Boleh jadi merupakan hal jamak terjadi pengambilalihan kekuasaan antar rezim. Namun, sejarah mencatat bahwa perlakuan Presiden Soeharto terhadap Sukarno dianggap tidak manusiawi.Â
Sang Proklamator tak ubahnya diperlakukan sebagai pesakitan.Â
Betapa tidak, setelah lengser dari jabatannya, Sukarno dijadikan tahanan rumah oleh Presiden Soeharto. Dalam prosesnya, Sukarno benar-benar diasingkan dengan dunia luar. Seperti dilarang menerima tamu, dilarang nonton TV, dan dilarang baca koran.Â
Tak hanya itu, saat Sukarno menderita sakit keras pun, Presiden Soeharto tidak memperlakukannya sebagai mantan pemimpin besar bangsa. Sebaliknya, beliau benar-benar diperlakukan sebagai tahanan politik yang dianggap bersebrangan dengan penguasa.Â
Bahkan, wasiat Bung Karno yang menginginkan dimakamkan di sekitar Prasasti Batu Tulis Bogor, Jawa Barat pun tak digubrisnya.Â
Dengan dalih keamanan, sang penguasa orba, pemakaman Bung Karno akhirnya dipindahkan ke Blitar, Jawa Timur.Â
Soeharto versus HabibieÂ
Kamis, 21 Mei 1998 merupakan tonggak sejarah baru bagi Banga Indonesia. Presiden Soeharto yang menguasai tanah air hampir 32 tahun, akhirnya lengser keprabon, karena derasnya gelombang protes ribuan mahasiswa yang menginginkan perubahan.Â
Sebagai pengganti jabatan presiden yang ditinggalkan Soeharto jatuh terhadap wakilnya, BJ Habibie.Â
Namun, ternyata pada saat hari pengunduran diri Presiden Soeharto adalah hari terakhir pertemuannya dengan BJ Habibie. Sebab, setelah itu hubungan keduanya benar-benar ambyar seperti tidak mengenal satu sama lain.Â
Kenapa bisa demikian?Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!