Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah menghela dunia masuki pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran masuki dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Langit Jadi Atap, Sinyal Jadi Harapan Demi Terlaksana ANBK

11 Oktober 2025   04:00 Diperbarui: 10 Oktober 2025   22:04 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input gambar: facebook
Input gambar: facebook
Pada titik ini, sejenak kita berrefleksi tentang arti kemajuan yang hendak mengajak kita bertanya lebih dalam: apakah kemajuan digital yang sering dibanggakan sudah benar-benar merata? Ketika sebagian anak dapat mengikuti ANBK dengan jaringan cepat dan perangkat modern, masih banyak anak lain yang harus keluar dari ruang belajarnya demi mendapatkan sinyal.

Ketimpangan ini menyadarkan kita bahwa kemajuan tidak bisa hanya diukur dari jumlah perangkat atau kecepatan internet, tetapi dari sejauh mana negara memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk diuji dan dinilai secara adil. Kemajuan sejati seharusnya tidak meninggalkan siapa pun di belakang dan tidak membiarkan guru dan murid di pelosok berjuang sendirian di bawah langit terbuka, sementara yang lain menikmati ruang kelas digital yang nyaman. Di sinilah kehadiran negara diuji, bukan hanya melalui kebijakan, tetapi melalui keberpihakan nyata pada mereka yang paling membutuhkan dukungan.

Bagi sekolah-sekolah di pelosok negeri, termasuk beberapa sekolah di Kabupaten Rote Ndao, keterbatasan jaringan internet menjadi tantangan nyata yang harus dihadapi dengan keteguhan hati. Karena ketiadaan sinyal di lingkungan sekolah, para guru dan peserta didik terpaksa berjalan jauh menuju lokasi tertentu, kadang ke puncak bukit, kadang ke tepi pantai demi bisa mengikuti ujian ANBK.

Di balik perjuangan itu tersimpan pesan inspiratif yang patut dicermati: bahwa semangat belajar tidak pernah padam meski fasilitas terbatas, bahwa pendidikan sejati lahir dari keuletan, bukan kemudahan. Guru dan murid di daerah seperti ini telah memberi pelajaran berharga bagi kita semua, bahwa di balik keterbatasan selalu ada kekuatan, dan di balik perjuangan yang sunyi tersimpan tekad besar untuk mengubah masa depan dengan cara mereka sendiri.

Input gambar: facebook
Input gambar: facebook
Perjuangan mencari sinyal untuk melaksanakan ujian ANBK adalah potret ketulusan dan daya juang yang tak ternilai dari dunia pendidikan Indonesia. Dengan kondisi yang ada, mereka telah mengajarkan kepada bangsa ini bahwa makna pendidikan bukan sekadar berada di balik layar digital, melainkan di hati yang tak kenal menyerah. Di bawah atap langit terbuka menjadi saksi bisu betapa besar cinta mereka pada ilmu, dan bukit-bukit menjadi altar tempat harapan itu dipanjatkan.

Sebab bagi anak negeri, sinyal hanyalah alat, tetapi harapan adalah kekuatan yang sesungguhnya. Selamat berjuang para guru dan anak-anak bangsa dalam mengikuti ujian ANBK, meskipun harus penuh perjuangan untuk mendapatkan jaringan sinyal. Kiranya dari langit terbuka itu, tumbuh keyakinan bahwa masa depan pendidikan Indonesia akan semakin kuat, setegar mereka yang berjuang di bawahnya.

Harapan besar tertuju kepada pihak-pihak yang berkepentingan, baik pemerintah pusat maupun daerah, agar dapat memperhatikan kondisi nyata sekolah-sekolah di pelosok yang masih tertinggal secara infrastruktur digital. Dukungan nyata dibutuhkan melalui tindakan konkret seperti penyediaan jaringan internet yang merata, bantuan perangkat teknologi. Semoga melalui perhatian dan kolaborasi semua pihak, anak-anak bangsa di setiap sudut negeri dapat menikmati hak pendidikan yang setara, tidak lagi terhalang oleh lemahnya sinyal, melainkan dikuatkan oleh sinyal harapan yang benar-benar hadir untuk mereka.(*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun