Mohon tunggu...
salahudin tunjung seta
salahudin tunjung seta Mohon Tunggu... Administrasi - Individu Pembelajar

Mohon tinggalkan jejak berupa rating dan komentar. Mari saling menguntungkan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Negara, Transportasi, dan Lingkungan

14 Desember 2018   00:52 Diperbarui: 14 Desember 2018   01:41 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akses transportasi dan keamanan publik wajib hukumnya untuk direalisasikan oleh negara, terutama kali bagi negara yang mengaku sebagai welfare state. Sebuah angan-angan yang tidak terlalu muluk-muluk oleh masyarakat Indonesia adalah adanya jaminan transportasi yang aman dan akses jalan yang ramah bagi segala moda transportasi). 

Dalam dunia yang semakin runyam ini, konflik kepentingan mencuat tak ada habisnya, sajian televisi hanya berisi berita politik, politikus saling "senggol". Isu lingkungan sudah menjadi headline bertahun-tahun lalu, namun kiranya pemerintah seperti kurang ada niatan untuk fokus disitu. Kita seakan-akan peduli, padahal hanya ketika ada tragedi, setelah itu lupa. Satu kejadian beberapa minggu yang lalu, seekor paus terdampar dalam kondisi mati dan ditemukan sampah plastik, kayu dan lain sebagainya di dalam tubuh. 

Hingga kini kebijakan terkait penggunaan plastik di negeri ini pun belum jelas. Satu hal yang sudah menjadi isu dunia dari jauh beberapa tahun yang lalu adalah isu perubahan iklim, menipisnya ozon, produksi emisi bahan bakar yang terlalu tinggi. Namun di Indonesia, pemerintah belum ada langkah yang bijak dalam menangani hal ini. 

Kita hanya merasa peduli, ketika sesaat isu tersebut didengungkan di media-media arus utama, setalah lama berlalu kita akan lupa, hal itu berulang hingga tragedi terjadi kembali dan kita seakan-akan kembali peduli.

Indonesia dengan wilayah yang cukup luas, dan penduduk yang cukup padat serta dalam era kekinian menuntut mobilisasi individu yang cukup tinggi, tidak menjadi sesuatu yang aneh, negara harus memenuhi moda transportasi massal yang aman serta terintegrasi, tentu saja dapat memenuhi kebutuhan akses masyarakat secara umum. Disisi lain hal ini menjadi satu nafas terkait kepedulian negara terhadap isu lingkungan dengan membuat masyarakat beralih menuju transportasi massal.

Satu permasalahan kedepan ketika memang transportasi umum telah mumpuni, adalah budaya masyarakat. Masyarakat Indonesia dengan tingkat konsumtif yang cukup tinggi, tidak dapat dengan mudah beralih ke moda transportasi umum. 

Di era saat ini kita sangat mudah menemukan seseorang yang terlampau sering berganti-ganti kendaraan pribadi, atau satu keluarga yang memiliki lebih dari satu mobil. Tidak kita pungkiri, Indonesia adalah negara pasar. Masyarakat Indonesia sudah terbiasa menjadi konsumen, terutama kali dalam hal kendaraan pribadi. 

Berapa banyak pabrikan otomitif luar negeri ada di Indonesia, dan dari berapa banyaknya pabrikan tersebut aktif memproduksi tipe-tipe baru tiap tahunnya, dan tiap tahunnya selalu laku keras. 

Bisa kita lihat sekarang di kota bahkan kabupaten kecil pun hampir tiap persimpangan jalan raya, akan terlihat pemandangan padat merayapnya kendaraan-kendaraan pribadi. Memang hal seperti ini dikarenakan kurang tersedianya transportasi massal yang terintegrasi, namun apakah masyarakat Indonesia dengan "kegagapannya" akan siap menghadapi era dimana harus beralih ke transportasi massal?

Regulasi pemerintah yang terlalu longgar mengakibatkan masyarakat Indonesia menjadi memiliki budaya konsumtif yang tinggi, tidak ada batasan penggunaan kendaraan pribadi, batasan peredaran produk dan lain sebagainya. 

Hal ini menjadi penting ketika memang pemerintah sungguh-sungguh berniat mengarahkan masyarakat menjadi tidak ketergantungan dengan kendaraan pribadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun