Mohon tunggu...
Salina Corbafo
Salina Corbafo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Paper UTS: Membangun Kesadaran kolektif dalam Pengolahan Sampah

22 Mei 2016   22:40 Diperbarui: 22 Mei 2016   22:53 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Partisipasi dan keterlibatan masyarakat untuk peduli dan ramah terhadap lingkungan sudah menjadi perhatian sejak tahun 1863 oleh Thoreau, dalam esainya ‘’life without principle’’. Ia menyerukan manusia untuk merenungkan kembali cara menjalani hidup, karena perubahan iklim dan kerusakan lingkungan disebabkan oleh setiap orang yang berada diperusahaan, warga kota dan negara, menurut Thoreau solusi harus berasal dari mereka. Meskipun sekian abad telah berlalu, persoalan lingkungan di berbagai wilayah dunia masih menjadi persoalan besar dan tidak ada perubahan yang significant.

    Perilaku tidak ramah terhadap lingkungan, pencemaran dan kerusakan lingkungan, mengakibatkan bumi terancam dengan sampah plastic, meningkatnya kekeringan, menghangatnya lautan dan memicu gas metana berlompatan keluar dari dasar samudra. Perubahan iklim dapat juga memicu konflik, seperti yang terjadi di Negeria. Kekeringan yang panjang menyebabkan rebutan lahan antara suku petani yang dominan beragama Kristen dan suku peternak Fulani yang umumnya muslim. Jumlah penduduk bertambah, sumber-sumber air untuk pertanian dan ternak menyusut karena suhu udara semakin panas, curah hujan tak bisa diramalkan. Ditambah gagalnya pemerintah Nigeria mengelola irigasi menyebabkan kemiskinan semakin parah. Dan disisi yang lain, sikap para pemimpin dan korporasi global, perusahaan besar dunia semakin tidak peduli dan serakah dalam menjalankan bisnis yang mayoritas memberikan kontribusi terjadinya perubahan iklim.

       Di negara-negara berkembang dan maju, sampah sebagai salah satu persoalan besar yang belum bisa diselesaikan di perkotaan. Tingginya populasi penduduk membuat volume sampah disetiap kota semakin besar. Tumpukan sampah sering terlihat  disepanjang jalan trotoar penjualan makanan dan jembatan dekat terminal kereta, keadaan sampah yang tidak terurus menjadi masalah lingkungan yang cukup serius.  Masalah-masalah perubahan iklim dan sampah ditimbulkan oleh manusia, harus menjadi persoalan bersama dan juga tanggung jawab sosial dan politik setiap orang yang hidup di dunia.

    Pertumbuhan populasi dunia, sebagai salah satu bagian dari indikator persoalan pengolahan sampah menjadi masalah yang rumit dan kompleks. Menurut laporan PBB 2015 revision of world population prospect, tahun 2015 total populasi dunia adalah sekitar 7,3 milliar dan diperkirakan pertumbuhan penduduk akan semakin bertambah menjadi 8.5 milliar pada tahun 2030 dan 9.7 milliar pada tahun 2050. Pertumbuhan tersebut diakibatkan oleh beberapa negara yang memiliki tingkat kesuburan yang tinggi seperti di Afrika, Bangladesh, Indonesia, India, Tiangkok, Pakistan, Brazil, Meksiko, Amerika, Eropa dan Russia.

      Dalam laporan What a waste: A global review of solid waste management oleh World Bank menyebutkan total sampah yang dihasilkan diseluruh dunia ditahun 2012 mencapai sekitar 1,3 milliar ton pertahun dan memperkirakan volume sampah akan mencapai dua kali lipat sebanyak 2,2 milliar ton pada  tahun 2025 mendatang. Kenaikan ton sampah sebagian besar meningkat di kota-kota negara berkembang. Dan pertumbuhan sampah terbesar tersebut akan terjadi diperkotaan Cina, dan hal yang sama akan terjadi juga diperkotaan negara Asia Timur, Eropa Tengah dan Timur dan Amerika serikat. Kemudian dari hasil yang diperoleh data international mengenai populasi sampah menyebutkan bahwa sampah yang diproduksi, tata kelola sampah dan kesalahan mengelola sampah mencapai 4.8 juta hingga 12,7 juta ton.

       Indonesia produksi sampah padat mencapai 151.921 ton perhari, artinya setiap warga populasi Indonesia membuang sampah rata-rata 0.85 kg per hari. Sekitar 80% sampah padat berhasil dikumpulkan namun sisanya terbuang mencemari lingkungan. Jenis sampah yang paling berdampak terhadap kerusakan lingkungan adalah plastic.


 Sampah plastik paling susah terurai, karena plastic akan teurai didalam tanah setelah 1000 tahun. Menurut Benjamin Bongardt, dari organisasi Ikatan perlindungan Alam Jerman bahwa plastic yang ada banyak dilaut dan sungai baru bisa terurai setelah 450 tahun. 80% sampah plastic datang dari darat bukan dari laut. Sampah dibawah oleh sungai dan angin lautan. Di Tahun 2010 sekitar 275 juta ton sampah plastic dihasilkan oleh 192 negara pesisir.

    Dunia harus mengurangi ketergantungan pada pengunaan plastic, dunia sedang terancam sampah plastic. Berdasarkan data One world one ocean ada 33 ribu ton plastic tersebar diperairan laut dunia, dari penelitian memperkirakan di setiap kilometer persegi permukaan air terdapat 18 ribu partikel plastic yang mencemari, ada yang berbentuk botol dan kantong dan juga berukuran serpihan kecil. Hal ini mengakibatkan 54% dari 120 spesies mamalia laut terancam karena tercekik oleh plastic yang tidak bisa daur ulang, 92,5% burung Northern fulmar mati karena menelan plastic kurang lebih 5% dari berat badannya, kandungan plastic mikro pada perairan pasifik utara meningkat 100x lipat dalam 40 tahun terakhir, 8 dari 10 barang utama yang ditemukan dipantai saat pembersihan adalah plastic untuk makanan dan minuman.

Membangun kesadaran kolektif Bebas dari Sampah

      Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun rumah tangga. Sampah berupa sisa kegiatan sehari-hari manusia, proses alam yang berbentuk padat atau semi padar berupa zat organic dan anorganik yang dapat terurai dan tidak dapat terurai. Sampah bentuknya ada tiga macam yakni limbah cair(Air cucian, air sabun, minyak goring sisa), limbah padat(bungkus snack, ban bekas, botol air minum) dan limbah gas(karbon dioksida CO2, karbon Monoksida).

 Sampah digolongkan menjadi sampah organic, seperti sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat diuraikan melalui proses alami, sebagian sampah itu berasal dari rumah tangga dan sampah Anorganik sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik seperti sampah logam, sampah plastic, sampah deterjen, sampah kaca, sampah keramik yang sebagian besar diuraikan dalam waktu yang sangat lama.

       Masalah yang paling sering muncul dalam lingkungan masyarakat adalah masalah sampah, minimnya partisipasi masyarakt dalam mengelola sampah dan kurang ada kesadaran bersama untuk peduli dengan lingkungan. Gerakan membangun kesadaran bersama melindungi bumi, menjaga lingkungan tetap bersih, dengan cara yang ramah terhadap lingkungan. 

Manusia perlu menjaga keharominasan dengan alam dan makhluk hidup yang lain. Perairan laut dan Sungai sebagai nadi kehidupan manusia, terus memberikan dan menyediakan segala hal yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia terus-menerus. Pentingnya menjaga keharmonisan dengan alam, dua kehidupan yang saling tergantung.

      Kekuatan ekonomi global dari kapitalisme membentuk manusia menjadi konsumsi secara berlebihan, cenderung bersikap individualis dan eksploitatif dengan lahan dan sumber daya alam. Tindakan didasarkan pada keuntungan diri sendiri, melemahkan ikatan sosial. Dunia memerlukan pemberdayaan masyarakat yang bisa menyusun kegiatan edukasi lingkungan dengan melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan hingga evaluasi program, mereka dibentuk dengan inisiatif mereka bukan konsekuensia dari sebuah program. Kesadaran harus dibangun secara kolektif, masalah lingkungan dilihat secara bersama, dibangun rasa memiliki atas masalah lingkunganya. Sehingga gerakan peduli lingkungan menjadi gerakan bersama. Sekumpulan masyarakat diorganisir secara kolektif.

   Komunikasi persuasi sebagai cara yang efektif untuk menyebarkan informasi dan pesan, menyakinkan masyarakat untuk bergerak bersama dalam mengurangi sampah dan memahami sejauh mana masalah sampah berakibat pada kehidupan sosial, ekonomi dan juga politik. Melalui persuasi setiap individu berusaha untuk mempengaruhi kepercayaan dan harapan orang lain, persuasi sebagai salah satu strategi yang dipakai pada pesan yang ingin disampaikan, dipahami dan dipercayai oleh orang lain. Komunikasi persuasive membiarkan orang lain (persuade) bebas melakukan apapun yang diinginkan setelah persuader berusaha meyakinkan orang tersebut. Persuasif menekankan keterbukaan, kepercayaan dan praktik-praktik manajemen yang demokratis.

   Dalam kutipan resensi artikel Reene Bator dan Rober Cialdini komunikasi persuasif dipakai secara efektif  melalui pengembangan sistem layanan publik informasi yang pro-lingkungan, aplikasi sistem itu disebut proenvironmental public service announcements (PSAs). Kampanye disusun untuk mendorong penyelidikan dan identifikasi target audien secara optimal, kemudian menyusun temuan sementara dan menguji reaksi dengan mengunakan sampel pesan audiens sebagai contoh. 

Desain disarankan untuk menpertimbangkan penelitian tentang sikap ketekunan memori, dan norma-norma sosial. Penelitian dipakai untuk konteks sebuah dan presentasi. Tulisan ini, memberikan kesimpulan bahwa aplikasi penelitian dari psikologi sosial sebagai serangkaian pedoman yang efektif bagi PSA. Jika kampanye terhadap lingkungan mengembangkan dan mengikuti beberapa pedoman tersebut secara teratur maka keberhasilan PSA pasti akan meningkat.

     Informasi yang disampaikan tidak hanya tentang masalah namun berkaitan dengan beberapa solusi pengolahan sampah secara efektif yang dilakukan dinegara lain dan juga tempat lain di Indonesia. Misalnya alternative sampah dijadikan sebagai barang berharga, melalui daur ulang. Misalnya seperti di Jepang merupakan negara yang paling sedikit memproduksi plastic, hanya 49,9 juta ton pertahun. Proses membangun kesadaran pada masyarakat Jepang melalui proses yang panjang, anak-anak sejak kelas 3 SD diajari untuk memilah sampah dan belajar tentang sejauh mana dampak sampah plastic terhadap lingkungan. Selain itu, peran aktif masyarakat dan pemerintah juga terus-menerus memberikan penyuluhan dan pembekalan tentang pentingnya membuang sampah dan memilah sampah. Langkah itu dimulai sejak tahun 1990an.

  Di Indonesia sampah bisa menjadi berkah, seperti yang dilakukan oleh Tri Rismaharini walikota Surabaya memberikan penyuluhan kepada warga Surabaya arti dari bank sampah. Awalnya Surabaya adalah wilayah yang termasuk identic dengan panas, kotor, banyak nyamuk karena sampah yang tidak diatur. Kemudian diusulkan untuk membuat bank sampah dibeberapa kecamatan, mengumpulkan sampah anorganik untuk didaur ulang dan sampah organic diolah menjadi menjadi kompos.

 Pupuk alami sebagian dijual dan sebagain digunakan oleh warga untuk tanaman di lingkunganya, Surabaya memiliki 23 rumah kompos, dalam skala besar. Berdasarkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya, Bank sampah dikota Surabaya ada lebih dari 200 unit. Bank sampah banyak mempengaruhi perubahan kultur persampahan di Kota Surabaya. Dari skala kecil, keuntungan dari bank sampah mencapai 1 juta perbulan. Sehingga Jumlah penduduk Surabaya bertambah tiap tahun namun jumlah sampahnya setiap tahun presentasenyapun terus menurun. Rata-rata 10% tiap tahun.

   Wacana dari penyuluhan pengolahan sampah secara efektif, membuat komunikasi menjadi inti dari pengalaman seorang manusia. Pemberi pesan harus berusaha berempati dengan penerima pesan yang ingin dipengaruhi, memasuki ruang lingkup pengalamannya dan berusaha mengerti nilai orang tersebut. Manusia itu kreatif, inofatif dan bebas untuk mendefenisikan segala situasi dengan berbagai cara yang tidak terduga. Pribadi dan masyarakat dipandang sebagai suatu proses, bukan sebagai struktur, membekukan proses berarti menghilangkan inti hubungan individu masyarakat.

   Selain itu, pengolahan limbah yang melibatkan masyarakat secara partisipatif berfokus pada solusi dan perubahan sosial. Di Portugal cara mengelola sampah organic oleh warga lokal seperti kulit buah Jeruk  dijadikan bahan dasar deterjen, ini skala bisnis kecil yang dijalankan oleh penduduk local. Dan juga barang yang sudah tua, dipakai untuk menanam jamur. Sedangakan Di Oslo, Norwegia sampah dibakar untuk menghasilkan panas, dan di Durban Afrika Selatan Metana yang ditangkap dari bau sampah kota menjadi energi yang memasok listrik ke 6000 rumah setiap hari. Metana karbon dioksida sebagai potensi pemanasan. Metana tidak menetap diatmosfer selama CO2, sampah itu menimbulkan bau busuk, sulit disingkirkan. Saat membusuk melepaskan metana(salah satu gas rumah kaca).

   Memberikan solusi terhadap masalah sampah disesuaikan dengan kondisi warga local, waktu dan tempat. Inofasi harus bersifat local, karena selalu ada ruang untuk perbaikan dan improvisasi. Awalnya tidak produktif menjadi produktif untuk kepentingan bersama. Langkah lain, menjadi penting adalah Peran pemerintah dalam mendukung kesadaran warga negara yang aktif dengan solusi melalui membuat sebuah undang-undang daur ulang, warga tidak bisa dibiarkan beraksi sendiri, telah membuat sampah dan daur ulang tetapi harus ada kebijakan yang mendukung aksi tersebut sehingga bisa terus berlanjut terus-menerus. Misalnya pajak pada yang mengunakan plastic, membangun semangat untuk terus budaya daur ulang dan diwajibkan semua orang membawa tas ramah lingkungan setiap kali melakukan pembelanjaan.

Kesimpulan

   Pola piker, kebiasaan, gaya hidup dan self image terbentuk dari kebudayaan yang dibangun oleh struktur masyarakat. Informasi dan pesan yang diterima melalui interaksi yang internship dengan orang lain seperti orang tua, saudara-saudara kandung, sesama teman dan lingkungan warga sekitarnya. Mereka memandang diri mereka sendiri dengan cara mereka pikir telah dilakukan orang lain terhadap mereka. Maka komunikasi dan pesan untuk membangun kesadaran ramah terhadap lingkungan, budaya memilah sampah dan mengolah sampah dengan ekfektif dan infofatif harus dimulai dari tingkat keluarga. Kesadaran tidak dibangun secara individu tetapi secara kolektif dan bersama. Seorang anak dapat bersosialisasi melalui interaksi dengan para anggota masyarakat dimana ia dilahirkan. Seseorang memberi arti dan selanjutnya berhubungan dengan berbagai objek didalam lingkunganya melalui interaksi sosial.

     Pendekatan komunukasi persuasi adalah cara yang efektif bisa dipakai dalam penyuluhan membangun kesadaran kolektif untuk mengelola sampah dengan baik. Menentukan actor yang memiliki jiwa kharimatik, sebagai kekuatan untuk mempengaruhi lingkunganya, memberikan contoh-contoh konkret yang bisa dipahami sesuai dengan konteks local mengunakan media sosial dan visual.  Penyuluhan pelayanan informasi secara persuasi, tujuannya untuk memberikan informasi, mendorong dan merubah perilaku audiens tertentu secara spesifik dengan mengunakan pendekatan media massa(Rogers& storey,1987 Rice &Atkin,1989).

      Mengunakan narasumber yang kredibel dan dihormati, bisa mempengaruhi tingkat keberhasilan kegiatan edukasi Karen pendekatan komunikasi persuasi dalam merubah perilaku sosial adalah kemampuan mendapatkan target populasi yang besar secara efesien. Contoh konkret yang di terapkan di Surabaya, Portugal, Oslo dan Afrika selatan. Informasi yang bisa menjadi pengalaman yang menarik untuk di lakukan ditempat-tempat lain.

References

Jim Ife, Frank Tesoriero(2008) Alternatif pengembangan masyarakat di Era Globalisasi Community development

Duncan Green(2008) From poverty to the power, how active citizen and effective state can change the world

http://www.academia.edu/9437718/Pengantar_Ilmu_Komunikasi thesis Imran Guricici, 27 November 2012.

http://news.liputan6.com/read/2369243/sampah-di-berbagai-negara-berkah-atau-masalah 18 November 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun