Mohon tunggu...
Salma Nurfaiza
Salma Nurfaiza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Prodi Sastra Inggris UIN Sunan Gunung Djati Bandung

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Kalung Permata Merah

1 Desember 2022   21:20 Diperbarui: 1 Desember 2022   21:43 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tenang saja nona, kamu tidak mati, hanya saja rohmu ingin berjalan-jalan menemuiku." Gadis keturunan Belanda itu bersuara.

"Aaa.. apa maksudmu?!" Zia bertanya dengan terbata-bata.

"Nanti juga kau akan mengerti nona. Sini ulurkan tanganmu, tidur lah lagi kau harus pulang." Ucap gadis Belanda sembari mengulurkan tangannya.

"Aku tidak mengerti, apa maksudmu?" Zia masih bingung.

"Cepat nona." Gadis Belanda itu memaksa dan menarik tangan Zia.

Seperti menembus badan Zia yang tertidur, Roh Zia kini sudah berada tepat lagi di tubuhnya. Zia terbangun dengan napas tergesa-gesa, wajahnya pucat pasi, tubuhnya bergetar dan dipenuhi keringat. Sekarang ia tak berani menutup matanya untuk tidur lagi. Sepanjang malam ia hanya memikirkan apa yang sudah ia alami tadi. Apakah itu mimpi? namun, itu terasa sangat nyata untuk ia sebut mimpi, dan terasa sangat tidak mungkin jika itu memang betul terjadi.

Keesokan paginya, tanpa berlama-lama Zia langsung menanyakan siapakah pemilik kalung tersebut pada neneknya karena ia sangat penasaran dan curiga bahwa kejadian semalam ada hubungannya dengan kalung tersebut.

"Dulu nenek temukan kalung ini di kamar kamu Zia. Setahun sebelum ibumu menikah, kakek membeli rumah ini. Dulu kamar mu itu sepertinya dijadikan gudang oleh pemilik sebelumnya karena banyak barang-barang rumah tak terpakai yang disimpan disana. Pemilik rumah sebelumnya berniat membuang barang-barang itu, namun nenek bilang biarlah nenek rawat barang yang masih bagus. 

Mereka pun mempersilahkan. Saat nenek memilah barang, nenek menemukan kalung itu didalam sebuah kotak. Sampai kemarin sebelum memberikannya padamu, nenek menyimpannya di kamar nenek. Sekarang itu untukmu, kamu sangat cocok mengenakannya Zia." Nenek menceritakan itu kepada Zia.

"Jadi, pemilik kalung ini adalah pemilik rumah ini sebelum kita nek?" Tanya Zia memastikan.

"Ya, mungkin saja begitu, memangnya kenapa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun