Saya merupakan salah satu mahasiswa yang mengikuti Program Asistensi Mengajar Universitas Negeri Malang Tahun 2025 yang ditempatkan di MTsN 2 Kota Malang bersama dengan 14 rekan mahasiswa di program studi yang berbeda. Program studi yang ditempatkan di MTsN 2 Kota Malang ada empat yaitu Pendidikan Bahasa Arab dengan jumlah 6 mahasiswa, Pendidikan Seni Rupa dengan jumlah 4 mahasiswa, Pendidikan Bahasa Inggris dengan jumlah 2 mahasiswa, dan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi dengan jumlah 2 mahasiswa. Kami melakukan kegiatan pengantaran asistensi dengan dosen pembimbing bahasa arab, Dr. Moch. Wahib Dariyadi, S.Pd., M.Pd. Kami disambut oleh Kepala Sekolah, Jajaran Wali Kepala dan Guru Pamong di Aula MTsN 2 Kota Malang. Setelah kegiatan pengantaran oleh dosen pembimbing, kami lanjut berkoordinasi dengan guru pamong masing-masing dan diajak berkeliling denah sekolah serta berkenalan dengan kelas-kelas yang diajar oleh guru pamong kami. Mahasiswa bahasa arab dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing memiliki guru pamong, Ustadzah Rusda yang mengajar kelas 7 dan Ustadz Fadli yang mengajar kelas 9.
      Minggu pertama pelaksanaan asistensi, kami melakukan observasi dan korrdinasi dengan guru pamong, seperti pembagian kelas, pembuatan rpp, maupun media pembelajaran serta bercerita tentang perilaku peserta didik yang unik di setiap kelasnya. Saya mendapat amanah untuk mengajar di dua kelas bilingual, 7C (laki-laki) dan 7K (perempuan). Kelas bilingual merupakan kelas yang menggunakan dua bahasa sebagai bahasa pengantar pembelajaran, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Meskipun bahasa Arab bukan salah satu bahasa yang diutamakan, peserta didik kelas 7C dan 7K sangat antusias ketika pembelajaran bahasa arab berlangsung.
      Ketika kegiatan belajar mengajar, saya sering melakukan pembelajaran dengan memberikan kesepakatan sebelum pembelajaran berlangsung seperti peserta didik harus mencatat materi pembelajaran, mendengarkan dengan baik, tidak mengobrol sendiri dan peraturan lain agar kelas menjadi kondusif. Jika peserta didik ada yang melanggar, akan dikenai sanksi seperti telat istirahat atau diberi nilai sikap yang rendah dari temannya yang lain. Meski terdengar menakutkan, peserta didik akhirnya dapat beradaptasi dengan peraturan-peraturan tersebut dan menjadi kebiasaan selama pembelajaran bahasa arab.
      Selama pembelajaran, saya berkolaborasi dengan teman saya dalam membuat media pembelajaran. Media yang kami gunakan selama asistensi ialah Power Point, EduCandy, Video mufrodat, LKPD, modul ajar dan kartu kuartet. Saya sering melakukan pembelajaran dengan menggunakan Power Point, kemudian memberikan peserta didik LKPD yang harus dikerjakan sebagai bentuk penilaian tingkat pemahaman atas materi yang telah disampaikan. Ketika masuk menerangkan bab baru, hafalan kosa kata/mufrodat sangat diperlukan agar kita dapat memahami isi materi. Untuk itu saya menggunakan video yang berisikan mufrodat-mufrodat apa saja yang akan muncul di bab tersebut. Saya juga menggunakan metode bernyanyi, yaitu lagu mufrodat di bab al-usroh/keluarga sebelum masuk ke materi inti. Selain menggunakan metode bernyanyi, saya dan teman saya juga menggunakan EduCandy sebagai metode pembelajaran game based learning agar peserta didik tidak bosan hanya dengan proses belajar yang monoton "guru menerangkan, siswa mengerjakan tugas". Selain EduCandy, media game based learning yang kami gunakan ialah kartu kuartet, yaitu permainan kartu dengan mengumpulkan empat buah kartu dengan kategori yang sama untuk mendapatkan poin. Kami mendesign kartu kuartet di aplikasi canva dan mencetaknya di percetakan.
Diantara media dan metode yang digunakan, saya merasa bahwa media game based learning lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar, daya ingat, dan juga partisipasi aktif siswa karena saya melihat kondisi kelas yang antusias ketika mereka mendengar kata game. Selain itu, peserta didik sering meminjam kartu kuartet yang kami buat agar dibawa bermain ketika istirahat atau dibawa pulang oleh anak-anak mahad di sekolah. Ketika ujian ASAT bahasa Arab, banyak peserta didik saya merasa berterimakasih karena telah dibuatkan media pembelajaran yang asik, menarik serta dapat dimainkan dimana saja dan kapan saja  sebagai bentuk belajar mereka mengingat mufrodat-mufrodat bahasa arab.
Selain kegiatan akademik yang kami lakukan, kami juga melakukan kegiatan lain dibidang non-akademik seperti menjadi panitia PORSENI, mengisi kegiatan Pondok Ramadhan, Buka Bersama dan Milad Madrasah, Kegiatan Gelis, Kegiatan P5PPRA, Piket guru, Piket salim, Piket PTSP dan Piket TU. Saya merasa senang karena kami, mahasiswa asistensi diikut sertakan di seluruh kegiatan yang diadakan sekolah sehingga kami memperoleh banyak pengalaman, ilmu dan wawasan serta relasi yang erat dengan guru-guru MTsN 2 Kota Malang.
Selama saya mengikuti program asistensi di sekolah, sangat banyak hal-hal baru dan positif yang saya dapatkan dan bermanfaat dengan jurusan yang saya pilih dalam dunia pendidikan. Selain itu, saya juga belajar bagaimana cara menyampaikan pembelajaran yang baik dan ringkas agar peserta didik mudah dalam memahami isi materi. Karena saya tidak pandai dalam berbicara di hadapan banyak orang, disini saya belajar untuk melatih public sepaking saya dan saya praktikkan ketika proses pembelajaran berlangsung. Dengan bantuan dan masukan dari bapak/ibu guru dan seluruh pihak sekolah, kami sangat senang dan bersyukur mendapati MTsN 2 Kota Malang sebagai tempat kami melaksanakan asistensi dan selalu memberikan kami ruang untuk berkembang dan mendapat banyak waawsan serta pengalaman yang sangat berarti bagi kami.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI