Mohon tunggu...
Salman
Salman Mohon Tunggu... Anak Kampung

Menulis untuk mengasah pikiran dan berdiskusi untuk memahami.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Innovation Beyond Application: Work From Home/Anywehre (WFH/A)

29 Juni 2025   11:25 Diperbarui: 29 Juni 2025   11:25 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar WFH, kredit : freepik.com

Alhamdulillah, akhirnya pemerintah dengan resmi menerapkan pola kerja fleksibel bagi ASN di Indonesia melalui Permenpan Nomor 4 tahun 2025. Ini menjadi tonggak penting dalam budaya kerja yang lebih manusiawi,  sehat, dan efisien. 

Jauh sebelum adanya pandemi yang memaksa orang untuk melakukan kerja dari rumah atau work fromhome, tahun 2018 saya sudah mengadvokasi melalui tulisan di sini untuk pemerintah menerapkan kerja fleksibel dan lebih berarti. "Memenjarakan" pekerja di kantor berdasarkan aturan kehadiran waktu ketika mereka sudah menyelesaikan pekerjaannya atau bahkan sedang tidak ada pekerjaan merupakan kebijakan pemborosan dan tidak penting. Terlebih lagi dengan perkembangan teknologi informasi saat itu pekerjaan dapat dilakukan di mana pun, maka relevansi untuk hadir secara fisik di kantor saat itu sudah kehilangan makna. Kalau boleh jujur, tidak setiap hari kita memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan, terutama tipe pekerjaan yang tidak langsung berhubungan dengan pelayanan ke masyarakat, pekerjaannya lebih sering bersifat insidental. 

Salah satu manfaat kerja fleksibel yang saya tuliskan tujuh tahun lalu adalah untuk mengatasi kemacetan. Kebijakan ini kemudian banyak dipraktekkan dalam satu terakhir oleh pemerintah untuk mengurangi kemacetan, terutama saat hari libur besar keagamaan. 

Butuh waktu tujuh tahun untuk bisa terealisasi dan disadari oleh para pejabat terkait pentingnya penerapan budaya kerja fleksibel ini. Saya menduga lambatnya adopsi terhadap budaya kerja fleksibel ini adalah budaya feodal di lingkungan pemerintah. Saat saya menuliskan tujuh tahun lalu, hampir tidak ada tanggapan. Orang-orang mungkin masih menilai siapa saya, tapi belum menilai apa yang saya lakukan. 

Sebagai inovasi, budaya kerja fleksibel memberikan banyak manfaat, nanti dibawah akan saya sebutkan setidaknya 30 manfaat WFH/A ini. WFH/A merupakan inovasi yang lebih dari sekedar membuat aplikasi-aplikasi yang penggunaannya tidak berkelanjutan tapi menghabiskan anggaran. Budaya kerja WFH/A memang memaksa ASN untuk lebih melek budaya kerja digital, namun aplikasi-aplikasinya sudah banyak tersedia secara gratis, seperti di platform google yang bisa di optimalkan. 

Kenyataan di lapangan masih banyak ASN yang belum mengoptimalkan alat-alat ini untuk menunjang pekerjaan yang fleksibel. Alih-alih memanfaatkan yang sudah ada, ASN banyak latah membuat aplikasi tanpa diikuti oleh sistem kerja yang jelas dan kompetensi digital yang mumpuni, yang pada akhirnya aplikasi-aplikasi tersebut tidak berjalan sesuai harapan. 

Sistem kerja WFH/A sebagai inovasi, ia adalah inovasi kultural---sebuah rekayasa sosial (social engineering) yang mendorong perubahan cara pandang, perilaku, dan sistem kerja ASN  yang memiliki dampak dan manfaat yang multidimensi. Berikut coba saya jabarkan 30 manfaatnya : 

1. Peningkatan Produktivitas. 

Banyak studi menunjukkan karyawan WFH/WFA dapat bekerja lebih fokus tanpa gangguan kantor, sehingga output kerja meningkat.

2. Penghematan Biaya Operasional Perusahaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun