Mohon tunggu...
Sanaha Purba
Sanaha Purba Mohon Tunggu... Penulis

Selamat datang di kolom Yohanes Sanaha Purba, ruang inspirasi bagi para pencari ilmu dan pemikir kritis. Saya adalah seorang penulis, pendidik, dan pencinta filsafat yang berkomitmen menghadirkan wawasan bernas dalam dunia filsafat, bahasa, dan edukasi. Kunjungi juga youtube saya, https://www.youtube.com/@Sanahapurba Untuk ngobrol serius, silahkan email saya di sanaha.purba@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

GEORG WILHELM FRIEDRICH HEGEL | Filsuf Dialektika & Pemikiran Sejarah

8 Oktober 2025   05:00 Diperbarui: 23 September 2025   18:40 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Di dunia filsafat modern, nama Georg Wilhelm Friedrich Hegel menjadi salah satu figur yang paling berpengaruh. Hegel lahir pada 27 Agustus 1770 di Stuttgart, Jerman. Dia tumbuh dalam tradisi pemikiran idealisme Jerman yang dipelopori oleh Kant dan dilanjutkan oleh Fichte serta Schelling. Dari bangku Universitas Tbingen hingga karier akademisnya di berbagai universitas, Hegel memantapkan dirinya sebagai seorang pemikir besar yang menyelami persoalan logika, kebebasan dan sejarah. Karya-karyanya, seperti Phenomenology of Spirit, Science of Logic, dan The Philosophy of Right, menjadi fondasi penting bagi pemikiran filosofis dan politik dunia modern.

Salah satu gagasan khas Hegel yang hingga kini masih terus diperbincangkan adalah konsep tentang dialektika. Bagi Hegel, perkembangan ide dan realitas tidak berjalan lurus, melainkan melalui dinamika kontradiksi dan resolusinya. Ia menggambarkan proses itu dalam tiga momen: tesis, antitesis, dan sintesis. Dari ketegangan antara tesis dan antitesis, lahirlah sintesis yang lebih tinggi sifatnya dan pada gilirannya akan menjadi tesis baru untuk dilawan kembali oleh antisesis lain. Melalui gerak semacam itulah, pemikiran dan sejarah bergerak maju. Dalam pandangan Hegel, dialektika bukan sekadar metode berpikir, melainkan hukum yang mengatur perkembangan dunia hingga membawa umat manusia semakin dekat dengan apa yang ia sebut sebagai Spirit Absolut, suatu realitas tertinggi yang bersifat rasional dan menyeluruh.

Dari konsep dialektika, Hegel merentangkannya ke pemahaman tentang sejarah. Baginya, sejarah bukanlah rangkaian peristiwa acak, melainkan sebuah proses rasional yang memiliki arah. Hegel melihat sejarah sebagai perjalanan panjang menuju realisasi kebebasan. Setiap pergolakan politik, setiap konflik sosial, bahkan tragedi besar sekalipun, semuanya merupakan bagian dari gerak menuju kesadaran yang lebih tinggi. Cara berpikir itulah yang membuat filsafat sejarah Hegel begitu khas. Dia memandang sejarah sebagai 'proses pendidikan' umat manusia. Sejarah seperti memberikan alur di mana kesadaran dunia perlahan-lahan membentuk dirinya.

Pemikiran Hegel juga menyinggung soal negara. Dalam pandangannya, negara bukan sekadar institusi politik yang mengatur hukum. Baginya, negara adalah wujud rasional dari kebebasan itu sendiri. Individu menemukan kebebasan sejatinya bukan dalam keterlepasan dari masyarakat, melainkan justru melalui partisipasinya dalam negara yang rasional. Negara adalah ekspresi tertinggi dari kesadaran kolektif, tempat di mana individu dapat berkembang sekaligus berkontribusi bagi kehidupan bersama. Dengan pemahaman yang semacam itu, kebebasan bukan berarti bebas tanpa batas, tetapi kebebasan yang diakui dalam kerangka hukum dan etika sosial.

Tidak mengherankan jika pengaruh pemikiran Hegel meluas bagi generasi penerusnya. Pemikirannya tentang dialektika menjadi inspirasi Karl Marx untuk merumuskan konsep dialektika materialisme. Teorinya tentang negara dan sejarah memberi pengaruh besar pada teori politik, sosiologi hingga kajian sejarah modern. Selain itu, bagi kultur akademis, Hegel telah berhasil 'membudayakan' cara pandang yang menempatkan konflik, kontradiksi dan perubahan sebagai inti dari perkembangan ilmiah.

Saya sendiri mendapatkan pelajaran penting dari Hegel tentang pemahaman baru mengenai kehidupan dan sejarah yang selalu bergerak melalui dinamika ketegangan. Justru dalam konflik semacam itu, kita menemukan jalan menuju pemahaman baru dan kebebasan yang lebih besar. Dia mengingatkan kita bahwa kebebasan sejati tidak bisa dicapai sendirian, melainkan melalui keterlibatan dalam kehidupan sosial dan politik yang lebih luas. Di tengah dunia yang terus berubah, pemikiran Hegel tetap menginspirasi cara kita memahami diri, masyarakat dan arah sejarah yang saat ini sedang kita jalani.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun