Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dendam Si Janda Kembang

30 Oktober 2020   20:15 Diperbarui: 30 Oktober 2020   20:41 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, Senja tak langsung menghabisi Bianka. Dia membuka topengnya lebih dahulu dengan tujuan agar Bianka tahu siapa yang membunuhnya.

Setelah tak lagi bertopeng, Senja segera membekap mulut Bianka. Kontan si wanita itu terbangun. Saat matanya terbuka, Bianka kaget dan meronta-ronta. Tapi percuma, todongan pistol Senja tepat di kepalanya.

"Nyawa dibayar nyawa. Malam ini giliranmu yang mati di tanganku," ancam Senja.

Bianka makin ketakutan. Kedua matanya melotot menandakan rasa takut yang maha dahsyat.

"Eeemmmm ... emmmm ...," Bianka tak bisa berteriak atau mengucapkan apapun karena mulutnya dibekap.

"Sekaranglah saatnya wanita keparat," ancam Senja sambil siap-siap menarik pelatuk pistolnya.


Namun, saat Senja hendak menghabisi nyawa Bianka, suara parau ibu-ibu tua memanggilnya.

"Senja ... Senja ... bangun Nak. Hari telah pagi. Tidak baik anak gadis bangun siang-siang."

Senja pun terbangun. Ternyata dia hanya mimpi. Ya ilah hanya mimpi, toh.

TAMAT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun