Mohon tunggu...
Dian
Dian Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Passion aku adalah menulis. Dengan menulis aku bisa berkarya, terutama menulis tentang filosofi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hidup Ini Penuh dengan Validasi, Termasuk Kita Kah?

5 Januari 2023   12:46 Diperbarui: 6 Januari 2023   00:05 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-sesuai-tangan-senang-7005756/

Sekarang banyak orang sibuk iya. Sibuk dengan kerjaanya, sibuk dengan orang terdekatnya, dengan gadjetnya atau medsosnya, kadang juga mondar mandir tidak jelas gitu...Hha. Mereka berlomba lomba untuk menyibukkan diri. Bukan tanpa alasan, semua itu dilakukan agar kita dianggap penting oleh masyarakat. Kebanyakan berlomba - lomba mencari validasi atau pengakuan diri dari orang lain atau pun masyarakat. Memang tidak salah, karena kita manusia yang punya harga diri jadi membutuhkan validasi dari orang lain.

Apa benar validasi itu penting dan segalanya dalam kehidupan sosial kita ?

Aku jawab, Tidak perlu dan tidak penting juga  sih.

Karena validasi itu adalah awal dari  sumber malapetaka bagi diri kita sendiri. Kenapa demikian ? Karena yang jadi tolak ukur atas kehidupan kita adalah masyarakat. 

Jadinya kita berlomba - lomba mencari simpati atau validasi dari masyarakat. Kalau seperti itu, semua lini kehidupan kita akan dikuasai oleh tuntutan masyarakat.

Seperti kerja, yang penting gajinya besar tidak peduli kita suka atau tidak dengan pekerjaan itu. Karena dengan gaji besar kita bisa beli ini dan itu, dengan begitu kan, status sosial kita naik.

Seperti juga dengan jabatan - jabatan penting dan tinggi dimasyarakat, mereka saling merebutkan satu sama lain agar bisa dapat validasi di masyarakat. 

Walo kadang yang  menjabat tidak punya kemampuan untuk memangku jabatan tersebut. Yang penting kan, status sosial mereka naik dengan di hormati, di sanjung - sanjung dan diagung - agungkan.

Menikah juga sama, banyak yang nikah karena tuntutan masyarakat. Maka menikah menjadi semacam ajang perlombaan, yang duluan menikah berarti lebih sukses dan unggul dalam hal romansa. Ada juga yang menikah karena desakan umur, jadinya asal milih pasangan.

Banyak juga di medsos yang pamer dan posting sana sini untuk mencari validasi.

Kalau kita terus mencari validasi dan terus dalam lingkaran setan ini maka kita akan capek sendiri dan serba bingung sendiri. Walo validasi itu tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sehari - hari. 

Namun kita harus sadar dan mawas diri dengan hal seperti ini, agar kita tidak mudah terbawa arus negatif yang terjadi di masyarakat. Karena hal seperti validasi ini, mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita loh, seperti contoh diatas.

Terus pertanyaannya, bagaimana kita bisa lepas dari mencari validasi ?

Caranya sih, Masuklah ke dalam batin kita sendiri, carilah segala sesuatu di dalam diri kita sendiri. Karena segalanya ada di dalam diri kita sendiri. Seperti kepuasan, kebahagian, kedamaian, ketenangan dll. 

Yang intinya semua sudah ada di dalam diri kita sendiri. Ngapain mencari segala sesuatu di luar diri.Masuklah kedalam diri dengan meditasi tentunya, agar kita menemukan kepuasan di dalam diri. Sehingga kita tidak memerlukan validasi dari orang lain. 

Jadi tidak perlu lagi cari kepuasaan dengan cari validasi dengan orang lain.

Kalau tanpa meditasi itu tidak mungkin, karena batin kita tidak tenang sehingga  kita akan selalu mencari kepuasaan dari luar diri. Makanya di butuhkan meditasi secara intens dan konsisten. 

Caranya bagi pemula sih, cukup meditasi dengan duduk bersila sambil memenjamkan mata. Terus iya, hanya diam mengamati pikiran dan perasaan saja. Tanpa terbawa arus, menganalisis, memikirkanya, dan mengomentarinya. Intinya diam pasrah gitu aja.

Setelah kita terbiasa masuk kedalam dengan mengamati batin kita sendiri setiap saat. Maka kita tidak lagi disibukkan mencari kebahagian di luar diri atau validasi dari orang lain. Kita akan fokus dengan hal yang kita sukai dan kita tidak lagi memerlukan validasi dari orang lain. Sehingga kita hidup penuh berkah dan makna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun