Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah menghela dunia masuki pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran masuki dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Potret Buram Aksi Indonesia Gelap, Siapa yang Bermain di Belakang Layar?

5 Maret 2025   02:19 Diperbarui: 5 Maret 2025   02:19 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ASALKAInput gambar: jurnalistika.id

POTRET BURAM AKSI INDONESIA GELAP, SIAPA YANG BERMAIN DI BELAKANG LAYAR?

* Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Aksi Indonesia Gelap yang terjadi beberapa waktu lalu mencerminkan suatu ketegangan di tengah dinamika sosial dan politik nasional. Massa turun ke jalan, memprotes berbagai isu yang dianggap mencederai demokrasi dan keadilan. Situasi semakin memanas ketika aparat keamanan berupaya membubarkan massa, sementara sejumlah demonstran bertahan dengan membakar ban dan meneriakkan tuntutan mereka.

Ketegangan ini dipicu oleh dugaan ketidaktransparanan dalam kebijakan pemerintah, serta isu-isu yang berkaitan dengan kebebasan berpendapat dan penegakan hukum yang dinilai tidak adil. Hingga larut malam, suasana di sekitar Patung Kuda masih dipenuhi oleh demonstran yang menuntut perubahan.

Aksi tersebut menjadi sorotan publik karena mencerminkan meningkatnya ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai kebijakan yang dinilai tidak adil. Demonstrasi ini dipicu oleh sejumlah isu krusial yang terjadi. Peristiwa ini bukan hanya sekadar aksi protes, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya transparansi dan keadilan dalam menjaga stabilitas sosial dan politik di Indonesia.

Input f=gambar: tribunnews.com
Input f=gambar: tribunnews.com
Aksi yang terjadi merupakan potret buram yang mencerminkan betapa kompleksnya permasalahan sosial, politik, dan hukum di negeri ini. Berbagai aksi yang muncul, baik dalam bentuk demonstrasi, kerusuhan, maupun tindakan represif aparat, sering kali menjadi cerminan dari ketimpangan yang terjadi dalam sistem pemerintahan dan penegakan hukum. Isu-isu seperti korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, serta ketidakadilan dalam pengambilan kebijakan menjadi pemicu utama dari berbagai bentuk aksi gelap yang terjadi di berbagai daerah.

Ketidaktransparanan dan lemahnya respons pemerintah terhadap tuntutan rakyat semakin memperparah situasi, menciptakan jurang yang semakin lebar antara penguasa dan masyarakat. Fenomena ini menunjukkan bahwa tanpa upaya nyata untuk memperbaiki sistem yang ada, potret buram ini akan terus menjadi bagian dari realitas Indonesia.

Di balik aksi gelap yang terjadi di Indonesia, diduga sedang diperankan oleh aktor-aktor yang memainkan peran penting dalam mengendalikan situasi dari balik layar. Mereka bisa berasal dari berbagai kalangan, seperti elite politik, pengusaha, aparat penegak hukum, hingga kelompok kepentingan yang memiliki agenda tersembunyi. Para aktor ini sering kali bekerja dalam bayang-bayang, memanfaatkan kekuasaan dan jaringan mereka untuk mempertahankan kepentingan pribadi atau kelompok. Mereka menggunakan berbagai cara, mulai dari propaganda di media, tekanan terhadap oposisi, hingga manipulasi kebijakan demi keuntungan tertentu.

Akibatnya, banyak aksi protes yang sejatinya lahir dari ketidakpuasan rakyat justru berujung pada kekacauan yang telah dirancang untuk mengaburkan kebenaran. Keberadaan mereka semakin sulit dilacak karena beroperasi dengan strategi yang rapi dan sistematis, menjadikan aksi gelap di Indonesia sebagai fenomena yang terus berulang tanpa solusi yang jelas.

Input gambar: tribunnews.com
Input gambar: tribunnews.com
Mengungkap dan mengatasi aksi gelap di Indonesia bukanlah tugas yang mudah, tetapi harus menjadi prioritas demi terciptanya keadilan dan stabilitas. Salah satu langkah penting adalah meningkatkan transparansi dalam pemerintahan dan penegakan hukum, sehingga tidak ada ruang bagi praktik korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Peran media independen dan masyarakat sipil juga sangat krusial dalam mengawasi serta membongkar berbagai tindakan yang mencederai demokrasi.

Selain itu, reformasi di tubuh aparat keamanan dan lembaga hukum perlu dilakukan agar mereka benar-benar berfungsi sebagai penjaga keadilan, bukan alat kepentingan tertentu. Partisipasi aktif masyarakat melalui edukasi politik dan keterlibatan dalam pengawasan kebijakan juga dapat membantu menekan dominasi aktor-aktor di balik layar yang mengendalikan aksi gelap. Dengan komitmen bersama dari berbagai pihak, harapan untuk menciptakan Indonesia yang lebih adil dan bebas dari aksi gelap bukanlah hal yang mustahil.

Harapan untuk transparansi dan keadilan di Indonesia tetap menjadi cita-cita yang harus terus diperjuangkan oleh semua elemen masyarakat. Di tengah berbagai tantangan, masih ada ruang bagi perubahan jika ada komitmen kuat dari pemerintah, aparat penegak hukum, media, dan masyarakat sipil untuk membangun sistem yang lebih terbuka dan akuntabel. Reformasi dalam birokrasi dan hukum harus terus dilakukan agar tidak ada lagi celah bagi praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang.

Meningkatkan kesadaran dan pengawasan publik merupakan langkah penting dalam menghadapi berbagai aksi gelap yang mengancam keadilan dan demokrasi di Indonesia. Masyarakat tidak boleh hanya menjadi penonton, tetapi harus aktif dalam mengkritisi kebijakan, mengawal proses hukum, dan menuntut transparansi dari pemerintah serta aparat penegak hukum.

Edukasi politik dan literasi hukum perlu diperkuat agar rakyat tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan atau kepentingan tersembunyi dari kelompok tertentu. Selain itu, kolaborasi antara masyarakat sipil, media independen, dan lembaga pengawas harus terus ditingkatkan untuk memastikan bahwa setiap penyimpangan kekuasaan dapat segera terungkap. Dengan kesadaran yang lebih tinggi dan pengawasan yang lebih ketat, aksi gelap yang selama ini bersembunyi di balik sistem dapat diminimalkan, membuka jalan bagi Indonesia yang lebih transparan, adil, dan demokratis.

Input gambar: cnnindonesia.com
Input gambar: cnnindonesia.com
Aksi Indonesia Gelap yang terjadi di berbagai daerah menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki kesadaran untuk menyampaikan aspirasi tanpa merusak fasilitas publik. Demonstrasi dilakukan dengan tertib dan beretika, menekankan pada dialog serta penyampaian pendapat yang konstruktif. Hal ini membuktikan bahwa protes tidak harus disertai dengan kekerasan, tetapi bisa menjadi sarana untuk mendorong perubahan dengan cara yang bermartabat dan tetap menghormati kepentingan bersama.

Pesan moral dari fenomena aksi gelap di Indonesia adalah pentingnya kejujuran, transparansi, dan keberanian dalam menegakkan kebenaran. Ketidakadilan akan terus tumbuh jika masyarakat diam dan membiarkan penyalahgunaan kekuasaan terjadi tanpa pengawasan. Oleh karena itu, setiap individu memiliki peran dalam menjaga integritas bangsa, baik melalui kesadaran kritis, partisipasi aktif, maupun dukungan terhadap nilai-nilai keadilan dengan bersama-sama melawan ketidakbenaran, tapi tidaklah anarkis.(*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun