Mohon tunggu...
Salma Nurfaiza
Salma Nurfaiza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Prodi Sastra Inggris UIN Sunan Gunung Djati Bandung

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Kalung Permata Merah

1 Desember 2022   21:20 Diperbarui: 1 Desember 2022   21:43 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudah seminggu dan setiap malam Zia selalu diganggu dan ditagihi untuk menepati janjinya tersebut. Awalnya ia akan ingkar saja. Tapi malam itu, benar saja Kathelijn mengganggu seisi rumah dengan berbagai hal, mulai dari memecahkan guci di ruang tamu secara tiba-tiba, membuat kursi-kursi bergerak, dan yang paling parah yaitu membuat Anne, ibu Zia taksadarkan diri selama berjam-jam. Keesokan harinya Zia menemui Devan, menceritakan apa yang telah dialaminya sejak mendapatkan kalung itu.

"Belanda? Kau mau pergi kesana hanya karena mimpi anehmu itu?" Devan berkata dengan terheran heran.

"Ini bukan mimpi Devan, ini menyangkut nyawaku dan keluargaku. Aku bisa dibunuh jika tidak menepati janji itu." Zia sedikit emosi.

"Sekarang, kamu hancurkan saja kalung itu, masalah akan selesai." Devan memberikan solusi.

"Itu tidak akan berhasil. Kathelijn akan sangat marah dan tetap akan membunuh ku dan keluargaku. Aku butuh bantuanmu Devan. Kau bilang saja kita pergi berlibur kerumah kakek dan nenekmu di Belanda."

"hey, itu tidak semudah yang kau kira Zia."

"Baiklah jika kau tidak ingin membantu, aku akan kabur saja dari rumah pergi sendirian."

"Kau nekat sekali Zia, baiklah akan kutemani kau pergi ke Belanda."

Setelah persiapan dan perizinan di dapat dari keluarga Devan dan Zia, mereka segera terbang ke Belanda. Mereka langsung menuju kota Nijmegen seperti yang dikatakan oleh Kathelijn. Tak ada sedikitpun kesulitan untuk menuju ke kota tersebut karena Devan memang sudah sering ke Belanda untuk menemui nenek dan kakek nya. Mereka hanya bingung karena Kathelijn tidak memberikan alamat spesifik rumah adiknya, dia hanya mengatakan bahwa rumah adiknya itu dekat Radboud University. 

Sekarang Zia dan Devan bingung harus mencari kemana, mereka hanya mematung di depan Universitas tersebut. Tiba-tiba saja Zia teringat bahwa adik Kathelijn merupakan mantan dosen di universitas tersebut. Zia kemudian memasuki Universitas tersebut. Devan hanya mengikutinya dengan heran.

"Zia, kenapa kita malah masuk kesini, gamungkin adiknya Kathelijn tinggal di kampus." Devan bersuara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun