Cikitu, Kabupaten Bandung, 27 /08/2025
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) selalu menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat. Kali ini, sebuah inovasi menarik hadir dari mahasiswa KKN Kelompok 28 Universitas Muhammadiyah Bandung, KKN Cikitu 2 (Cikitwo) yang berhasil menginisiasi kegiatan unik, yaitu: menyulap kain hasil teknik Suminagashi menjadi pouch unik.
Menghidupkan Seni dalam Produk Fungsional
Suminagashi, yang secara harafiah berarti "tinta yang mengapung", adalah seni marbling tradisional dari Jepang yang diyakini sebagai bentuk marbling tertua di dunia, dengan sejarah yang membentang lebih dari seribu tahun. Teknik ini menggunakan air sebagai media utama. Pewarna atau tinta diteteskan ke permukaan air; tinta yang mengambang di permukaan air kemudian digerakkan untuk membentuk pola alami yang abstrak. Hasil motif pola ini kemudian ditransfer ke sebuah kain, menciptakan corak yang tidak dapat ditiru ulang.
Sejarah Suminagashi berakar kuat dalam budaya Jepang, di mana awalnya digunakan oleh para biksu Shinto pada abad ke-12 untuk mendekorasi kertas dan dokumen penting. Seni ini tidak hanya dihargai karena keindahannya, tetapi juga karena sifat meditatif dan kontemplatif dari proses pembuatannya. Setiap tetesan tinta dan gerakan air menciptakan interaksi yang tak terduga, menjadikannya pengalaman artistik yang mendalam.
Mahasiswa KKN Cikitwo melihat potensi besar dari teknik ini untuk diintegrasikan ke dalam produk kreatif. Dari kain Suminagashi tersebut, kelompok KKN UMBandung Desa Cikitu 2 mengolahnya menjadi produk pouch yang fungsional. Pouch ini sendiri didesain khusus untuk anak-anak SDN Desa Cikitu 03, yang berguna untuk menyimpan alat tulis dan barang kecil lainnya.
Proses Kreatif bersama Anak-anak
Uniknya, kegiatan ini tidak hanya sebatas memberikan produk jadi. Mahasiswa KKN juga mengajari dan mengajak serta langsung siswa terlibat dalam proses pembuatan Suminagashi. Anak-anak diajak mewarnai dan melukis langsung di atas air dan bersama-sama menempelkan kain untuk menangkap motif tersebut.
Kegiatan dimulai dengan pengenalan singkat tentang Suminagashi, dan contoh pola-pola yang bisa dihasilkan. Anak-anak diajak untuk memahami bagaimana bagaimana tinta dapat 'menari' di atas air, menciptakan pola-pola yang unik. Setelah itu, para siswa yang dibagi dalam sebuah kelompok, kemudian diberi sebuah baskom yang berisi air racikan. Dengan bimbingan mahasiswa, anak-anak meneteskan tinta khusus yang telah disiapkan, lalu melukis di atas permukaan air dengan alat bantu berupa stik kayu.