedikasikan 13,7% dari hari-hari itu untuk menjaga Rabu malam tetap berjalan.
Kalau dalam sebulan rata-rata ada 30 hari dengan 4 minggu, berarti 13,3% waktu per bulan sudah dialokasikan untuk badminton.
Kalau dalam seminggu ada 7 hari, maka 14,3% sudah ditandai sebagai momen bersama di setiap Rabu malam.
Dan dalam sehari yang punya 24 jam, di hari Rabu ada 12,5%--25% waktu yang diberikan untuk badminton. Badmintonnya mungkin hanya tiga jam, tapi rangkaian menuju dan setelahnya adalah bagian dari paket keseruan yang kadang tidak bisa dipisahkan.
Dari total 8.766 jam setahun, 1,7%-3,4% dialokasikan untuk Rabu malam. Angka kecil ini rasanya punya pengaruh besar, berperan mendorong dan menyeimbangkan porsi persentase waktu lainnya yang dialokasikan untuk keluarga, pekerjaan, dan agenda-agenda lainnya dalam pemenuhan aspek kehidupan, seperti manusia pada umumnya.
Dalam konteks badminton, Rabu malam bukan cuma soal aktivitas fisik. Ia adalah ruang bertemu satu sama lain. Kenapa jadi ruang pertemuan? Karena di zaman ketika internet sudah mengakomodir banyak hal, termasuk obrolan dan bertukar kabar, pertemuan langsung dan tatap muka tetap punya rasa yang berbeda.
Setiap candaan menjadi lebih menarik ketika saling menyaksikan langsung ekspresi yang dihadirkan satu sama lain. Setiap gelak tawa menjadi buah dari jokes receh, bahkan umpatan demi umpatan yang menemani satu pertandingan ke pertandingan lainnya.