Mohon tunggu...
samuel purba
samuel purba Mohon Tunggu... Administrasi - PNS, pemerhati sosial

Penikmat alam bebas dan bebek bakar; suka memperhatikan dan sekali-sekali nyeletuk masalah pendidikan, budaya, dan kemasyarakatan; tidak suka kekerasan dalam bentuk apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pengharapan yang Tidak Mengecewakan

18 Mei 2018   12:25 Diperbarui: 18 Mei 2018   12:41 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: id.fanpop.com

Ada banyak contoh hidup, mereka yang memiliki keterbatasan fisik, kurang beruntung dibandingkan kehidupan sebagian besar orang, namun ternyata mampu berbuat lebih bahkan memberi manfaat dan pengaruh positif bagi masyarakat.

Ada teman yang pernah berkata, "Jangan terlalu banyak berharap, nanti kecewa sendiri!". Bagi saya cara pandang teman saya terhadap pengharapan itu belum tepat. Pengharapan itu bukan bersifat pasif. Pengharapan bukan bergantung pada nasib baik atau pertolongan orang lain. Pengharapan itu adalah sikap aktif kita terhadap masa depan. Pengharapan adalah dari dalam diri kita sendiri.

Berdasarkan Kitab Suci saya memaknai bahwa pengharapan itu bukan produk awal. Dia lahir dari berbagai tekanan dan persoalan hidup. Jika kita tekun menanggungnya maka kita akan tahan uji. Jika kita sudah tahan uji maka pengharapan itu lahir. Dan pengharapan tidak pernah mengecewakan.  Oleh karena itu pengharapan itu sendiri adalah buah dari ketekunan dan kemudian menjadi tahan uji.

Sering saya temukan keluarga yang hidup dalam kesederhanaan. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja mereka harus sangat berhemat. Namun sang ayah yang bekerja sebagai supir angkot tidak pernah mengeluh. Setiap hari dia bekerja sampai malam untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

Selama puluhan tahun tetap bertahan, akhirnya anak-anaknya berhasil meraih sarjana dan bekerja dengan karir yang baik. Kehidupan mereka kemudian berubah drastis. Bahkan mereka menjadi saluran berkat Tuhan bagi keluarga lainnya. Pengharapan keluarga ini menghasilkan buah yang manis setelah menanti puluhan tahun.

Ketika saya mengambil kuliah S2 di ITB Bandung, saya harus meninggalkan istri dan anak-anak selama dua tahun di Sumatera. Selama itu saya merasa begitu berat dan tertekan, bahkan kesehatan saya juga terganggu. Hampir saya menyerah. Namun karena pengharapan, maka saya bertahan. Dan kemudian saya berhasil mendapat gelar master dengan predikat cumlaude.

Banyak teman dan senior saya yang bahkan lebih "parah". Mengambil gelar doktor di Eropa dan meninggalkan istri dan anak-anak selama empat tahun. Namun toh dia bertahan dan akhirnya mampu menjadi Ph.D dengan hasil yang membanggakan.  

Adik kelas saya menjadi yatim piatu ketika mereka (empat bersaudara) masih di bangku kuliah dan sekolah menengah. Saya menyaksikan kepedihan dan kesakitan yang mereka tanggung selama bertahun tahun. Hingga akhirnya mereka bisa selesaikan kuliah, mendapatkan pekerjaan yang baik, dan berumah tangga. Mereka tetap kompak dan penuh kebahagiaan. Semua karena pengharapan. Dan masih banyak sekali contoh lainnya.

***

Oleh karena itu pengharapan adalah bagian terpenting yang memotivasi diri untuk terus meningkatkan kapasitas dan kualitas pribadi. Dengan adanya pengharapan kita tidak perlu membanding-bandingkan diri dengan "keberhasilan" orang lain. Kita tahu bahwa bagian kita sudah disediakan Tuhan, dan itu pasti yang terbaik.

Dengan demikian kita memacu diri untuk terus belajar, mengevaluasi diri, dan berkembang. Kita tahu bahwa kualitas pribadilah yang menentukan masa depan kita. Dan seiring berjalan waktu, pengharapan tersebut semakin dekat untuk menjadi buah yang manis. Buah-buah dari pengharapan itu akan menghasilkan pengharapan yang lebih besar lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun