Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Kisah Baju Lebaran Selalu Menarik untuk Diceritakan

14 April 2024   10:45 Diperbarui: 16 April 2024   16:30 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto bersama dalam baju lebaran di hari nan fitri (Sumber: dokumen pribadi)

Hai sobat kompasiana dan pembaca semua, masih makan opor ayam yang dipanasi berulangkali, atau sudah ganti menu rumahan sayur bening iwak asin? Hehehe...

Alhamdulillah ya, masih ada dua hari libur yang bisa digunakan untuk santai-santai tidak memikirkan pekerjaan kantor. Kali ini saya menyisihkan waktu untuk menulis artikel tentang baju lebaran.

Di sebuah artikel tentang baju lebaran, saya sempat membaca pertanyaan sesepenulis yaitu: siapa sih yang mengawali tradisi baju lebaran harus baju baru?

Sebenarnya nggak begitu juga sih. Sunnahnya, pas idul fitri kita memakai pakaian terbaik kita. Sebagian orang menerjemahkan itu dengan pakaian baru. Nggak salah juga, apalagi jika semua baju-baju lamanya sudah kusam.

Nggak semua orang beruntung bisa beli baju baru setiap waktu. Ada orang yang bisa beli bajunya cuma setahun sekali, dan merasa afdholnya setahun sekali itu ya pas lebaran. 

Baju barunya ia pilih dengan seksama agar menjadi baju terbaik yang pantas dikenakan di hari nan fitri.

Saya pun dulu selalu memakai baju baru di lebaran. Baik itu beli jadi, atau dijahitkan mama sendiri. Mama saya dulu menjahit dan terima jahitan. Tapi itu dulu sekali, masa-masa saya pra-sekolah. 

Saya masih ingat ada baju yang dibikinkan mama, kembaran sama kakak. Saya nggak suka baju itu karena pakai benang karet di lengan. 

Sobat tahu ndak, benang karet? Benang sintetis yang rasanya agak menekan di kulit. Biasa dipakai di ujung lengan. Rasanya kayak pakai karet gelang, hehe.

Mulai usia SMA, agenda beli baju lebaran tetap ada, tapi wujudnya mentahan. Jadi saya dikasih uang sama mama dan disuruh beli sendiri. Baju lebaran jadi aneh-aneh karena pernah saya belikan celana panjang dan blus yang cocok dipakai ngemal. Pernah juga tidak saya belikan apa-apa (mau dipakai jalan-jalan saja) jadi saya pakai baju lama pas lebaran.

Sejak menikah, tradisi beli baju lebaran juga tetap saya lakukan. Anak-anak perempuan saya yang urus, anak lelaki diurus suami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun