Mohon tunggu...
Salam Wafi
Salam Wafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Manajemen Keuangan Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Pegiat Futsal dan Sepakbola disamping kesibukan di perkuliahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Risiko Gagal Bayar pada Kontrak Derivatif (Forward Contract)

21 Maret 2024   10:00 Diperbarui: 21 Maret 2024   10:12 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian Kontrak Derivatif

Definisi umum derivatif adalah sebuah perjanjian atau kontrak yang dilakukan dua pihak ataupun lebih. Tujuan adanya kontrak derivatif ini guna membeli atau menjual komoditas maupun aset. Kemudian, perjanjian tersebut dapat berguna menjadi objek perdagangan.

Kontrak ini harus disetujui oleh kedua belah pihak terkait, serta juga dapat terpengaruh oleh harga atau nilai komoditas produk maupun aset. Kontrak derivatif juga dapat diartikan ebuah instrumen keuangan yang berjalan dibawah pengawasan BEI. Produk yang terdapat di kontrak derivatif berupa mata uang, saham, obligasi, indeks obligasi, indeks saham, suku bunga, atau lainnya.

Selain itu, produk kontrak derivatif yang berupa komoditas juga akan dibawah pengawasan oleh BAPPEBTI. Sederhananya, kontrak derivatif merupakan sebuah kontrak/perjanjian perdagangan berbasis produk investasi. Produk ini juga bisa termasuk pula sebagai instrumen investasi dengan tingkat risiko yang tinggi sebab lebih memanfaatkan prediksi harga di waktu mendatang dan mampu memberi peluang imbal hasil atau return yang cukup tinggi.

Jenis Kontrak Derivatif

Ada banyak sekali instrumen finansial yang dapat dikategorikan dalam kelompok derivatif, berikut penjelasannya:


a.      Kontrak Serah (Forward)

Kontrak serah adalah perjanjian bilateral atau lebih untuk menyerahkan aset/komoditas dengan harga, jumlah, dan tanggal yang sudah disetujui.

Jenis transaksi derivatif ini bisa dikatakan selesai ketika aset seperti valuta asing atau komoditas telah diserahkan secara fisik atau neto.

b.      Kontrak Berjangka (Futures)

Secara konsep, kontrak berjangka tidak berbeda dengan kontrak serah. Hanya saja, transaksi derivatif ini diperdagangkan secara teratur di bursa atau pasar berjangka.

Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) merupakan lembaga resmi yang menyediakan sarana kontrak berjangka di Indonesia yang menawarkan produk-produk yang aktif diperdagangkan seperti emas maupun kelapa sawit.

Terdapat dua pihak yang biasanya bertransaksi dalam bursa berjangka ini – yaitu spekulator dan hedger.

Spekulator adalah orang yang memperjualbelikan kontrak berjangka agar menghasilkan keuntungan dari selisih harga terakhir di pasar dan harga awal dalam kontrak.

Sedangkan hedger adalah para konsumen dan produsen dari instrumen yang diperdagangkan yang ingin mengurangi risiko kerugian di pasar.

c.       Opsi (Option)

Kontrak opsi adalah salah satu instrumen derivatif yang banyak digunakan untuk berlindung dari risiko atau nilai (hedging) di mana salah satu pihak menyetujui untuk membayar sejumlah imbalan kepada pihak lainnya untuk suatu “hak” (tetapi bukan kewajiban) dalam melakukan transaksi jual beli.

Kontrak opsi terdiri dari 2 jenis yaitu:

·         Opsi Jual (Put Option) 

Jenis opsi ini memberikan hak kontrak kepada pemiliknya untuk menjual aset tertentu.

Misalnya saja ada seseorang yang khawatir bahwa harga dari saham A akan turun sebelum ia sempat menjualnya Maka, ia membayar imbalan kepada orang lain yang disebut “penjual” opsi jual (put option) yang menyetujui untuk membeli saham darinya dengan harga yang ditentukan di depan (strike price).

Pembeli menggunakan opsi ini untuk mengelola risiko turunnya nilai jual dari saham A yang dimilikinya. Di sisi lain, si pembeli opsi mungkin saja menggunakan transaksi tersebut untuk memperoleh imbalan jasa dan bisa jadi telah memiliki suatu gambaran bahwa nilai jual saham A tersebut tidak akan turun.

·         Opsi Beli (Call Option)

Berlawanan dengan opsi jual, opsi beli memberikan hak kontrak kepada pemiliknya untuk membeli aset tertentu (underlying asset) pada suatu tanggal yang disepakati dengan harga yang telah ditetapkan atau yang dikenal dengan istilah option strike. Namun, mereka tidak berkewajiban melakukan transaksi dengan harga yang ditentukan dalam kontrak opsi.

d.      Swap

Perjanjian swap adalah transaksi antara dua belah pihak dua di mana terjadi pertukaran valuta melalui pembelian atau penjualan tunai (spot) dengan penjualan/pembelian kembali secara berjangka.

Biasanya, transaksi ini berlaku untuk mata uang asing dan kebanyakan terjadi di luar bursa agar mendapatkan kepastian kurs atau suku bunga sehingga nilainya akan tetap sama selama kontrak berlangsung.

Contoh transaksi derivatif yang biasa dilakukan adalah interest rate swap yang dikaitkan dengan nilai atau harga apapun yang cenderung fluktuatif.

Hal ini dilakukan secara simultan dengan bank yang sama dan pada tingkat premi atau diskon dan kurs yang telah dibuat dan disepakati pada tanggal transaksi dilakukan.

 

Risiko Gagal Bayar pada Kontrak Forward

Definisi Kontrak Forward

Kontrak serah merupakan transaksi yang didasari atas persetujuan kedua pihak untuk menjual dan membeli aset pada waktu yang ditentukan. Transaksi ini diikuti dengan penyerahan barang sesuai dengan waktu dan spesifikasi yang disetujui.

Umumnya transaksi dilakukan dengan tujuan hedging atau lindung nilai untuk mengantisipasi perubahan harga di masa depan. Selain itu ada pula yang bertransaksi untuk memperoleh keuntungan dari selisih harga jual beli atau disebut speculator.

Kontrak serah sebenarnya tidak hanya dilakukan pada produk komoditas saja. Melainkan juga mencakup transaksi perdagangan valuta asing fisik.

Menilai Kontrak Forward

Nilai kontrak serah biasanya berubah ketika nilai dasar aset (underlying) berubah. Jika kontrak menyatakan bahwa pembeli perlu membayar US$1.000 terhadap 500 karung gandum namun harga pasar turun ke US$600 per 500 karung maka penjual menerima keuntungan tambahan sebesar US$400.

Salah satu kelemahan kontrak serah yaitu dalam hal keamanan. Karena transaksi dilakukan di luar bursa dan sesuai perjanjian penjual serta pembeli, maka rentan terjadi manipulasi harga.

Cara Kerja

Secara umum ada 2 kelompok utama yang melakukan transaksi kontrak serah, yaitu hedger dan speculator. Hedger membutuhkan barang fisik tersebut untuk menjaga nilai harga produk di masa depan. Bisa jadi ia membutuhkan produk untuk bahan baku produksi bisnisnya dan menjaga kenaikan biaya produksi melalui hedging.

Sedangkan speculator tidak benar-benar membutuhkan barangnya. Ia fokus pada selisih harga jual beli saja. Sehingga kontrak ini lebih menarik dan diminati oleh golongan hedger.

Contoh:

Sang petani baru saja panen raya terhadap padi yang ditanamnya. Dalam 1 tahun ke depan ia khawatir bahwa padi tersebut akan turun harga dan membuatnya merugi.

Lalu ia menjual padi tersebut di harga US$10 per karung. Jika ternyata harga tersebut justru naik, petani merugi atas selisih harga jualnya. Sedangkan jika harganya benar turun maka sang petani memperoleh selisih harga dari yang ia jual.

Risiko yang dihadapi

Cakupan pasar kontrak serah ini terus bertumbuh dari waktu ke waktu. Meski transaksi futures yang paling sering dilakukan, namun berbagai perusahaan besar melakukan transaksi serah untuk lindung nilai dari fluktuasi biaya produksi.

Selain komoditas mereka juga melakukan lindung nilai pada instrumen mata uang asing untuk terlindungi dari risiko perubahan nilai suku bunga.

Dibandingkan futures, kontrak serah memiliki lebih banyak risiko. Pertama karena transaksinya dilakukan di luar pengawasan bursa berjangka sehingga penjual dan pembeli bisa meminta berbagai spesifikasi produk sesuai keinginan mereka. Selain itu transaksi dilakukan pada tanggal perjanjian sebelum barang benar-benar diserahkan. Sehingga ada kemungkinan salah satu pihak gagal memberikan uang/barang sesuai kesepakatan.

Di sisi lain karena transaksi tidak dilakukan secara market to market, maka terjadi selisih harga yang jauh antara kontrak serah dan pasar spot. Kontrak serah umumnya dilakukan oleh pihak yang benar-benar membutuhkan barang tersebut secara fisik dalam tujuan utama hedging. Hedging dilakukan untuk menjaga kestabilan biaya produksi.

Untuk mengurangi risiko gagal bayar pada kontrak forward, pihak yang terlibat sering menggunakan berbagai strategi, termasuk evaluasi risiko kredit, penggunaan jaminan, dan diversifikasi risiko. Selain itu, beberapa lembaga keuangan juga menawarkan produk derivatif seperti swap risiko kredit untuk mengelola risiko gagal bayar ini. Tetapi, penting untuk diingat bahwa risiko gagal bayar tidak bisa sepenuhnya dihilangkan dan perlu dielola dengan hati-hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun