Pengantar
Artikel "Ramadhan, Self-Growth untuk Menjadi Bangsawan Hati" oleh Karnita. Berikut ini adalah respons saya terhadap artikel tersebut.
Oleh Salvia
Ringkasan artikel
Artikel tersebut menjelaskan bahwa hubungan manusia tidak selamanya mulus, seringkali kita terjalin konflik dengan orang-orang disekitar kita. Hal tersebut sering kali menumbuhkan dendam yang dapat menimbulkan penyakit psikis dan fisik. Kondisi tersebut menyuruh kita untuk bangsawan hati---mudah memaafkan. Dengan memaafkan, tanpa sadar telah membebaskan jiwa kita dari beban yang tidak diperlukan sehingga dengan mudahnya untuk tumbuh.
Tanggapan
Saya setuju dengan pendapat penulis bahwa kita tidak boleh menyimpan rasa dendam terhadap seseorang. Sifat dendam hanya memberikan beban berat yang membuat kita sulit untuk tumbuh dan berkembang. Perlu disadari, manusia sebagai makhluk sosial, tidak lepas dari interaksi sosial baik itu positif maupun negatif. Namun, kebanyakan dari kita lebih memilih untuk menanggapi interaksi negatif tersebut dengan penuh emosi sehingga sulit untuk memaafkan.Â
Memaafkan kesalahan orang lain bukan hanya sifat yang dapat menghindari dari hal negatif, tetapi juga perintah dari Allah SWT. Dalam Al-Qur'an Allah SWT memerintahkan:
"Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh". (QS. Al-Araf: 199)
Ayat ini mengandung beberapa pesan, yaitu: jadilah manusia yang memiliki sifat pemaaf dan berlapang dada, mengajak orang lain berbuat kebaikan, dan jangan memperdulikan orang-orang bodoh yang hanya membuat kita kehilangan waktu dan energi.Â
Kesimpulan