ORANG TUA DAN SEKOLAH BERSINERGI: SUKSESKAN PROGRAM SENJA (SEHAT TANPA JAJAN) DI SD INPRES 2 BAA UNTUK POLA MAKAN SEHAT SISWA
*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao
Â
Sebagai bentuk komitmen dalam menerapkan Program SENJA (Sehat Tanpa Jajan), SD Inpres 2 Baa turut serta dalam seleksi tingkat nasional yang menilai keberhasilan sekolah dalam membentuk pola makan sehat bagi siswa. Dalam proses seleksi ini, sebanyak 50 siswa kelas 4 dan 5 dipilih sebagai sampel untuk mewakili sekolah dalam berbagai aspek penilaian, seperti kebiasaan membawa bekal sehat, pemahaman tentang gizi seimbang, serta peran aktif mereka dalam mengkampanyekan gaya hidup sehat.
Partisipasi dalam seleksi ini tidak hanya menjadi ajang prestasi bagi sekolah, tetapi juga mendorong siswa untuk menjadi agen perubahan bagi adik-adik kelas mereka. Setelah mengikuti seleksi, siswa yang terlibat akan berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka kepada teman-teman yang lebih muda, sehingga manfaat dari program ini dapat terus meluas dan menjadi budaya positif di sekolah.
Setelah melalui proses seleksi online, SD Inpres 2 Baa kini melangkah ke tahap nasional dan akan mendapatkan pendampingan khusus dari tim pusat yang akan memantau serta membimbing pelaksanaan program. Dengan adanya mentoring ini, diharapkan implementasi Program SENJA di sekolah semakin optimal dan dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain dalam menerapkan kebiasaan makan sehat bagi siswa.
Sebagai lembaga pendidikan, sekolah memiliki peran strategis dalam membentuk kebiasaan sehat pada anak, termasuk dalam hal pola makan. Dalam Program SENJA (Sehat Tanpa Jajan) di SD Inpres 2 Baa, sekolah berperan sebagai fasilitator utama dalam mengedukasi siswa mengenai pentingnya gizi seimbang dan dampak buruk konsumsi jajanan yang tidak sehat. Salah satu langkah utama yang dilakukan adalah melalui sosialisasi rutin kepada siswa dan para orang tua tentang manfaat makanan bergizi, seperti sayur, buah, dan sumber protein, dan nabati yang baik untuk pertumbuhan mereka.
Tidak hanya itu, sekolah juga mengintegrasikan program ini dalam aksi nyata untuk memahami kandungan gizi dalam makanan serta pentingnya menjaga pola makan yang baik. Guru-guru pun berperan aktif dalam memberikan teladan dengan membawa bekal sehat ke sekolah, sehingga siswa dapat melihat langsung contoh nyata dari kebiasaan makan yang baik. Selain itu, sekolah juga membangun komunikasi yang baik dengan orang tua melalui berbagai pertemuan dan sosialisasi, agar mereka turut serta dalam memastikan anak-anak membawa bekal sehat dari rumah.
Kedua, sekolah juga membangun sinergi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao, Puskesmas Baa, dan Dinas Pertanian Kabupaten Rote Ndao untuk memperkuat edukasi gizi, pemeriksaan kesehatan berkala bagi siswa, serta penyediaan bahan pangan sehat yang dapat dimanfaatkan dalam menu bekal harian. Dengan adanya kolaborasi ini, Program SENJA semakin kokoh dalam menciptakan budaya makan sehat di sekolah, sekaligus memberikan dampak positif yang lebih luas bagi lingkungan sekitar.
Keberhasilan Program SENJA (Sehat Tanpa Jajan) di SD Inpres 2 Baa tidak hanya bergantung pada peran sekolah, tetapi juga membutuhkan keterlibatan aktif dari orang tua dalam membentuk kebiasaan makan sehat anak-anak. Sebagai pihak yang paling dekat dengan anak di rumah, orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam menyediakan makanan bergizi serta membiasakan pola makan sehat sebelum anak berangkat ke sekolah. Salah satu bentuk dukungan nyata dari orang tua adalah dengan menyiapkan bekal sehat bagi anak-anak mereka, sehingga mereka tidak tergoda untuk membeli jajanan yang kurang bernutrisi di luar sekolah. Selain itu, orang tua juga perlu memberikan pemahaman kepada anak mengenai bahaya konsumsi makanan yang mengandung banyak gula, pewarna buatan, dan bahan tambahan yang tidak sehat.
Untuk memastikan keberlanjutan program ini, sekolah telah mengadakan pertemuan dengan orang tua guna memberikan edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang dan dampak buruk dari jajanan sembarangan. Dalam sesi ini, para orang tua diberikan pemahaman oleh dinas kesehatan melalui tenaga gizi dari puskesmas Baa, bapak Nikson Panie, tentang bagaimana menyusun menu bekal sehat yang praktis, bergizi, dan menarik bagi anak-anak.
Dalam pemaparan materi sosialisasi dari narasumber gizi puskesmas Baa, mengatakan ada empat pilar gizi seimbang meliputi: Mengonsumsi pangan yang beranekaragam, Perilaku hidup sehat, Melakukan aktifitas fisik, dan Memantau pertumbuhan berat badan normal. Selain itu, sekolah juga mengajak orang tua untuk  menyiapkan makanan yang disukai anak-anak tanpa harus bergantung pada jajanan luar yang kurang sehat.
Namun, mengubah kebiasaan anak bukanlah hal yang mudah. Tantangan seperti keterbatasan waktu orang tua dalam menyiapkan bekal, kesukaan anak terhadap makanan instan, serta pengaruh lingkungan luar sering kali menjadi hambatan dalam menjalankan program ini. Oleh karena itu, sekolah bersinergi dengan orang tua untuk mencari solusi, misalnya dengan menyusun daftar menu bekal sehat yang terjadwal selama beberapa hari ke depannya dan akan dipantau langsung oleh tim Gizi dari puskesmas Baa.
Selain itu, sekolah juga mendorong adanya komunikasi terbuka antara orang tua dan anak agar mereka lebih memahami pentingnya pola makan sehat. Dengan keterlibatan yang erat antara orang tua dan sekolah, Program SENJA dapat berjalan lebih efektif dalam menciptakan kebiasaan makan sehat bagi siswa, sehingga mereka dapat tumbuh lebih sehat, aktif, dan berprestasi.
Tantangan dan Solusi dalam Pelaksanaan Program
Meskipun Program SENJA (Sehat Tanpa Jajan) di SD Inpres 2 Baa memiliki tujuan mulia dalam membentuk pola makan sehat bagi siswa, tentunya dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari berbagai tantangan. Pertama, kebiasaan anak yang sudah terbiasa mengonsumsi jajanan di luar sekolah, terutama yang mengandung banyak gula, pewarna, dan bahan tambahan lainnya. Kedua, keterbatasan waktu dan pemahaman orang tua dalam menyiapkan bekal sehat juga menjadi hambatan dalam mendukung keberlangsungan program ini. Faktor ekonomi pun turut berpengaruh, karena tidak semua orang tua memiliki akses atau kemampuan untuk menyediakan makanan bergizi secara konsisten.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, sekolah menerapkan beberapa solusi strategis. Edukasi rutin kepada siswa dan orang tua mengenai pentingnya gizi seimbang menjadi langkah utama agar semua pihak memahami manfaat jangka panjang dari pola makan sehat. Sekolah juga bekerja sama dengan pihak kesehatan dan ahli gizi untuk memberikan rekomendasi menu bekal yang sederhana, terjangkau, namun tetap bernutrisi. Dengan pendekatan yang melibatkan berbagai pihak, Program SENJA diharapkan dapat terus berjalan secara efektif dan memberikan manfaat nyata bagi kesehatan serta perkembangan anak-anak.
Kegiatan ini tidak hanya membuat anak-anak lebih antusias terhadap program, tetapi juga meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya memilih makanan yang bernutrisi. Dengan berbagai upaya ini, sekolah berperan sebagai pendorong utama dalam mengubah kebiasaan makan siswa agar lebih sehat dan terarah. Namun, keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada sekolah, tetapi juga memerlukan kerja sama yang erat dengan orang tua untuk memastikan kebiasaan makan sehat tetap berlanjut di rumah.
Oleh karena itu, mari bersama-sama terus mendukung dan mengembangkan program SENJA ini dengan memberikan edukasi, teladan, serta fasilitas yang mendukung kebiasaan makan sehat. Dukungan dari semua pihak sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan program ini, yang tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan anak-anak, tetapi juga untuk menciptakan budaya makan sehat yang berkelanjutan di lingkungan sekolah. Dengan sinergi yang kuat, kita dapat menciptakan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan masa depan.(*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI