Mohon tunggu...
Sam Junus
Sam Junus Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Konten kreator, Penulis, audiostory, genre : romans, drama rumah tangga dan horor.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Ungkapan Annisa

15 Januari 2024   21:45 Diperbarui: 16 Januari 2024   00:00 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Keesokannya, aku tidak dapat berpikiran jernih. Banyak hal yang berkecamuk dalam otakku. Semuanya, baik mengenai Tante An, mamaku dan om Han. Serta perasaanku, serta pengalaman sensasiku dan masih banyak lagi yang tidak dapat aku urai satu persatu. Termasuk perasaanku pada om Han. Aku analisa kembali, bahwa memang saat pertama kali berkenalan dengan om Han, aku merasakan desiran darah dan pacuan jantungku luar biasa. Namun aku sembunyikan dari Tante An.
Juga saat mereka berduaan di kamar, aku sendiri ada perasaan iri atau cemburu atau apalah. Sehingga aku selalu menyibukkan diri di kamarku.
Setelah kejadian malam itu,  kadang dini hari om Han ke kamarku. Bila terkunci, dia akan mengetuk pintuku.

     Om Han selalu mengatakan bahwa, dia lebih mencintai aku dari pada tante An. Namun dia juga tidak enak dengan tante An.
Om Han sendiri ternyata belum menikah. Dan memang dia sedang mempersiapkan ke arah sana. Tapi dia katakan padaku bahwa tidak dengan tante An.

     Singkat cerita, akhirnya akupun jatuh pada pelukan om Han. Kami sering janjian diluar. Dan om Han sudah jarang kerumah ataupun pergi dengan tante An.
Kadang aku merasa bersalah, kadang aku merasa menghianati tante An.
Namun semua perasaanku dengan om Han sudah sulit terbendung lagi. Aku hanya mencari cara agar tante An tetap tidak tahu semua ini. Sikapku juga seperti biasa saja.

Aku terkejut, saat hari kelulusan ku. Om Han mengatakan padaku, bahwa dia memberi hadiah sebuah kamar apartemen di Singapura dan suatu pekerjaan yakni di perusahaan teman akrabnya yang memiliki usaha di Singapura.
Om Han kasih target waktu, yakni maksimal tiga bulan setelah aku di wisuda, supaya aku berangkat ke Singapura, semua biaya dia yang tanggung.

     Dua bulan setelah wisuda, aku pamit pada tante An, bahwa aku sudah diterima kerja di Singapura dan diberikan sebuah kamar apartemen. Tante An wajahnya terkejut tapi girang juga dan bersinar wajahnya. Kemudian beliau menghubungi mamaku, untuk memberikan kabar ini.

Akhirnya aku mengucap terima kasih pada tante An dan pemit untuk berangkat ke Singapura.
Disana aku akan dijemput oleh om Han. Terima kasih om Han.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun