Satu hari sebelum mengajar saya sibuk mempersiapkan alat peraga berupa pupuk organik cair, herbisida nabati, beberapa biji jenis sayuran dan buah, tanah humus, kompos, dan mulsa organik. Semua saya siapkan semaksimal mungkin, tak lupa identitas petani pada umumnya yaitu topi caping petani.
Dan Tibalah Waktunya....
Saya berangkat dari rumah pukul 5.45 pagi dengan motor bebek yang saya miliki, saya membutuhkan 1,5 jam untuk tiba disekolah SD tersebut. Jam 7 teng  saya akhirnya sampai, kawan kawan yang lain telah lebih dulu sampai, beberapa datang sesudah saya.  Kelas pertama yang saya masuki adalah kelas VIA. Semua mesem mesem melihat saya saat masuk kelas dengan topi petani, bahkan ada yang candai saya "mau nyangkol dimana pak??? saya hanya tersenyum menanggapinya. Dengan senyuman saya sapa mereka..."selamat pagi adik adik" ,"selamat pagi pak...." jawab mereka serempak. Sayapun kemudian memperkenalkan diri. A sampai Z saya perkenalkan diri saya, tak terasa sudah 5 menit, kemudian saya lanjutkan masuk kepokok masalah,  saya cerita panjang lebar tentang petani dan urban garden yang saya lakukan, tak lupa saya ajak anak anak mengenal pupuk organik dan pestisida nabati yang dapat dibuat sendiri karena bahannya ada di sekitar kita. Kawan kawan yang mau tau bahan dan cara buat pestisida nabati dan pupuk organik cari aja di mbah google ya...nanti kepanjangan ceritanya atau datang langsung ke rumah saya...hehehehehe.

Tak terasa detik berganti menit, menit berganti jam, dari satu kelas ke kelas lain kami lakukan bergantian, semua kelas memiliki keasyikan masing masing serta tingkat kesulitan yang berbeda beda, tentu menjadi hal yang menarik untuk kami terus bisa berimprovisasi dan mencuri perhatian dari para peserta didik. Â Tangan saya selalu keringatan semua perasaan jadi satu termasuk rasa bangga berada di tengah tengah mereka.
Banyak hal yang luar biasa saya rasakan saat mengajar, diantaranya saat saya mengajar di kelas I dan kelas II, Asli semua rencana tidak berjalan, anak anak lebih banyak bermain dan bertanya, sampai meminta menulis kata dan lain sebagainya. Â Saya berbincang dengan guru mereka usai keluar dari dua kelas tersebut. Ternyata tak mudah menjadi guru bagi anak anak seusia mereka, membutuhkan tingkat kesabaran yang tinggi, serta pandai pandai dalam mencuri perhatian.

Ada dua kelas yang lebih tenang dan lebih fokus yaitu kelas VI. Dikelas ini semua yang dipersiapkan berjalan sesuai rencana. Pesan yang saya saya bawa semua tersampaikan. Adahal yang paling saya ingat dimana adik adik dari kelas enam ini terbawa suasana. Â Beberapa diantara mereka sempat meneteskan air mata dan menangis. Â Tau kenapa mereka menangis? Â Saat itu saya bercerita tentang masa kecil saya hingga menamatkan pendidikan. Â Saya bercerita tentang masa SD saya yang harus pergi kesekolah pagi pagi sekali, karena berjalan 6 km, melintasi sawah, sehingga baju saya basah karena kena embun dan berwarna kehijauan karena terkena bunga padi, berbekal tiwul sebagai bontot makan siang. Â Baju yang saya pakai merupakan pemberian orang, sepatu saya sepatu apek apek dan sudah koyak, celana yang saya gunakan tempel tempel hingga dikatakan celana kacamata oleh teman teman saya kala itu.
saya juga ceritakan masa saya masih MTs (setara SMP), saya harus berangkat pagi pagi dan membawa kerupuk yang dititipkan ke kedai kedai yang saya jumpai, serta menjual kue didalam kelas untuk dan uangnya saya tabung untuk membantu orangtua saya dan membiyayai sekolah saya.

Dimasa SMA juga saya ceritakan kepada anak anak, dimana saya harus berjuang keras dengan menjadi pengamen di kafe kafe disekitaran jalan pandu, asrama haji , dan di daerah johor. Â Hingga akhirnya saya mendapatkan Bea siswa untuk menamatkan pendidikan SMA saya. Pada akhirnya saya lulus dan menjadi salah satu siswa yang lulus dengan nilai terbaik disekolah tersebut dimasa itu. Â Kegiatan mengamen saya lanjutkan hinnga saya melanjutkan ke perguruan tinggi, tak terasa 5 tahun saya menyandang predikat sebagai pengamen. Saya kuliah juga karena Beasiswa untuk siswa yang berprestasi...dan akhirnya saya tamat dengan nilai yang baik pula