Mohon tunggu...
Salma
Salma Mohon Tunggu... Guru - Guru Bimbingan Konseling - Kepala SMP Darussalam Kandanghaur

dunia pendidikan adalah bidang yang saya geluti, saya senang menambah ilmu dan berbagi ilmu. Setiap hari saya usahakan untuk mendapatkan pengetahuan baru. Selain itu saya senang terhadap fotografi, film aksi dan drama, juga musik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Sejati dan Guru Aspal

4 Oktober 2022   17:27 Diperbarui: 4 Oktober 2022   17:30 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

JIS mengalami suatu kasus yang sangat disayangkan oleh berbagai pihak di semua kalangan, karena seharusnya sekolah yang merupakan lembaga pendidikan yang menjadi tempat aman serta nyaman dan melindungi anak didiknya dalam proses belajar, justru disana malah terjadi kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh pihak cleaning service yang notabene diketahui juga bahwa salah satu pendidik (guru) di JIS juga terlibat dalam kasus tersebut, sungguh kenyataan yang sangat memprihatinkan, yang mencoreng dunia pendidikan. 

Berdasarkan kasus tersebut, kualitas guru sejati atau guru aspal sangatlah penting untuk diperhitungkan, karena jangan sampai kasus seperti di JIS terjadi lagi. Sebab tuntutan sebagai pengajar atau pendidik atau guru haruslah mempunyai moral yang baik. 

Banyak murid yang memandang guru aspal adalah sesosok guru idaman, sebagian besar guru aspal ini mengajar tidaklah sesuai dengan peraturan sekolah, biasanya dimana seharusnya pembelajaran yang berlangsung dua jam malah dipangkas oleh sang guru aspal menjadi satu setengah jam, bahkan hanya setengah dari waktu yang ditetapkan. Lebih parahnya lagi guru aspal sering tidak masuk kelas dan hanya memberi tugas yang tidak ada bobotnya, hanya untuk formalitas karena guru tersebut tidak dapat mengajar dengan sebab ada urusan yang terkadang alasanya tidak jelas. 

Dampak bagi murid yang mengidolakan guru aspal tersebut dia akan menjadi malas dan dampak lebih buruknya bahkan sampai terdapat murid yang meremehkan pelajaran, bahkan membuat guru lain tidak disukainya. 

Dan begitu juga dengan guru aspal tersebut, ia tidak pedulu jika muridnya mengerti atau tidak; memperhatikan apa yang disampaikan atau tidak; muridnya asik sendiri, asik ngobrol dengan temannya; apalagi di zaman sekarang ini yang mana telah didukung oleh teknologi canggih sepertti handphone atau gadjet lainnya yang juga menyebabkan berkurangnya konsentrasi para murid di kelas, kareba bagi guru aspal adalah yang terpenting ia telah memenuhi tugasnya dan mendapatakn gaji.

Saat ini zamannya sertifikasi guru, maka tidaklah heran jika ribuan guru yang belum sarjana S-1 beramai-ramai mengambil bangku kuliah. Faktor penyebab nya adalah hanya untuk memenuhi syarat sertifikasi, karena setelah mendapat stempel profesional dari pemerintah, guru akan menerima tunjangan yang jumlahnya setara dengan gaji pokoknya, dan hal ini dianggap menaikan pangkat guru. 

Efeknya adalah calon mahasiswa berlatar belakang ekonomi menengah kebawah berlomba-lomba menjadi guru. Sayangnya, proyek sertifikasi guru ini bukanya mengatrol kualitas pendidik di indonesia melainkan menjadi tujuan lain mengapa seseorang ingin menjadi guru, dan itu adalah beberapa faktor penyebab guru di zaman sekarang ini banyak yang hanya mementingkan nominal (uang) dari pada tujuan mengajari anak didiknya menjadi generasi penerus bangsa. Semua orang mengetahui beratnya tugas sebagai guru, dan di sisi lain kita mendapati  alangkah besarnya jumlah uang rakyat yang digunakan untuk menggaji PNS yang bukan hanya guru saja.

Maka, dari banyaknya kejadian seperti itu, sejak dini kita harus bisa menanamkan pada generasi pendidik di negeri kita ini mengenai makna ketulusan dan tugas mulia seorang guru yang sejatinya mengemban tugas mulia pula untuk mencerdaskan anak bangsa, bukan hanya mengejar materi yang ditawarkan saja seperti kebanyakan orang. Jadi sebenarnya sejak anak mengenyam pendidikan awal, guru harus bisa mengarahkan bagaimana dan akan menjadi apa dia kelak, "jika ingin menjadi guru harus menjadi guru yang baik dan benar ya...", kalau benar-benar memiliki tujuan baik ingin menjadikan bangsa kita maju dan berubah semakin menjadi lebih lagi dan dapat melakukan sebuah gebrakan revolusi baru khususnya di bagian kependidikan, janganlah sekalipun anak memaksakan diri. 

Begitupula dengan para orang tua, setidaknya janganlah memaksakan kehendaknya kepada anak mereka untuk menjadi sesuatu yang bukan merupakan keahlian dan keinginan mereka. Jangan sampai hanya berakhir sia-sia di tengah jalan, atau karena suatu tujuan contohnya uang. Jadi sekali lagi kita harus menanamkan kepada anak jadilah guru sejati yang nantinya bakal merubah dan membangun generasi di bawah mereka lebih baik dari mereka.

Jadi sebenarnya faktor utama yang terlebih dahulu harus diperbaiki adalah moral dari manusia itu sendiri. Karena pada hakikatnya guru yang baik akan menghasilkan murid yang baik pula. 

Seperti yang dibahas di atas, bahwa guru yang baik adalah guru yang memang benar-benar niat untuk menjadi guru dan menjalankan segala tujuannya dan tanggung jawab yang ada, serta kelak akan mereka terima sebagai konsekuensi positif sebagai seorang pengajar. Sebagaimana pepatah mengatakan "guru  adalah pahlawan tanpa tanda jasa", sekiranya diharapkan  pada masa yang akan datang tidak akan ada lagi orang ataupun oknum yang mengejar sesuatu semata-mata karena uang, fasilitas, kehormatan, dan tahta, sehingga membuat mereka seakan memaksakan diri menjadi guru yang akhirnya mengakibatkan rusaknya dunia pendidikan akibat terselip kesalahan sepele yang diakibatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab yang hanya mengejar keuntungan individual semata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun