Mohon tunggu...
PARTIKEL
PARTIKEL Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengolah Kata

Masih berusaha untuk mengolah kata yang tak bisa untuk di cerna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Tumini SuTango Story, Awal Kehidupanku

27 Oktober 2018   22:51 Diperbarui: 27 Oktober 2018   22:59 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat masih sekolah aku menyusun rencana yang indah nan sempurna untuk masa depan, dan mulai meyesuaikan diri dengan seperti siswa siswi lainnya, tapi ketika TUHAN berkehendak lain maka aku mengikuti dan mensyukurinya. 

Inilah kisahku yang selalu tidak sesuai dengan keinginanku

Namaku Tumini SuTango, aku berasal dari kota Madiun, suatu kota yang sangat penuh dengan kenangan, di kota itu aku di besarkan, dan di sana pula aku mulai menjalani kehidupanku, setelah lulus dari sekolah SMK aku bertekad untuk melamar kerja, karna aku sadar sudah tak mungkin untuk bisa melanjutkan ke tingkat kuliah, dari faktor ekonomi sudah tak mungkin, dan aku menyadari hal tersebut, aku selalu berusaha bersabar untuk untuk menghadapi kehidupanku yang rumit dan penuh dengan kekacauan.

Akhirnya aku mendapatkan pekerjaan, meskipun bukan pekerjaan seperti yang kuharapkan tapi aku tetap menjalaninya, di saat pertama kali masuk kerja di situ aku bisa merasakan bagaimana arti kerja sesungguhnya, awalnya aku selalu mengeluh, dan merasa lelah atas pekerjaan ini, ingin rasanya untuk segera pulang ke rumah dan merebahkan tubuh yang lelah ini, tapi aku harus bertahan dari semua ini, aku terus berusaha mecoba melawan kemalasan yang biasanya aku lakukan, dan akhirnya aku berhasil melewati semua itu hingga waktu pulang, selama dalam pekerjaan itu juga aku mendapatkan banyak pelajaran tentang kehidupanku, setelah genap satu bulan aku menerima upah untuk pertama kalinya, dan itu hasil jerih payahku sendiri, setelah mendapat upah, aku membagi sedikit upahku kepada keponakan dan orang tuaku sebelum uang itu aku pakai untuk keperluanku, aku merasa seakan semua bisa aku beli dengan uang itu, dan merasa bahwa uang itu segalanya bagiku, barang demi barang aku beli, tak terasa uang itu sudah menipis, dan aku baru menyadari betapa borosnya hidupku, sampai tak memikirkan untuk hari-hari berikutnya, setelah 3 kali aku menerima upah, aku merasa tidak puas dengan hasil yang kudapatkan, akupun mencari pekerjaan sambilan lain untuk mencukupi kehidupanku.

Setelah beberapa hari aku mendapatkannya, dan di saat itu juga kehidupanku mulai mengalami perubahan, dari aku yang tidak tau mengenai kehidupan luar sesungguhnya hingga mengetahui bagaimana kehidupan itu berlangsung dan menjalaninya, pada awalnya aku ragu dan bimbang, tapi rasa ingin tau mendorongku untuk menerjuni kehidupan itu, mau tidak mau siap tidak siap aku harus tetap menjalaninya, karna pada saat itu aku lebih memilih kehidupan daging dan duniawiku, siang hari aku bekerja pada pekerjaan sebelumnya dan pulang pada jam 5 sore hari, pada saat pulang aku hanya mampir sebentar untuk mandi dan ganti pakaian, setelah jam 18:30 malam aku berangkat kerja lagi, yang sebenarnya aku bekerja pada jam 19:00 sampai pukul 23:00, sebenarnya tidak perlu waktu lama untuk menuju tempatku kerja hanya 10 menitan aku sudah sampai, tapi aku lebih suka berada di tempat kerjaku dari pada dirumah yang selalu membuatku berada pada posisi yang tertekan karena ulah saudara saudaraku.

Aku bekerja pada sebuah warung kopi yang terletak di sebuah lapangan, warkop itu selalu ramai dengan pengunjung, dari anak anak remaja, dewasa hingga yang sudah berumur pun ada pada warkop itu, pada awal bekerja aku merasa tidak nyaman dengan godaan dan candaan para pembeli, aku berusaha sabar dan mengatasi semua itu dengan ramah, akhirnya setelah beberapa hari aku bisa beradaptasi dengan lingkungan baru itu, dan mulai biasa dengan tingkah laku mereka, akupun mulai merasa menikmati pekerjaannya, semua aktivitas aku lakukan setiap hari seperti biasanya, disana aku mendapatkan banyak teman baru dan pada saat itu aku sering pergi bersama dengan teman temanku dan jarang pulang ke rumah, lagipula keluargaku tidak lagi memperdulikanku, mereka bicara padaku hanya pada saat mereka butuh uang dan hilang ketika sudah mendapatkannya, perasaanku lebih nyaman dan bahagia ketika aku berada bersama teman temanku di luar, meskipun terkadang aku sadar bahwa tidak semua yang kami lakukan adalah suatu hal yang benar tapi selama itu membuatku senang kenapa tidak!!!.... dari pagi sampai malam tiba banyak waktuku di gunakan untuk bekerja, dan sisa waktuku bersama teman teman, aku tidak pernah memikirkan lelah pada tubuhku, seakan mereka bisa membuatku untuk terus menjalani hari hariku,

Secara perlahan aku mulai berubah, dari penampilanku, sifatku, kebiasaan dan cara berbicarapun berubah drastis dari aku sebelumnya yang begitu amat polos, aku tidak menyadari semua perubahan itu, aku hanya berpikir biasa-biasa saja tanpa ada yang berubah sedikitpun, aku tersadar saat sahabatku mengunjungi warkop tempatku bekerja dan memberi banyak komentar tentang perubahanku, akupun mengacuhkannya dan tidak memperdulikanya, dan di saat aku ingin bercerita dia sudah menghilang begitu saja, mungkin dia marah karna aku telah mengacuhkannya. dan akupun berpikir untuk mampir ke rumahnya dan minta maaf saat pulang nanti, baru saja hendak berpamitan pada bosku, teman temanku sudah menjemputku, dan akupun membatalkan rencana pergi kerumah sahabatku, dan memilih keluar bersama temanku, mungkin bisa di bilang sekarang ini aku mulai ketergantungan dengan mereka, entah apa yang telah terjadi padaku sampai-sampai aku selalu menuruti apa kemauan mereka, sejauh ini mereka baik baik saja terhadapku, dan aku selalu merasa senang dan bahagia bersama mereka, tidak sengaja aku menemukan beberapa obat dalam kamar mereka, dan ternyata tidak hanya itu saja yang aku temukan, ada dari beberapa yang bentuknya cair dan serbuk, aku tidak tau apa itu, aku menanyakannya pada mereka, tapi reaksi mereka marah terhadap apa yang aku temukan! lalu salah seorang menghampiriku dan merebut apa yang ada padaku, setelah itu mereka membawaku masuk dalam kamar dan menguncinya dari luar, akupun berteriak teriak untuk dibukakan pintu, tapi tidak ada seorangpun yang mendengarkanya, aku takut mereka akan berbuat sesuatu yang tidak aku inginkan, aku lelah berteriak dan mencoba mendobrak pintu, sampai akhirnya aku tertidur di lantai, dan ketika aku terbangun mereka belum juga ada yang datang, aku berusaha mencari cara agar bisa keluar, di saat mencari alat untuk mendobrak kaca jendela aku menemukan handycam yang berada di atas lemari mereka, penasaran dengan apa yang aku temukan akupun membuka dan melihat isinya, ternyata itu adalah kumpulan video bejat mereka yang di abadikan, ternyata semua cewe dan cowonya sama saja mereka mengkonsumsi obat obatan terlarang, beruntung aku belum sampai melakukan hal hal tersebut, aku menelusuri setiap video itu dan tidak menemukan adanya aku dalam salah satu video mereka, akupun langsung menaruh kembali handycam itu di atas lemari, dan menemukan banyak sekali kunci pintu yang berserakan lalu mencobanya satu persatu, sampai akhirnya pintu itu terbuka dan aku segera berlari dengan kencang, ketika berlari keluar aku tidak menemukan siapapun berada di rumah itu, rumah itu sepi seperti kuburan, dan saat aku berlari tidak sengaja aku menginjak banyak bunga yang berserakan di lantai, entah apa yang telah mereka lakukan aku tidak lagi penasaran, pikiranku hanya ingin cepat keluar dan pulang ke rumahku, akhirnya aku berhasil kabur dan pulang ke rumahku di antar tukang ojeg, 2 hari aku tidak masuk kerja karna takut mereka akan mencariku.

Akhirnya aku memberanikan diri untuk masuk kerja, dan dugaanku benar, kata temanku ada yang mencariku, katanya mereka minta maaf dan tidak pernah muncul lagi sampai saat ini. Akupun lega dan setelah beberapa hari upahku keluar, aku pamit pada bosku dan minta ijin untuk berhenti bekerja, tapi tidak diperbolehkan. Akupun terpaksa masih bekerja dan tetap menjalaninya.

Setelah 4 bulan dari kejadian pahit waktu itu, akupun memutuskan untuk mengunjungi sahabatku yang tertunda waktu itu, aku minta ijin untuk libur dari semua pekerjaan, dan pergi ke rumah sahabatku, ketika sampai di rumahnya akupun mengetuk pintu dan dia menyambutku seperti biasa, seketika itu juga aku langsung meminta maaf atas semua perbuatanku padanya, setelah itu aku menceritakan semua yang aku alami pada sahabatku, dan memintanya memberi saran untukku, tak terasa seharian aku berada di rumahnya untuk sekedar bercerita, lalu dia menyarankan untuk jangan berteman lagi dengan mereka, jauhi mereka , dan tinggalkan semua yang telah kamu lakukan dengan mereka, mendengar hal itu perasaanku sangat lega dan pikiranku sudah tidak terasa ada beban lagi, aku telah menumpahkan semua pikiranku pada sahabatku, meskipun akhir akhir kemarin aku mengacuhkanya, tapi dia masih menerimaku dengan kelembutan hatinya, terima kasih sahabatku, sudah mau mendengarkan apa yang menjadi beban pikiranku. setelah kembali ke rumah aku langsung istirahat dalam kamarku, dan tidak ada lagi yang harus aku lakukan, semalaman aku memikirkan apa yang harus aku lakukan selanjutnya, hingga akhirnya aku terlelap dalam tidurku.

Keesokan harinya aku memutuskan untuk keluar dari semua pekerjaanku, apapun yang terjadi aku akan tetap keluar, untuk istirahat dan berdiam diri di rumah untuk sementara waktu.

Thumbs Up

Denpasar, Bali

28/10/2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun