Mohon tunggu...
salwa arsy
salwa arsy Mohon Tunggu... universitas muhammadiyah malang

mahasiswi teknologi pangan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kenaikan Harga Sembako dan Pangan di 2024: Tantangan dan Solusi Pemerintah

6 Juli 2024   14:00 Diperbarui: 6 Juli 2024   14:12 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di tahun 2024, masyarakat Indonesia dihadapkan dengan kenaikan harga sembako dan pangan yang signifikan. Beberapa komoditas utama seperti beras, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, daging sapi, dan telur mengalami lonjakan harga yang drastis. 

Fenomena ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk cuaca buruk yang mengganggu produksi pangan, meningkatnya biaya produksi, serta ketidakpastian pasokan. Kenaikan harga pangan yang signifikan menjadi faktor yang menahan turunnya tingkat kemiskinan di dalam negeri. 

Badan Pusat Statistik mencatat, tingkat kemiskinan Indonesia per Maret 2024 adalah sebesar 9,03% atau tercatat ada sebanyak 25,22 juta penduduk miskin. Plt. Sekretaris Utama BPS Imam Machdi menyampaikan bahwa lonjakan harga komoditas pangan sepanjang Maret 2023 hingga Maret 2024 turut mempengaruhi tingkat kemiskinan.

Dampak Kenaikan Harga

Kenaikan harga pangan memberikan dampak besar pada masyarakat, terutama pada kalangan menengah ke bawah yang harus mengalokasikan sebagian besar pendapatan mereka untuk kebutuhan pokok. 

Harga beras, misalnya, mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras di 179 kabupaten/kota telah melampaui harga rata-rata nasional, mengakibatkan inflasi yang menekan daya beli masyarakat. Dampak ini sangat terasa di daerah-daerah yang secara geografis terpencil dan memiliki akses terbatas terhadap pasokan pangan.

Kondisi ini diperburuk oleh adanya kenaikan harga komoditas lain seperti cabai merah, minyak goreng, dan gula pasir. Pada pekan ketiga Februari 2024, harga cabai merah rata-rata mencapai Rp55.359 per kilogram, naik dibandingkan bulan sebelumnya. Begitu juga dengan harga minyak goreng yang mengalami kenaikan sekitar 1,25% dibandingkan harga rata-rata Januari 2024. Kenaikan harga ini terjadi di banyak wilayah, menambah beban ekonomi bagi masyarakat.

Perubahan iklim global dan cuaca ekstrem kerap disebut sebagai alasan berkurangnya pangan di pasaran. Memang berpengaruh, tapi Indonesia dinilai perlu memetakan sumber pangan beragam dan adaptasi sesuai dengan kondisi daerah, kearifan lokal, dan sumberdayanya. Ketergantungan pada satu sumber pangan seperti beras membuat kondisi ekonomi rentan seperti inflasi saat ini. Selain itu, harga beras mendongkrak kenaikan harga-harga pangan lain.

Solusi Pemerintah

Kenaikan harga sembako dan pangan telah menjadi masalah klasik yang terus berulang di Indonesia. Sebagai respons terhadap situasi ini, pemerintah telah merancang beberapa langkah strategis untuk menstabilkan harga pangan dan memastikan ketersediaannya bagi masyarakat. Berikut adalah beberapa solusi yang telah diimplementasikan:

  1. Stabilisasi Pasokan dan Harga: Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk berbagai komoditas penting seperti beras dan minyak goreng. Langkah ini bertujuan untuk menjaga harga tetap terjangkau di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, pemerintah juga berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan pasokan pangan tetap lancar.
  2. Penguatan Cadangan Pangan: Untuk mengatasi fluktuasi pasokan dan harga, pemerintah meningkatkan cadangan pangan strategis. Misalnya, cadangan beras ditingkatkan agar bisa segera didistribusikan saat terjadi lonjakan harga. Pada bulan Maret 2024, cadangan beras diperkirakan hanya mencapai 970.000 ton, jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 2,59 juta ton. Langkah ini penting untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga di pasar.
  3. Subsidi dan Bantuan Sosial: Program subsidi dan bantuan sosial diperkuat untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah. Bantuan pangan non-tunai (BPNT) diperluas cakupannya agar lebih banyak masyarakat yang menerima manfaat. Ini membantu meringankan beban biaya hidup bagi keluarga kurang mampu. Selain itu, pemerintah juga mengkaji pemberian subsidi langsung kepada petani untuk menekan biaya produksi mereka.
  4. Pengembangan Infrastruktur Pertanian: Pemerintah terus berinvestasi dalam infrastruktur pertanian seperti irigasi, jalan akses pertanian, dan teknologi pertanian modern. Investasi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi, sehingga menurunkan biaya produksi dalam jangka panjang. Upaya ini juga termasuk pelatihan dan pendidikan bagi petani agar mereka bisa mengadopsi praktik pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan.
  5. Pemantauan dan Penegakan Hukum: Pemerintah melakukan pemantauan ketat terhadap praktik perdagangan yang tidak adil dan penimbunan barang. Penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku spekulasi harga juga diterapkan untuk menjaga stabilitas pasar. Pengawasan di pasar tradisional dan modern ditingkatkan untuk mencegah praktik-praktik yang merugikan konsumen.

Langkah Jangka Panjang

Selain solusi jangka pendek, pemerintah juga merumuskan kebijakan jangka panjang untuk mengatasi masalah ketahanan pangan. Penguatan sektor pertanian menjadi fokus utama, termasuk diversifikasi tanaman pangan untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu. Pemerintah juga mendorong inovasi dan penggunaan teknologi dalam pertanian untuk meningkatkan hasil produksi dan efisiensi.

Kolaborasi dengan sektor swasta dan lembaga internasional juga terus ditingkatkan untuk mendukung pengembangan sektor pertanian. Pemerintah membuka peluang investasi di sektor pertanian dan mengajak mitra internasional untuk berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur pertanian di Indonesia. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional dan menstabilkan harga pangan di masa depan.

Dalam menangani kenaikan harga pangan, pemerintah telah mengambil berbagai langkah. Pemerintah telah menggulirkan program Bantuan Pangan, mendorong operasi pasar, digitalisasi pasar, dan siapkan kebijakan antisipasi. Selain itu, pemerintah juga telah mengambil berbagai langkah untuk menjaga stabilitas harga pangan, seperti peningkatan impor dan peningkatan produksi beras di beberapa negara ASEAN.

Kesimpulan

Kenaikan harga sembako dan pangan memang menjadi tantangan serius, namun dengan langkah-langkah strategis yang telah diambil, pemerintah berkomitmen untuk menstabilkan harga dan memastikan ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat. Pemerintah telah mengambil berbagai langkah untuk menangani masalah ini dan memberikan solusi kepada masyarakat.  Kolaborasi antara pemerintah, produsen, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini secara berkelanjutan. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun