Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jika Jodoh Tak Akan ke Mana

19 Mei 2021   23:46 Diperbarui: 19 Mei 2021   23:52 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dijodohkan oleh kompasiana.com

Walaupun sudah tidak di jaman Siti Nurbaya yang serba Orang Tua namun fenomena perjodohan hingga kini masih ada rupanya sebagaimana dikampung Saya Brebes Jawa Tengah khususnya.

Mencoba jujur dalam diri meski pait untuk dituangkan dalam secarik tulisan. Soal Jodoh tak akan kemana asal niat dan minat dalam doa yang senantiasa tersirat.

Pernah suatu ketika Saya mau dijodohkan dengan seorang gadis satu kampung didaerahku. Kala itu Saya belum aktif di Kompasiana. Mungkin jika jauh-jauh hari Saya punya akun kompasiana sudah Aku ulas dari dulu. Hanya dikompasiana semua apa yang terpendam pada akhirnya tertulis juga melalui topil-topil. 

Admin Kompasiana pinter banget si dalam memilih tema. Sebenarnya tidak semua privasi harus jadi publikasi. Namun terkadang perlu dibagi agar dapat menjadi inspiransi dalam diri demi tuntutan hidup yang sedang dijalani.

Sebagaimana pengalaman demi pengalaman dalam pribadi Saya yang jarang diketahui orang lain tidak pernah dimedia manapun Saya coretkan, hanya dikompasiana Saya sedikit ingin berbagi.

Pernah mau dijodohkan sekali sama orang tua pada dua tahun lalu dengan seorang anak tetangga sendiri. Namun Saya tolak. Kenapa? Karena tidak sesuai dengan perikemanusian dan perikedilan. Lah, kok ngak nyambung si. Hahaha....

Beneran, Saya mau dijodohin tapi singkat kata singkat cerita Saya tolak dengan alasan sederhana saja. Belum ada jodoh untuk Saya, dan mungkin bukan type Saya juga karena masih usia 20 kalo ngak salah.

Yanti nama gadis tersebut, seorang anak dari keluarga terhormat. Orang tua dari cewe tersebut sudah terserah apa kata dari Ortu Saya yang artinya sama-sama setuju. Yanti sudah mandiri, Ia mempunyai beberapa penghasilan sendiri. Termasuk sebuah toko sembako yang cukup lumayan besar dikampung.

"Tadi Saya ketemu sama kedua orang tua Yanti dirumah Sam, kebetulan Saya ngobrol-ngobrol sama Orang tuanya yang menanyakan kamu, sam sudah punya pacar belum katanya jika belum gelem opo ora karo Yanti" ujar saudara Saya ketika main kerumah bertemu dirumah.

Saudara Saya yang biasa Saya panggil lilik berkata seperti itu tiba-tiba. Rencana ini pun sudah jauh-jauh hari disepakati Orang Tua tanpa sepengetahuan Saya.

"Orang tua Yanti dan orang tua Kamu sudah setuju dari dulu jika Kamu dengan Yanti, namun belum berani ngomong sebab waktu itu Kamu masih di Jakarta" kata lilik.

"Sekarang Kamu sudah dirumah dan sudah kerja, jadi nunggu apa lagi kalau ora mbojo (ngak nikah) " timpalnya.

Sejurus kemudian Saya terdiam sambil menghela nafas menghembuskan asap rokok yang disep. Sangkin terus menerus didesak, akhirnya Saya angkat bicara.

"Begini lik, Yanti itu adalah mantan teman baik Saya dan Saya tahu persis hubungan mereka seperti apa. Baik dari teman-teman lain atau pun langsung curhat sama Saya tentang hubungannya, jadi maaf Saya bukannya menolak atau pun gengsi" ujar Saya menjelaskan pada lilik saudara Saya.

Andaikata, jikalau, misale, seumpama, ibarat atau apalah-apalah istilahnya Yanti tidak menjalin kasih dengan teman Saya pun Saya mungkin bisa terima ia dengan lapang dada dan sepenuh jiwa. Karena Saya sudah butuh kehangatan jiwa dalam hidup. Sebagaimana teman-teman sekolah baik cewe maupun cowok sekarang sudah pada punya anak semua.

Ibarat kata jika makan tapi makanan tersebut bekas orang, hambar bukan? Apa lagi Saya tahu cara makannya. Inilah yang menjadi pertimbangan Saya untuk kekeh menolak dijodohkan dengan Yanti.

Perjodohan semacam itu masih berlaku dikampung Saya. Tergantung orangnya terkadang mau ada juga yang tidak mau seperti yang Saya sebutkan diatas.

Kehendak Orang Tua tidak selamanya selalu seiring berjalan seirama seiya sekata dengan sang anaknya. Terkadang kemauan anak yang mencintai seseorang malah tidak diturutinya sehingga sampai sekarang masih jomblo fisabilillah (jofisa).

Saya pernah mencintai seseorang. Dia single parrent beranak dua yang sudah mondok sambil sekolah. Singkat cerita ketika Saya utarakan niatnya untuk menikahinya malah ditolak mentah-mentah sama Orang Tua Saya sendiri.

Alasan Ortu karena masih ada hubungan saudara yakni dari Bapaknya. Bapaknya si cewe memanggil Bapak Saya dengan sebutan Kang (Kakak) ini menurut ortu.

Padahal antara Saya dan Janda tersebut sudah sama-sama saling mencintai. Akhirnya hubungan pun kandas ditengah jalan dan berakhir persahabatan saja.

Rencananya sih jika dapat restu dari Orang Tua maka ketika ceweknya nanti sudah pulang dari Arab Saudi akan menikah. Mayoritas dikampung Saya jika cewe menjadi TKI diluar Negeri termasuk mantan Saya singgle parrent yang belum pernah ketemu sampai sekarang. 

Sebaik-baik rencana manusia ternyata rencana Allah Swt lebih baik untuk para hambaNya termasuk dalam hal jodoh. 

Jodoh tidak akan kemana mungkin nanti esok atau lusa pasti dapat jodoh hanya soal waktu dan restu yang belum Allah kehendaki pada Saya pribadi.

Single parrent tidak soal yang pentung mau menerima Aku ada apanya. Semoga bermanfaat dan Salam.

Samhudi Bhai

Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun