Makanan manis merupakan makanan yang sangat digemari oleh masyarakat terutama di kalangan anak - anak muda. Kita dapat dengan mudah menemui berbagai jenis produk makanan maupun minuman yang memiliki rasa manis. Seperti yang sedang menjadi tren di media sosial yaitu dissert, dissert merupakan suatu hidangan yang memiliki dominan rasa manis dan biasanya memiliki berbagai varian rasa. Makanan dan minuman manis sangat digemari anak muda karena memiliki berbagai manfaat, seperti dapat menaikkan mood atau suasana hati menjadi lebih baik. Anak muda sering sekali mempunyai berbagai masalah dalam kehidupannya sehingga mereka juga kerap merasa seteres dan suasana hati menjadi tidak baik atau kerap disebut bad mood.
Namun karena hal ini, banyak sekali ditemukan anak – anak muda yang bisa dibilang kecanduan dengan makanan dan minuman manis. Di samping manfaatnya, konsumsi gula berlebih akan menimbulkan banyak  dampak negatif bagi tubuh. Pada dasarnya tubuh memiliki kemampuan alami mengolah gula, namun jika pemasukan kadar gula berlebih, tentunya tubuh tidak dapat mengurai gula tersebut dan akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, seperti diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit berbahaya yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur kadar glukosa. Di Indonesia sendiri penderita diabetes meningkat setiap tahunnya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa prevalensi diabetes mellitus di Indonesia akan bertambah menjadi sekitar 21,3% pada tahun 2030. Tentu data tersebut bukan merupakan suatu prestasi yang perlu dibanggakan, masyarakat Indonesia perlu melakukan perubahan menuju yang lebih baik.
Tingginya tingkat diabetes melitus pada kalangan pemuda dapat dipengaruhi beberapa hal, seperti gaya hidup yang buruk dan kurangnya pengetahuan generasi muda mengenai bahaya diabetes melitus yang secara tidak langsung mengakibatkan terlambatnya pemahaman untuk mendeteksi dini gejala dari diabetes melitus tersebut.  Kepekaan dalam menyadari gejala awal diabetes sangat diperlukan untuk mendapatkan tindakan yang tepat agar tidak menaikkan tingkat diabetes melitus yang diderita. Selain dari hal – hal tersebut, penyebab anak muda sering sekali mengonsumsi gula adalah karena makan dan minuman manis sudah menjadi tren dikalangan mereka. Nah dikarenakan sudah menjadi suatu tren, jika ada seorang individu yang tidak mengonsumsi makanan atau minuman tersebut di dalam pikiran mereka berkata bahwa merekan sudah tertinggal di mana hal itu mereka rasa tidak keren. Fenomena ini disebut FoMO (Fear of Missing Out), yang merupakan rasa takut merasa ‘tertinggal’ karena tidak mengikuti aktivitas tertentu yang tengah terjadi di masyarakat terutama anak muda.
Setelah kita melihat betapa masih banyaknya generasi muda yang kecanduan gula dan apa saja yang menjadi faktor – faktor penyebab kenapa mereka tidak dapat dipisahkan dari gula, menurut saya kita sebagai tenaga Kesehatan Masyarakat harus mengambil langkah nyata untuk mengubah keadaan ini. Hal yang dapat kita lakukan adalah memberikan edukasi mengenai diabetes melitus, apa saja faktor penyebabnya, bahaya diabetes melitus di umur produktif, dan bagaimana cara mencegah terjadinya diabetes pada umur produktif di media sosial. Di mana media sosial lah yang lebih banyak oleh anak muda habiskan waktunya. Tentunya cara untuk mengedukasi ini juga memerlukan cara tersendiri, seperti pemilihan media dan konten yang dirasa akan cocok dengan selera anak muda agar penyaluran edukasi dapat berjalan secara efektif dan tepat sasaran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI