Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Kaget, Ini Kisah Unik Hari Kemerdekaan RI dan Perintah Perdana Presiden Sukarno!

14 Agustus 2020   14:00 Diperbarui: 14 Agustus 2020   14:17 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tujuhbelas Agustus tahun empat lima, itulah hari kemerdekaan kita. Hari merdeka nusa dan bangsa, hari lahirnya Bangsa Indonesia...Merdeka..!"

RASANYA lirik tersebut di atas tentu tidak akan asing di telinga kita, bukan? Ya, itulah penggalan lirik dari salah satu lagu nasional kita yang berjudul " Hari Merdeka" ciptaan H. Mutahar. 

Sudah menjadi budaya dan cenderung wajib, bahwa tepat pada tanggal tersebut, hampir seluruh warga masyarakat Indonesia berbondong-bondong guna melakukan beragam perayaan, sebagai wujud peringatan terhadap jasa-jasa para pahlawan kemerdekaan, sekaligus merayakan dirgahayu kemerdekaan Indonesia. 

Perayaan tersebut tentu saja beragam. Mulai dari melaksanakan upacara peringatan HUT RI, mengikuti lomba-lomba tujuh belasan, hingga melakukan aksi-aksi sosial kemasyarakatan. 

Hal tersebut adalah sebagai bentuk atau wujud masyarakat Indonesia memperingati hari kemerdekaan Negara Indonesia. Tentu ini merupakan sikap atau tindakan yang patut diapresiasi. 

Namun, akan lebih baik lagi jika dibalik perayaan tersebut, penulis dan segenap masyarakat lainnya lebih memahami tentang makna dari kemerdekaan itu sendiri. 

Tentunya hari merdeka itu tidak sekadar lepas dari cengkaraman atau belenggu penjajahan, melainkan di dalamya ada sejarah panjang para pejuang kemerdekaan, yang tentu bukan sebuah hal yang bisa dianggap remeh. 

Keringat, tenaga, darah, hingga nyawa dipertaruhkan demi yang namanya sebuah kemerdekaan. Namun perlu ketahui, sebagai generasi sekarang, kita tentu tidak bisa duduk santai menikmati hasil dari para pejuang. Sebaliknya, kita semua mengemban tugas lebih berat, yaitu mempertahankan dan mengembangkan hasil yang diperoleh oleh para pejuang. 

Selain itu, patut juga dipahami, bahwa makna kemerdekaan tentu tidak hanya sekadar kalimat kosong tanpa arti. Di dalamnya terdapat sejarah panjang penuh perjuangan tanpa henti. 

Artinya, kita sebagai masyarakat Indonesia pastinya harus bisa memetik pelajaran, bahwa sebuah perjuangan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, akan membuahkan hasil yang memuaskan. 

Momentum kemerdekaan, alangkah lebih baik jika dimaknai sebagai momen pemernyatu bangsa. Dimana kala itu, seluruh warga masyarakat dari Sabang hingga Merauke bersatu padu tanpa sekat dan SARA. Semuanya sama, "Bangsa Indonesia". 

Dari sini bisa kita petik pelajaran, momen peringatan hari kemerdekaan adalah saat terbaik guna menggerus segala perselisihan, dan kembali membangun persatuan dan kesatuan satu sama lain. 

Kembali ke tema artikel ini, penulis rasa sejarah kemerdekaan Republik Indonesia adalah sebuah kisah yang sudah biasa kita dengar di saat masih duduk di bangku sekolah. 

Namun, kisah-kisah yang ada di buku pelajaran sejarah tersebut tentu saja hanya bagian kecil dari kisah sebenarnya. Padahal, ternyata masih cukup banyak kisah-kisah unik dan menarik seputar kemerdekaan Indonesia yang tidak kita ketahui. 

Penasaran? 

Berikut kisah-kisah unik dan menarik yang mewarnai kemerdekaan Indonesia, dikutip dari Gramedia.com. 

1. Tiang Bendera Dari Bambu 

Ternyata tiang bendera yang digunakan saat upacara pertama kali setelah merdeka hanya menggunakan tiang yang terbuat dari bambu. Bendera Pusaka pertama tersebut dinaikkan di rumah Soekarno yang berada di Jalan Pengangsaan Timur No. 56, Jakarta, sesaat setelah Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 

2. Bung Karno Jatuh Sakit 

Tak banyak yang tahu, pada saat membacakan teks proklamasi, Sukarno sebenarnya sedang dalam kondisi sedang sakit. 

Persiapan naskah proklamasi sangat menguras jiwa dan tenaga Bung Karno hingga ia jatuh sakit. Saat proklamasi diucapkan, penyakit malaria yang diderita Bung Karno kambuh. Bahkan ia masih tertidur dua jam sebelum pembacaan proklamasi. 

3. Rekaman Ulang Suara Bung Karno 

Banyak yang mengira suara Bung Karno pada rekaman pembacaan teks proklamasi 17 Agustus 1945 adalah suara asli. Padahal sebenarnya, suara itu hasil dari rekaman sekitar tahun 1950. 

Adalah Jusuf Ronodipuro, pendiri RRI, meminta Presiden Soekarno kembali merekam pembacaan teks proklamasi kemerdekaan. Jika tidak, sekarang kita tidak akan dapat mendengar suara Sukarno saat membacakan naskah bersejarah itu. 

Itulah hal unik yang terjadi pada saat momentum hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 silam. Konon masih banyak hal-hal dan kisah unik yang terjadi di balik peristiwa kemerdekaan Republik Indonesia. 

Nah, hal menarik lainnya juga terjadi sehari setelah Indonesia dinyatakan merdeka, atau tepatnya pada hari Bung Karno didaulat sebagai presiden pertama Republik Indonesia. 

Setelah menjabat presiden, perintah pertamanya bukan membentuk kabinet atau mempersiapkan rapat-rapat khusus, atau menetapkan kebijakan penting lainnya. 

Dikutip Gramedia.com, perintah pertamanya ternyata memesan 50 tusuk sate ayam! 

Kala itu, pada saat perjalanan pulang Sukarno melihat pedagang sate. Tanpa pikir panjang, ia langsung memerintahkan tukang sate untuk membuatkan 50 tusuk untuknya. Ia pun langsung memakannya dengan berjongkok di pinggir parit. 

Isi Kemerdekaan dengan Kegiatan Positif 

Masih bicara soal hari kemerdekaan, tanpa terasa tiga hari lagi, bangsa Indonesia genap merayakan HUT RI yang ke-75. 

Sudah sepantasnyalah, dalam mewujudkan rasa syukur atas kemerdekaan RI, segenap warga negara dapat melakukan beberapa kegiatan yang positif. Sebut saja, mensyukuri nikmat kemerdekaan dengan jalan mengisi kemerdekaan sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan keterampilan masing-masing. 

Kemudian, menghormati dan menghargai jasa-jasa para pahlawan pejuang bangsa dengan cara meneruskan amanat cita-cita perjuangan bangsa, menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa, meningkatkan kemandirian bangsa dan meningkatkan sikap toleran dan kerjasa antar sesama. 

Generasi milenial merupakan agen perubahan yang memiliki tanggungjawab melanjutkan perjuangan kemerdekaan dan mempertahankannya. 

Tentunya banyak ragam yang bisa dilakukan oleh generasi ini. Misal, belajar dengan sungguh-sungguh, menciptakan kondisi masyarakat yang aman dan saling toleransi, meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dan meningkatkan pembangunan di segala bidang dan merata.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun