Mohon tunggu...
salwaapnst
salwaapnst Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Perpustakaan, UINSU MEDAN

Icecreamforlife~

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Literasi Media dalam Mengatasi Konflik Agama di Indonesia

7 Agustus 2020   20:12 Diperbarui: 7 Agustus 2020   20:46 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Literasi (literacy) bukan hanya dalam artian sempit berupa kemampuan individu dalam membaca dan menulis, melainkan meliputi kontinum pembelajaran yang memungkinkan individu dapat mencapai tujuan hidup mereka, mengembangkam pengetahuan dan potensinya serta partisipasinya secara penuh dalam kehidupan sosial mereka secara luas. Sedangkan menurut Deklarasi Praha, bahwa literasi mencakup seseorang berkomunikasi, praktik dan hubungan sosial serta kemampuan mengatasi berbagai persoalan.

Berbagai aspek yang tercakup dalam pengertian literasi berupa : kemampuan membaca, kemampuan menulis, kemampuan mencapai komitmen pembelajaran, kemampuan berfikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan, kemampuan berkomunikasi dalam masyarakat, kemampuan praktik dan hubungan sosial, kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, dan menciptakan secara efektif dan terorganisasi serta kemampuan mengkomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan, merupakan berbagai kemampuan dasar manusia di era informasi saat ini.

  • Media 

Secara bahasa, kata "media" bentuk jamaknya "medium" (/bahasa Latin), bila diartikan secara harfiyah memiliki arti "perantara" atau "pengantar". Secara istilah Association For Education and Communication Technology (AECT) mengartikan media, ialah segala bentuk yang diprogramkan untuk suatu proses penyaluran informasi.

Sedangkan Unang Wahidin mengatakan bahwa media merupakan alat bantu yang sering digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyalurkan pesan berupa materi pembelajaran dari guru kepada peserta didik.

  • Literasi Media

Pangesti Wiedarti, dkk memberikan pengertian bahwa literasi media merupakan kemampuan mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda serta memahami tujuan penggunaannya. Kata "media" mencakup semua media komunikasi. Dengan kata lain literasi media merupakan kemampuan seseorang untuk dapat mencari, menemukan, menganalisis serta mengevaluasi informasi yang ditemukan pada berbagai media. Tulisan seperti Livingstone menyatakan bahwa trikomi untuk mendefinisikan literasi media adalah memiliki akses ke media, memahami media dan menggunakan media. 

  • Konflik

Thomas (dalam Samiyono, 2011: 29) menjelaskan bahwa konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun hubungannya dengan orang lain. Konflik merupakan bagian dari proses interaksi yang dinamis. Konflik juga menandakan bahwa kehidupan sosial yang dijalani oleh seseorang mengalami perkembangan dan tidak stagnan. Apalagi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di Indonesia, kita hidup berdampingan dengan individu yang berasal dari agama, suku, ras dan etnis yang berbeda. Maka potensi munculnya konflik juga semakin tinggi.   

Secara umum, Bhineka Tunggal Ika merupakan pondasi bangsa Indonesia. Budaya, agama dan etnis yang berbeda merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Menurut Samiyono (2011: 27), dari perbedaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, hanya satu yang sulit dipecahkan ketika terjadi konflik, yaitu masalah agama. Salah satu faktor mengapa masalah keagamaan tidak dapat diselesaikan secara tuntas adalah karena isu tentang dianggap sensitif. Sebaiknya tidak usah dibicarakan atau diminalisir pemberitaannya. Akibat jangka panjangnya, ketika konflik agama ini berkembang besar, masyarakat tidak biasa mengelola perbedaan tersebut dengan professional. Caci maki, segala bentuk intimidasi, dan cyberbullying menjadi tindakan-tindakan yang diambil ketika agama diperbincangkan di ranah publik.

Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari konflik antar agama adalah dengan cara menjaga kerukunan antar umat beragama, menghindari perpecahan antar kelompok agama yang satu dengan kelompok agama yang lainnya, serta saling bertoleransi antar umat.

Peranan literasi media baru dalam manajamen konflik keagamaan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta aplikasi media sosial seperti facebook, Instagram, dan Twitter telah mengalami perkembangan yang luar biasa. Perkembangan ini tentunya diikuti oleh efek yang baik dan buruk untuk masyarakat Indonesia. Dampak baik yang didapat dari era digital adalah :

  • Kemudahan dalam mendapatkan informasi dimanapun dan kapanpun.
  • Kemudahan berkomunikasi yang melebur batas jarak, ruang, dan waktu. 
  • Mendukung untuk peningkatan bisnis kreatif.
  • Jika dikaitkan dengan konflik keagamaan, maka teknologi informasi dan komunikasi    membuat generasi Y mampu untuk berpartisipasi secara aktif dalam komunikasi politik. Generasi muda yang terkenal apatis dalam politik, mulai bisa dan peduli untuk menunjukkan pendapat dan sikap politik mereka dengan cara yang kreatif.

SIMPULAN

Konflik keagaaman terjadi karena masyarakat Indonesia tidak terbiasa membicarakan isu-isu sensitif seperti perbedaan agama di ruang publik. Ketika pembicaraan ini muncul dan mengakibatkan konflik, masyarakat Indonesia tidak bisa menyelesaikannya secara professional guna mencari jalan keluar dari permasalahan. Nyatanya, masyarakat yang berseteru menggunakan media sosial untuk menyerang satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun