Mohon tunggu...
Samsul Bahri
Samsul Bahri Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Peneliti

Universitas Teuku Umar

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pandemi dan BSI, Mengapa Menarik untuk Dibahas?

6 Februari 2022   18:36 Diperbarui: 6 Februari 2022   19:23 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat pada tanggal 31 Desember tahun 2019, sebuah virus baru untuk pertama kalinya terdeteksi di China tepatnya di Kota Wuhan, Hubei. Lalu tepat pada tanggal 11 Maret 2020 ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Virus itu adalah Coronavirus disease 2019, disingkat dengan Covid-19.

Selanjutnya pada 1 Februari 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI). Aceh menjadi Provinsi yang berkomitmen untuk mensyariahkan sistem transaksi finansial dengan memberlakukan sistem syariah untuk semua Bank yang beroperasi di Bumoe Seuramoe Meukkah.

Mengapa kedua momentum diatas menarik untuk dibahas? dan apa yang membuat keduanya menarik untuk dibahas? mari kita lanjutkan ke narasi selanjutnya.

Sekitar pertengahan tahun 2018, saya berdiskusi dengan seorang sahabat yang baru menyelesaikan studinya di Wuhan. Setahun sebelum Covid-19 terdeteksi. Ia baru saja menyelesaikan pendidikan Master Bidang Psikologi yang ia tekuni. Semua biaya pendidikan ia peroleh dari beasiswa Pemerintah China untuk mahasiswa luar, termasuk mahasiswa yang berasal dari Indonesia. Namun yang menarik adalah sepenggal cerita yang ia sampaikan, di China orang-orang tak perlu membawa uang untuk belanja bahkan hanya sekedar membeli cemilan, semuanya pembayaran bisa dilakukan hanya dengan sebuah smartphone tanpa harus ribet dengan uang kembalian atau harga yang terlalu detil hingga dua digit terakhir.

Sampai disini kita mulai mendapatkan benang merah seperti judul diatas, yakni Pandemi dan BSI. Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu metode penyebaran Covid-19 adalah melalui sentuhan baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketika kita melakukan transaksi seperti membeli suatu barang dan membayarnya dengan uang tunai, maka akan berpotensi untuk menjadi media penyebaran virus. Dan bayangkan berapa jumlah transaksi uang tunai yang terjadi setiap harinya di Provinsi Aceh.

BSI melalui Mobile Banking menawarkan transaksi non tunai dengan menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard atau yang lebih dikenal dengan QRIS. Apa yang membuat QRIS menarik untuk dibahas, padahal sejatinya layanan ini sudah ada sejak lama dan sudah banyak digunakan oleh platform E-Wallet yang ada di nusantara.

Yang menarik adalah keberadaan QRIS di Mobile Banking BSI dan dukungan keberadaan Bank BSI diseluruh Aceh. Perlu diketahui bahwa saat ini hanya terdapat dua bank saja yang mendominasi keberadaannya di Provinsi Aceh, yakni bank daerah Bank Aceh dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Dengan adanya fitur cashless yang ditawarkan oleh Mobile Banking BSI melalui metode QRIS maka akan mempermudah transaksi finansial yang ada di Aceh.

Ketika kita pergi ke warung kopi dipagi hari dan hanya sekedar untuk menikmati secangkir kopi dengan harga 4.000 rupiah dan kue pagi seharga 6.000 rupiah, maka kita bisa melakukan pembayaran non tunai hanya dengan memanfaatkan fitur scan barcode yang ada di smartphone melalui aplikasi Mobile Banking BSI. Atau hanya sekedar membeli nasi goreng bungkus, beberapa teman ikutan nitip dan mereka cukup membayar dengan cara melakukan transfer ke rekening kita dengan melakukan scanning barcode rekening yang ada di Mobile Banking BSI kita. Tidak ada duit kurang dan lebih karena kita bisa menuliskan nominal secara rinci hingga dua digit terakhir.

Semua kepraktisan itu hanya bisa dilakukan jika si-pembeli memiliki tabungan BSI dan menggunakan aplikasi Mobile Banking, sementara si-penjual menyediakan pembayaran non tunai QRIS yang siap untuk discan yang terletak diatas meja kasir. Semua kepraktisan tersebut semakin nyata karena hampir seluruh masyarakat yang ada di Aceh hanya menggunakan tabungan BSI atau Bank Aceh. 

Tulisan ini tidak bertujuan untuk menggiring seluruh rakan pembaca agar menggunakan tabungan BSI. Penulis hanya berangan-angan jika suatu saat penulis keluar rumah hanya untuk sekedar ngopi pagi di warung kopi manapun tanpa harus ribet membawa dompet, atau membawa pounch bag yang penuh dengan barang-barang lain. Cukup dengan membawa satu smartphone yang sudah full charge maka seluruh transaksi kita semua sudah bisa dilakukan dengan praktis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun