Mohon tunggu...
sampe purba
sampe purba Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Insan NKRI

Insan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Etika Bermantan

31 Januari 2019   07:44 Diperbarui: 31 Januari 2019   07:48 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Never under estimate, never over confidence. Get things done. You're driven by objective, caranya terserah, yang penting governance terjaga.  Itu kredonya yang dicamkan dan dicanangkannya. Nama Pak Jonan kembali menonjol di antara rekan kabinetnya.

Tapi politik adalah percaturan. Kombinasi profesionalisme, kelihaian dan mungkin juga intrik. Konstelasi dan deal politik pendukung Pemerintah di Parlemen berubah. Partai partai rekan koalisi baru mendesak sharing kue kekuasaan. Pak Jonan, seorang profesional yang tidak berpartai terpental.

Tetapi adakah beliau grasa grusu, curhat atau berkata buruk tentang instansi dan kabinet yang ditinggalkannya?. No. Big No.
Beliau tahu, Presiden pasti punya pertimbangan yang lebih luas dan jauh. Selepas di kabinet, beliau menshare ilmu dan pengalamannya di kelas kelas profesional eksekutif. Mengabdi kepada bangsa tidak harus di Pemerintahan. Beliau membiarkan rekan kabinetnya menuntaskan bhakti bersama pak Jokowi - JK dengan nawacitanya. Etika dipegang teguh, yang terefleksi dalam etiket pada tataran relasi yang elegan.

Tapi lihatlah. Pertama kalinya dalam sejarah Republik Indonesia, seorang Menteri yang terdepak reshuffle dipanggil kembali ke kabinet yang sama. Itulah pak Jonan. Beliau didapuk memegang Kementerian ESDM. Pak Jokowi tahu mana yang loyang, mana yang emas. Di tangan Pak Jonan, #EnergiBerkeadilan# diusahakan sungguh sungguh. Penyediaan energi di seluruh persada Nusantara, pada harga terjangkau, berkelanjutan. Tetapi juga diimbangi dengan peningkatan penerimaan Negara, seeta mendorong pertumbuhan dan investasi.  

Model etiket bermantan berikutnya yang patut diamati adalah Bung Ruhut Sitompul - Sang Raja Minyak dari Medan. Beliau ini seorang manusia serba. Ya politisi, pengacara handal, artis, pengusaha dan komandan preman. Pergaulannya luas. Insting politiknya tajam. Tercatat pernah aktif dan kader menonjol di Partai Golkar, Demokrat dan kini sering bersama PDIP.

Semasa di partai, siap pasang badan membela komandan dan rekannya. Ya Pak Harto, Pak SBY, Mas Ibas, pak Jokowi dan lain lain. Sekalipun sudah pindah partai tidak pernah menjelekkan mantan mantan Bossnya. Setia kawan. Khas anak Medan.


Banyak kalangan mencibir bang Ruhut sebagai oportunis. Tetapi sesungguhnya beliau memegang value dan prinsip.  Pantang menjelek jelekkan mantan.

Bagaimana soal mantan dalam asmara ? Nyelonong begitu saja saya bertanya ke Jum.

Begini, sambil memindahkan persilangan kakinya, Dek Jum melanjutkan.

.... bersambung

Akhir Januari 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun