Di tahun 2024, masyarakat Indonesia dihadapkan dengan kenaikan harga sembako dan pangan yang signifikan. Beberapa komoditas utama seperti beras, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, daging sapi, dan telur mengalami lonjakan harga yang drastis.Â
Fenomena ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk cuaca buruk yang mengganggu produksi pangan, meningkatnya biaya produksi, serta ketidakpastian pasokan. Kenaikan harga pangan yang signifikan menjadi faktor yang menahan turunnya tingkat kemiskinan di dalam negeri.Â
Badan Pusat Statistik mencatat, tingkat kemiskinan Indonesia per Maret 2024 adalah sebesar 9,03% atau tercatat ada sebanyak 25,22 juta penduduk miskin. Plt. Sekretaris Utama BPS Imam Machdi menyampaikan bahwa lonjakan harga komoditas pangan sepanjang Maret 2023 hingga Maret 2024 turut mempengaruhi tingkat kemiskinan.
Dampak Kenaikan Harga
Kenaikan harga pangan memberikan dampak besar pada masyarakat, terutama pada kalangan menengah ke bawah yang harus mengalokasikan sebagian besar pendapatan mereka untuk kebutuhan pokok.Â
Harga beras, misalnya, mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras di 179 kabupaten/kota telah melampaui harga rata-rata nasional, mengakibatkan inflasi yang menekan daya beli masyarakat. Dampak ini sangat terasa di daerah-daerah yang secara geografis terpencil dan memiliki akses terbatas terhadap pasokan pangan.
Kondisi ini diperburuk oleh adanya kenaikan harga komoditas lain seperti cabai merah, minyak goreng, dan gula pasir. Pada pekan ketiga Februari 2024, harga cabai merah rata-rata mencapai Rp55.359 per kilogram, naik dibandingkan bulan sebelumnya. Begitu juga dengan harga minyak goreng yang mengalami kenaikan sekitar 1,25% dibandingkan harga rata-rata Januari 2024. Kenaikan harga ini terjadi di banyak wilayah, menambah beban ekonomi bagi masyarakat.
Perubahan iklim global dan cuaca ekstrem kerap disebut sebagai alasan berkurangnya pangan di pasaran. Memang berpengaruh, tapi Indonesia dinilai perlu memetakan sumber pangan beragam dan adaptasi sesuai dengan kondisi daerah, kearifan lokal, dan sumberdayanya. Ketergantungan pada satu sumber pangan seperti beras membuat kondisi ekonomi rentan seperti inflasi saat ini. Selain itu, harga beras mendongkrak kenaikan harga-harga pangan lain.
Solusi Pemerintah
Kenaikan harga sembako dan pangan telah menjadi masalah klasik yang terus berulang di Indonesia. Sebagai respons terhadap situasi ini, pemerintah telah merancang beberapa langkah strategis untuk menstabilkan harga pangan dan memastikan ketersediaannya bagi masyarakat. Berikut adalah beberapa solusi yang telah diimplementasikan:
- Stabilisasi Pasokan dan Harga: Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk berbagai komoditas penting seperti beras dan minyak goreng. Langkah ini bertujuan untuk menjaga harga tetap terjangkau di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, pemerintah juga berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan pasokan pangan tetap lancar.
- Penguatan Cadangan Pangan: Untuk mengatasi fluktuasi pasokan dan harga, pemerintah meningkatkan cadangan pangan strategis. Misalnya, cadangan beras ditingkatkan agar bisa segera didistribusikan saat terjadi lonjakan harga. Pada bulan Maret 2024, cadangan beras diperkirakan hanya mencapai 970.000 ton, jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 2,59 juta ton. Langkah ini penting untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga di pasar.
- Subsidi dan Bantuan Sosial: Program subsidi dan bantuan sosial diperkuat untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah. Bantuan pangan non-tunai (BPNT) diperluas cakupannya agar lebih banyak masyarakat yang menerima manfaat. Ini membantu meringankan beban biaya hidup bagi keluarga kurang mampu. Selain itu, pemerintah juga mengkaji pemberian subsidi langsung kepada petani untuk menekan biaya produksi mereka.
- Pengembangan Infrastruktur Pertanian: Pemerintah terus berinvestasi dalam infrastruktur pertanian seperti irigasi, jalan akses pertanian, dan teknologi pertanian modern. Investasi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi, sehingga menurunkan biaya produksi dalam jangka panjang. Upaya ini juga termasuk pelatihan dan pendidikan bagi petani agar mereka bisa mengadopsi praktik pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan.
- Pemantauan dan Penegakan Hukum: Pemerintah melakukan pemantauan ketat terhadap praktik perdagangan yang tidak adil dan penimbunan barang. Penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku spekulasi harga juga diterapkan untuk menjaga stabilitas pasar. Pengawasan di pasar tradisional dan modern ditingkatkan untuk mencegah praktik-praktik yang merugikan konsumen.
Langkah Jangka Panjang