Mohon tunggu...
Samuel Edward
Samuel Edward Mohon Tunggu... Seniman - Pecinta dunia literatur, pecinta kopi, pecinta satwa khususnya anjing, pecinta alam. Dan semua itu dalam stadium 4 dan grade 4!

Tugas yang kuemban adalah membawa dan membuat mulia nama Bos-ku di mana pun aku hidup, apa pun yang aku lakukan, kepada siapa pun yang aku temui, kapan pun waktu dan kesempatannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Valentine Tak Terlupakan: Menemukan (Kembali) Cinta Murni Keluarga di Tengah Hitam Pekatnya Masalah

6 Maret 2018   20:29 Diperbarui: 7 Maret 2018   16:34 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya (berdiri berkacamata) dan ketiga kakak saya bangga pada ibu kami yang penuh kehebatan dan kekuatan cinta, berkumpul pada hari ulangtahun beliau ke-79 di tahun 2016 lalu (Foto: koleksi pribadi)

Mendengar cerita ipar kami tersebut, kami sekeluarga hanya terperangah. Sangat kentara kalau dia tidak berbohong ataupun membual sedikitpun. Apa yang diutarakannya mengenai hebatnya cinta, kesehatian, dan kehangatan keluarga kami itu sepenuhnya tulus, kami bisa pastikan itu. Yang membuat kami agak bingung adalah karena kami sendiri tidak merasa pasti, apakah kami memang sehebat yang ia gambarkan. Apakah cinta kami sekeluarga satu dengan yang lain benar-benar semurni dan seindah itu. Tetapi, kami tidak sempat memikirkannya lebih lama lagi kala itu, mengingat urusan "insan tersebut" masih belum sungguh-sungguh tuntas.

Setelah beberapa hari setelahnya, barulah kami semua benar-benar merenungkan apa yang kami sudah alami dan lakukan di kantor polisi itu. Memang benar, kilas-balik kami memperlihatkan, tanpa kami sendiri sadari saat itu, kami melakukan semua itu karena cinta yang tulus. Hanya itu alasan dan motivasinya. Tetapi, cinta itu baru benar-benar bergerak secara nyata berkat ibu kami! Tatkala beliau dan cintanya bergerak, barulah semua anak-anaknya ikut bergerak di dalam cinta pula!

Dan, berkat cinta murni yang mengemuka di antara kami sekeluarga di Hari Valentine 2015 itulah "insan tersebut" jadi benar-benar bertobat! Ia bisa sepenuhnya melupakan gaya hidup lamanya yang berstandar tinggi, lalu mampu memulai gaya hidup baru yang jauh lebih sederhana namun yang justru juga jauh lebih sehat. Sehingga, biarpun sampai kini, bisnis barunya tetap belum bisa menempatkan taraf hidup dan sosial-ekonominya pada level setinggi sebelumnya, namun dia tetap bisa menjalani kehidupan dengan bahagia karena sama sekali tidak lagi berutang lantaran telah mampu mengelola keuangan dengan baik.

Saya (berdiri berkacamata) dan ketiga kakak saya bangga pada ibu kami yang penuh kehebatan dan kekuatan cinta, berkumpul pada hari ulangtahun beliau ke-79 di tahun 2016 lalu (Foto: koleksi pribadi)
Saya (berdiri berkacamata) dan ketiga kakak saya bangga pada ibu kami yang penuh kehebatan dan kekuatan cinta, berkumpul pada hari ulangtahun beliau ke-79 di tahun 2016 lalu (Foto: koleksi pribadi)


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun