Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Pseudo Democracy" dan Jika Gibran Melawan Kotak Kosong

30 Juli 2020   20:06 Diperbarui: 30 Juli 2020   20:14 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.kabarsumbar.com

Betapa tidak, dari 45 kursil parlemen yang tersedia di Kota tersebut, 30 kursinya dikuasai oleh partai yang berlambang banteng gemuk moncong putih dimaksud. Kekutan Gibran yang sudah luar biasa ini, semakin dashyat, karena statusnya sebagai putra sang penguasa negeri.

Kondisi ini sangat disadari betul oleh partai-partai politik yang berada di Kota Solo. Maka, daripada harus "bunuh diri" dengan melawan kekuatan Gibran. Mereka lebih memutuskan untuk bergabung.

Dengan posisi partai politik lainnya yang sudah jiper duluan melawan Gibran, dan akhirnya memutuskan untuk bergabung. Maka, sudah bisa dipastikan, tidak akan ada calon lain dari partai politik yang akan menandinginya.

Sebenarnya ada satu partai yang siap menandingi Gibran. Partai itu adalah PKS. Sayang, kekuatan mereka di DPRD Kota Solo maupun akumulasi suara syahnya tidak cukup untuk mengusung calonnya sendiri. Satu-satunya harapan agar pseudo democracy tidak terjadi di Kota Solo adalah dengan majunya calon independen.

Sejauh ini, kabarnya ada calon independen yang siap menandingi Gibran yang berpasangan dengan Teguh Prakosa. Hanya saja, pasangan Bagyo Wahyono dan F.X Supardjo atau Bajo ini masih harus menunggu hasil verifikasi dari KPUD setempat.

Mudah-mudahan saja calon independen ini bisa lolos verifikasi, sehingga demokrasi di Kota Solo setidaknya diselamatkan oleh adanya pasangan dari calon independen ini. Jika tidak, berarti sudah hampir dipastikan, Gibran dan pasangannya bakal melawan kotak kosong.

Bagaimana peluang Gibran, jika melawan kotak kosong?

Banyak yang meyakini, bahwa putra sulung Presiden Jokowi ini bakal melenggang mulus menuju kursi Solo 1. Namun, apapun di politik bisa terjadi. Apa yang kita yakini hari ini, boleh jadi hasilnya tidak berbanding lurus dengan realita yang terjadi nanti.

Kenapa?

Karena, sejarah Pilkada telah mencatat, bahwa ada calon tunggal yang digadang-gadang memiliki kekuatan besar dan dipastikan lolos menuju kursi kekuasaan, hasilnya malah ambyar. Calon tunggal tersebut justru kalah oleh kotak kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun