Mohon tunggu...
Salam Wafi
Salam Wafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Manajemen Keuangan Syari'ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Pegiat Futsal dan Sepakbola disamping kesibukan di perkuliahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Risiko Gagal Bayar pada Kontrak Derivatif (Forward Contract)

21 Maret 2024   10:00 Diperbarui: 21 Maret 2024   10:12 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Umumnya transaksi dilakukan dengan tujuan hedging atau lindung nilai untuk mengantisipasi perubahan harga di masa depan. Selain itu ada pula yang bertransaksi untuk memperoleh keuntungan dari selisih harga jual beli atau disebut speculator.

Kontrak serah sebenarnya tidak hanya dilakukan pada produk komoditas saja. Melainkan juga mencakup transaksi perdagangan valuta asing fisik.

Menilai Kontrak Forward

Nilai kontrak serah biasanya berubah ketika nilai dasar aset (underlying) berubah. Jika kontrak menyatakan bahwa pembeli perlu membayar US$1.000 terhadap 500 karung gandum namun harga pasar turun ke US$600 per 500 karung maka penjual menerima keuntungan tambahan sebesar US$400.

Salah satu kelemahan kontrak serah yaitu dalam hal keamanan. Karena transaksi dilakukan di luar bursa dan sesuai perjanjian penjual serta pembeli, maka rentan terjadi manipulasi harga.

Cara Kerja


Secara umum ada 2 kelompok utama yang melakukan transaksi kontrak serah, yaitu hedger dan speculator. Hedger membutuhkan barang fisik tersebut untuk menjaga nilai harga produk di masa depan. Bisa jadi ia membutuhkan produk untuk bahan baku produksi bisnisnya dan menjaga kenaikan biaya produksi melalui hedging.

Sedangkan speculator tidak benar-benar membutuhkan barangnya. Ia fokus pada selisih harga jual beli saja. Sehingga kontrak ini lebih menarik dan diminati oleh golongan hedger.

Contoh:

Sang petani baru saja panen raya terhadap padi yang ditanamnya. Dalam 1 tahun ke depan ia khawatir bahwa padi tersebut akan turun harga dan membuatnya merugi.

Lalu ia menjual padi tersebut di harga US$10 per karung. Jika ternyata harga tersebut justru naik, petani merugi atas selisih harga jualnya. Sedangkan jika harganya benar turun maka sang petani memperoleh selisih harga dari yang ia jual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun